Mengkampanyekan diri agar terpilih sebagai legislator jelas memakan biaya yang tidak kecil. Akibat dananya tersedot untuk kampanye, ada caleg yang menunggak pembayaran uang SPP anaknya hingga dua bulan.
Caleg tersebut adalah Budiman Sudjatmiko dari PDIP. Mantan pentolan PRD ini sudah mengeluarkan dana seratusan juta rupiah untuk membiayai berbagai kegiatan kampanyenya demi terpilih dalam Pemilu 2009.
"Sampai sekarang saya sudah habis Rp 160 juta. Yang jelas (kondisi ekonomi) saya sederhana, dua bulan ini saya belum bisa bayar SPP anak," ungkap dia dalam diskusi antarcaleg mantan aktivis, di kawasan Senen, Jakarta, Minggu (1/2/2009).
Pengakuan sebagaicaleg yang miskin datang dari Ahmad Wakil Kamal. Namun demikian caleg PPP untuk dapil Madura ini toh sanggup membiayai kegiatan kampanye yang hingga kini sudah mencapai total Rp 50 juta.
"Saya miskin bila dibandingcaleg lainnya, tapi saya punya NPWP," kata pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.
Pernyataan tidak bergelimang harta juga datang dari Iwan Dwi Laksono. Separuh dari biayacaleg dari PKB untuk dapil Jatim II yang masih tinggal di kamar kost di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini ditanggung oleh pihak keluarga besarnya.
"Saya sudah keluar Rp 7 juta, yang Rp 3 juta dari ibu saya. Tapi itu dalam bentuk kalender, bukan uang tunai," ujarcaleg yang asetnya hanya sebuah lemari pakaian dan DVD player ini.
Kondisi keuangan terkini Asep Supri yang paling parah.Caleg PAN untuk dapil Jabar II mengaku sudah sampai pada tingkat tekor gara-gara menggelontorkan dana puluhan juta rupiah untuk berkampanye.
"Saya sudah keluar Rp 75 juta, total kekayaan saya Rp 50 juta," kata dia.
Caleg tersebut adalah Budiman Sudjatmiko dari PDIP. Mantan pentolan PRD ini sudah mengeluarkan dana seratusan juta rupiah untuk membiayai berbagai kegiatan kampanyenya demi terpilih dalam Pemilu 2009.
"Sampai sekarang saya sudah habis Rp 160 juta. Yang jelas (kondisi ekonomi) saya sederhana, dua bulan ini saya belum bisa bayar SPP anak," ungkap dia dalam diskusi antar
Pengakuan sebagai
"Saya miskin bila dibanding
Pernyataan tidak bergelimang harta juga datang dari Iwan Dwi Laksono. Separuh dari biaya
"Saya sudah keluar Rp 7 juta, yang Rp 3 juta dari ibu saya. Tapi itu dalam bentuk kalender, bukan uang tunai," ujar
Kondisi keuangan terkini Asep Supri yang paling parah.
"Saya sudah keluar Rp 75 juta, total kekayaan saya Rp 50 juta," kata dia.