Google Inc. merilis versi terbaru Google Earth yang memungkinkan penggunanya menjelajah sampai ke dasar laut, melayang ke permukaan Mars, dan mengamati perubahan muka Bumi dari waktu ke waktu. Fitur terbaru ini menandai upgrade yang dilakukan secara signifikan terhadap Google Earth, program perangkat lunak populer penyediakan akses informasi geografi dunia melalui peta-peta digital, citra satelit dan mesin pencari.
Google Earth 5.0 dirilis di California Academy of Sciences di San Francisco, Amerika Serikat, Senin waktu setempat. Hadir dalam acara itu diantaranya bekas wakil presiden Amerika Serikat, Al Gore, yang bicara tentang kapasitas Google untuk ikut mendidik publik tentang pemanasan global, pengasaman samudera, penderitaan Bumi lainnya.
Sejak diluncurkan 2005 lalu, Google Earth telah diunduh lebih dari 500 juta kali. Perangkat lunak itu tersedia graitis di situs Google. Para peneliti dan yang lainnya bisa saja mendapatkan program yang lebih bertenaga asalkan mau membayar US$ 400.
John Hanke, Direktur Google Earth dan Google Maps, mengatakan, ide untuk menambah cakupan samudera muncul tiga tahun lalu. Saat itu banyak ilmuwan mengkritik kenapa Google tak membuatnya padahal air menutup hampir tiga per empat muka Bumi.
Kini keinginan itu diwujudkan. Para pengguna bisa 'menceburkan diri' ke dasar samudera, mengeksplorasi gambar-gambar tiga dimensi dan melihat artikel dan tayangan video tentang kelautan yang disumbang para ilmuwan di organisasi seperti National Geographic Society.
Dengan Google Mars 3D, pengguna juga bisa melihat citra tiga dimensi dari permukaan Mars yang dihasilkan satelit dalam ekspedisi NASA. “Ini jelas bukan sekadar untuk bersenang-senang,” kata Eric Schmidt, Google Chief Executive. “Ini adalah platform untuk riset dan pengetahuan serta secara literal memahami masa depan dunia.”
Google Earth 5.0 dirilis di California Academy of Sciences di San Francisco, Amerika Serikat, Senin waktu setempat. Hadir dalam acara itu diantaranya bekas wakil presiden Amerika Serikat, Al Gore, yang bicara tentang kapasitas Google untuk ikut mendidik publik tentang pemanasan global, pengasaman samudera, penderitaan Bumi lainnya.
Sejak diluncurkan 2005 lalu, Google Earth telah diunduh lebih dari 500 juta kali. Perangkat lunak itu tersedia graitis di situs Google. Para peneliti dan yang lainnya bisa saja mendapatkan program yang lebih bertenaga asalkan mau membayar US$ 400.
John Hanke, Direktur Google Earth dan Google Maps, mengatakan, ide untuk menambah cakupan samudera muncul tiga tahun lalu. Saat itu banyak ilmuwan mengkritik kenapa Google tak membuatnya padahal air menutup hampir tiga per empat muka Bumi.
Kini keinginan itu diwujudkan. Para pengguna bisa 'menceburkan diri' ke dasar samudera, mengeksplorasi gambar-gambar tiga dimensi dan melihat artikel dan tayangan video tentang kelautan yang disumbang para ilmuwan di organisasi seperti National Geographic Society.
Dengan Google Mars 3D, pengguna juga bisa melihat citra tiga dimensi dari permukaan Mars yang dihasilkan satelit dalam ekspedisi NASA. “Ini jelas bukan sekadar untuk bersenang-senang,” kata Eric Schmidt, Google Chief Executive. “Ini adalah platform untuk riset dan pengetahuan serta secara literal memahami masa depan dunia.”