Kebetulan Ivan punya Honda Mega Pro, maka kendaraan tersebut dikirim ke rumah modifikasi Tauco Custom (TC) untuk diubah menjadi Evo 6. "Pusing gue, kalau mirip banget ama Evo 6 kan ribet dan pasti mahal. Pakai pro-arm segala,"ujar Topo Goedhel Atmodjo dari TC yang pantang menolak tantangan.
Hasilnya, dengan mengadopsi komponen dari empat merek motor, Honda Mego Pro telah berubah wujud menjadi Evo 6. Ivan pun kini bisa tidur nyenyak.
Gemuk dan padat
Ciri khas dari Evo 6 terpancar dari tangki dan tutup mesin. Dua sektor ini bisa diakalin Topo, terkecuali lengan ayun (swing-arm), desainnya muri karya TC. Untuk tangki bahan bakar, Topo bisa menciptakan mirip konsepnya yang tidak membulat, tapi ramping.
"Di kanan kirinya ada lekukan sehingga bisa membuat kaki enak menjepit," cerita Ivan. Karya Topo palilng nyeleneh di cover mesin bagian atas. kalau aslinya membentuk pipa knalpot dari mesin enam silinder, Tapo menirunya sebagai mesin selinder tunggal. "Pipanya terpotong dan hanya menempel. Sekilas mirip aslinya sih," bangga builder yang kini ikutan balap skubek.
Pemakaian atribut ini terkesan motor tampak berat di depan dan disadari oleh Topo. Makanya ia membuat swing arm yang besar. Selain itu, knalpot didesain untuk mendapatkan efek penyeimbang bodi depan dan belakang. "Meski pendek, tapi gemuk dan padat," bela Topo.
Lantaran tampilan bodi sudah berubah jadi lebih kekar dan adanya pemakaian bahan pelat dalam memodifikasi, tenaga standar di motor pasti keteter. Agar bisa tetap ngacir, solusinya melakukan bore up.
Pada dapur pacu, Topo memasang piston Yamaha Scorpio yang berdiameter 70 mm. penggantiannya ini membuat kapasitas mesin terdongkrak menjadi 222,3 cc. Untuk karburator dipakai yang model racing, yakni Keihin PE 28.
Karena motor konsep, tampilan harus terkesan modern dan Topo ingin kesan itu ada di kreasinya. Makanya, seperti spidometer dipakai yang berkesan up to date. Peranti digital ini tambah keren jika penempatannya pasa dan lebih menarik.