Home
»
Kismis
»
Kismis: Penumpang wanita di pancoran
Kejadiannya sendiri dialami oleh kakek saya sekitar akhir tahun tujuh puluhan. Ketika itu daerah pancoran belum seramai sekarang, struktur jalannya sendiri masih sederhana hanya perempatan dengan model memutar dengan patung pancoran di tengah-tengah.
Kakek saya ketika itu masih bekerja di walikota Jakarta di daerah blok M. Selepas pulang kerja (sore hari) dengan menggunakan mobil jaman itu yang bentuknya khas seperti kotak sabun, kakek tidak langsung pulang kerumah namun ia pergi menjenguk salah seorang teman yang sedang sakit di rumah temannya tersebut (di daerah kebayoran lama) dan baru pulang sekitar habis Magrib.
Singkat cerita perjalanan pulang kerumah yang di daerah Tebet tinggal sedikit lagi. Sekitar pukul 7 malam kakek sampai di daerah pancoran. Pantung pancoran sendiri sudah terlihat didepan, namun dari arah depan pula ia melihat seorang wanita dengan pakaian yang biasa (bukan putih seperti kuntilanak) namun berambut ikal panjang sedang melambaikan tangan menyetop mobil dengan tangannya, seperti ingin menumpang. Kakek berhenti dan membuka kaca, perempuan tersebut tersenyum sambil mengatakan ia ingin menumpang sampai depan. Kakek menanyakan tujuan si perempuan mengingat perjalanan kakek hanya tinggal 1 km lagi untuk sampai ke rumah. Si perempuan mengatakan bahwa tujuannya juga tidak begitu jauh.
Disini belum terlihat hal yang janggal namun ketika kakek membuka pintu samping yang berada disampingnya dan mempersilahkan perempuan itu untuk masuk ke dalam mobil si perempuan menolak dengan alasan ia hanya ingin menumpang dari luar. kakek bingung dan mencoba menawarkan tumpangan lagi kali ini untuk duduk dikursi belakang, namun anehnya ia pun menolaknya dan menjelaskan hal yang sama seperti ketika kakek menawarkan tumpangan pertamakali.
Di sini perempuan itu mulai menunjukkan keanehan dengan cara mulai memalingkan badannya membelakangi kakek. Kakek mulai menyadari keanehan tersebut dan mengatakan kepada wanita tersebut silahkan jika memang ingin menumpang tetapi jangan mengganggu. Lalu kakek menutup pintu dan jendela mobil, lalu mulai menjalankan mobil menuju rumah.. dan benar saja ketika mobil baru berjalan perempuan itu melayang disamping mobil dengn rambut panjangnya berkibar2 menutupi wajahnya... sepanjang perjalanan ia benar2 melayang dengan tatapan lurus kedepan namun muka perempuan tersebut tertutup oleh rambut panjangnya. Kira2 setelah 500m (ket kakek jika diumpamakan saat ini jarak perempuan naik itu adalah dari sebelum patung pancoran sampai di RS tebet,,, *saat itu Rs tebet belum dibangun*) dia terbang melewati kap depan mobil menuju salah satu pohon besar dan menghilang.
Sampai dirumah, nenek yang saat kakek datang membukakan pintu dan ketika mobil masuk ke garasi nenek mengatakan mencium bau harum bunga melati yang menyengat dari mobil dan menanyakannya kepada kakek. namun kakek tidak mau membuat takut, sehingga baru keesokan harinya ia menceritakan kejadian tersebut pada orang rumah terutama nenek.