Jam Mekkah dan Nasionalisme Kita - Dukungan untuk Menara Jam Mekkah sebagai titik nol waktu internasional (MMT) menggantikan Greenwich Mean Time (GMT) muncul dari berbagai kalangan di Indonesia. Tidak hanya membuat dukungan melalui facebook, Ketua Muahamdyah berikut MUI pun dengan jelas mendukung tujuan diberdirinya Menara jam tersebut.
Bagi Arab Saudai Jam itu dibangun dimakkah karena dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Dimana makkah diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik maka lebih tepat dijadikan sebagai titik nol waktu internasional.
Menurut para ahli bahwa penggesaran GMT menjadi MMT akan sangat sulit karena penaggalan akan berubah dan tentunya akan berdampak buruk bagi kehidupan terutama dibidang teknologi.Memindahkan acuan waktu GMT ke MMT butuh kesepakatan internasional, karena bergesernya titik nol akan mengubah bujur 0 derajat pula.
Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya muslim, tentunya suatu kebanggan bila kota suci agama kita menjadi acuan, akan tetapi sebagai warga negara indonesia kita juga tentunya tidak terlepas dari tanggung jawab kita sebagai warga negara.
Belajar dari Jam Mekkah, mengapa kita begitu antusias mendukung GMT menjadi MMT, padahal perubahan itu bukan masalah hubungan manusia dengan Maha Kuasa (agama) melainkan cita-cita negara arab saudi.
Seharusnya jam tersebut menjadi pukulan bagi kita sebagai sesama negara yang berpenduduk muslim. Apa yang telah dapat kita berikan pada dunia untuk kita banggakan sebagai bangsa dan negara Indonesia ? Jawabnya tidak ada...
Yang ada kita cuma merusak yang selama ini kita banggakan. Kerukunan umat beragama yang diakui dan dikagumi dunia internsional, kini berubah menjadi negara anarkis, Pengerusakan rumah ibadah, pelarangan beribadah, politisasi agama menjadi sampah yang mengotori mata dunia internasional.
Ini sangat berbeda dengan jam Mekkah yang ada diluar sana. Kita langsung mendukung, tetapi saudara/i sebangsa dan setanah air kita sakiti. Kita seharusnya bertanya apakah Negara yang kita dukung juga nanti mendukung kita ? Ingat bagaimana TKW kita diperlakukan begitu keji. WNI yang naik haji ditelantarkan.
Apakah sekarang menjadi umat telah menjadi no 1 dan menjadi Warga Negara Indonesia menjadi No berapa ? Yang pasti no 2 pun tidak, karena Korupsi masih merajalela di bumi pertiwi ini.(don)