Tak dapat dipungkiri berkembangnya dunia hiburan membuat banyak mimpi para perempuan, terutama yang berparas cantik untuk cepat mencapai 'bintang' dengan menjadi artis atau bintang iklan di televisi.
Dengan menjadi artis sinetron mereka membayangkan akan mudah mendapat uang banyak dan hidup glamor di Jakarta.
Menjamurnya tayangan sinetron di hampir seluruh stasiun televisi yang menjual cerita cinta dan kesedihan makin menambah semangat para perempuan cantik itu untuk berbondong-bondong belajar akting. Tujuannya tak lain adalah hasil instan untuk mendapat peran di sebuah tayangan sinetron.
Sejumlah televisi swasta pun tak mau ketinggalan dengan membuat acara reality show untuk menjaring calon artis. Managemen artis yang ada kebanjiran foto yang dikirim para calon untuk dapat mengikuti casting oleh stasiun televisi atau production house (PH) yang akan membuat tayangan sinetron.
Namun kenyataannya mimpi-mimpi indah itu banyak yang di luar kenyataan. Para perempuan cantik yang sudah keburu masuk managemen artis banyak kecele, ternyata imbalan atau honor yang mereka terima tidak seperti yang mereka bayangkan.
Hidup glamor dengan memakai baju-baju dan perhiasan mahal serta bermerek hanya tinggal impian saja. Honor yang mereka terima ternyata hanya cukup untuk beli bedak, biaya makan atau ongkos pulang pergi syuting saja.
Bahkan kadang-kadang honor yang tak seberapa itu suka terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayarkan oleh managemen artis.
Inilah mungkin yang membuat para artis sinetron itu side job dengan menjadi peneman karaoke para pejabat atau lelaki berduit.
Untuk urusan menemani karaoke itu, tips yang mereka cukup lumayan, ada pejabat yang memberikan tips sampai Rp5 juta untuk sekali menemani karaoke saja. Bagi pejabat tentu uang segitu tak ada artinya dibandingkan gengsi dan kesenangan bernyanyi sambil di temani oartis sinetron yang hanya dilihat melalui tayangan televisi atau infotainmen.
Bagi yang ambisius untuk hidup mewah, para artis sinetron ini bahkan ada yang sampai mengencani lelaki berduit untuk mengeruk harta sebanyak mungkin. Triknya dari shopping date sampai plesir ke mancanegara.
Suatu sore di sebuah mal elit di dekat Bundaran Hotel Indonesia seorang gadis cantik yang juga pemain sinetron, bahkan presenter di acara infotainmen menggandeng seroang pria perlente yang mengenakan jam bermerek dan cincin berlian.
Bukan hanya bintang sinetron itu yang saya kenal baik, tetapi yang membuat saya terperangah juga, pria yang bersama artis sinetron saya pun mengenalnya cukup akrab. Bahkan beberapa kali kami satu meja di kafe dan bahkan pernah dugem bersama.
Setelah basa basi sebentar, saya, lihat kedua pasangan itu masuk ke counter baju bermerek, kemudian keluar membawa tas belanja besar. Setelah itu mereka berjalan dan masuk lagi ke counter jam mewah, dan tak berapa lama keluar lagi dengan membawa tentengan tas.
Artis sinetron yang bernama Vit itu bernaung di bawah managemen artis yang cukup ternama di Jakarta. Karena itu heran juga, dengan saya dengan Vit yang cantiik, muda, dan terkenal mau berpacaran dengan lakor (laki orang) yang sudah berumur pula.
"Yang penting happy, Mas. Honor main sinetron kan nggak seberapa. Mana bisa buat beli jam ini," ujar Vit suatu sore sambil menunjukkan jam Cartier ketika saya menemuinya di sebuah kafe di mal kawasan Senayan.
Menurut Vit, selain memacari lelaki berduit, ia juga sering menemani tamu-tamu karaoke. Biasanya tamu-tamu itu pejabat daerah, misalnya bupati atau gubernur yang datang ke Jakarta.
Dalam mencari pasangan cinta itu, Vit, mengaku tidak menerima order melalui telepon atau GM, tetapi dari temen yang kenal dengan pejabat atau lelaki yang berduit, tapi ingin berkencan dengan artis.
"Gue udah dijanjiin mau dibeliin mobil CRV baru, Mas, asal mau jadi pacarnya. Ya, pasti gue mau, dong," kata Vit lagi sambil menghisap rokok mentolnya.
Vit yang wajahnya sering sebagai cover di berbagai tabloid hiburan di Jakarta, mengaku, tidak tertarik berpacaran dengan teman-teman pemain sinetron.
"Yah gue khan tau, berapa honor yang diterima, belum lagi gosipnya ngeladenin wartawan infotainmen, capeeek Mas. Mendingan kaya gini, hidup gue happy, mau baju atau perhiasan yang gue suka tinggal nunjuk," kata Vit.
Menurut Vit, dia sudah beberapa kali diajak pergi berkencan ke luar negeri seperti Singapore, Thailand, dan Hong Kong.
"Uang yang gue dapet lumayan, selain bisa untuk hidup senang di Jakarta, sebagian gue bisa bantu keluarga di kampung, membiayai adik-adik kuliah. Yah hidup di Jakarta ini khan kejam, Mas. Jadi mesti pintar-pintar cari uang, nggak bisa ngandalin hidup jadi artis " urainya.
Dengan menjadi artis sinetron mereka membayangkan akan mudah mendapat uang banyak dan hidup glamor di Jakarta.
Menjamurnya tayangan sinetron di hampir seluruh stasiun televisi yang menjual cerita cinta dan kesedihan makin menambah semangat para perempuan cantik itu untuk berbondong-bondong belajar akting. Tujuannya tak lain adalah hasil instan untuk mendapat peran di sebuah tayangan sinetron.
Sejumlah televisi swasta pun tak mau ketinggalan dengan membuat acara reality show untuk menjaring calon artis. Managemen artis yang ada kebanjiran foto yang dikirim para calon untuk dapat mengikuti casting oleh stasiun televisi atau production house (PH) yang akan membuat tayangan sinetron.
Namun kenyataannya mimpi-mimpi indah itu banyak yang di luar kenyataan. Para perempuan cantik yang sudah keburu masuk managemen artis banyak kecele, ternyata imbalan atau honor yang mereka terima tidak seperti yang mereka bayangkan.
Hidup glamor dengan memakai baju-baju dan perhiasan mahal serta bermerek hanya tinggal impian saja. Honor yang mereka terima ternyata hanya cukup untuk beli bedak, biaya makan atau ongkos pulang pergi syuting saja.
Bahkan kadang-kadang honor yang tak seberapa itu suka terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayarkan oleh managemen artis.
Inilah mungkin yang membuat para artis sinetron itu side job dengan menjadi peneman karaoke para pejabat atau lelaki berduit.
Untuk urusan menemani karaoke itu, tips yang mereka cukup lumayan, ada pejabat yang memberikan tips sampai Rp5 juta untuk sekali menemani karaoke saja. Bagi pejabat tentu uang segitu tak ada artinya dibandingkan gengsi dan kesenangan bernyanyi sambil di temani oartis sinetron yang hanya dilihat melalui tayangan televisi atau infotainmen.
Bagi yang ambisius untuk hidup mewah, para artis sinetron ini bahkan ada yang sampai mengencani lelaki berduit untuk mengeruk harta sebanyak mungkin. Triknya dari shopping date sampai plesir ke mancanegara.
Suatu sore di sebuah mal elit di dekat Bundaran Hotel Indonesia seorang gadis cantik yang juga pemain sinetron, bahkan presenter di acara infotainmen menggandeng seroang pria perlente yang mengenakan jam bermerek dan cincin berlian.
Bukan hanya bintang sinetron itu yang saya kenal baik, tetapi yang membuat saya terperangah juga, pria yang bersama artis sinetron saya pun mengenalnya cukup akrab. Bahkan beberapa kali kami satu meja di kafe dan bahkan pernah dugem bersama.
Setelah basa basi sebentar, saya, lihat kedua pasangan itu masuk ke counter baju bermerek, kemudian keluar membawa tas belanja besar. Setelah itu mereka berjalan dan masuk lagi ke counter jam mewah, dan tak berapa lama keluar lagi dengan membawa tentengan tas.
Artis sinetron yang bernama Vit itu bernaung di bawah managemen artis yang cukup ternama di Jakarta. Karena itu heran juga, dengan saya dengan Vit yang cantiik, muda, dan terkenal mau berpacaran dengan lakor (laki orang) yang sudah berumur pula.
"Yang penting happy, Mas. Honor main sinetron kan nggak seberapa. Mana bisa buat beli jam ini," ujar Vit suatu sore sambil menunjukkan jam Cartier ketika saya menemuinya di sebuah kafe di mal kawasan Senayan.
Menurut Vit, selain memacari lelaki berduit, ia juga sering menemani tamu-tamu karaoke. Biasanya tamu-tamu itu pejabat daerah, misalnya bupati atau gubernur yang datang ke Jakarta.
Dalam mencari pasangan cinta itu, Vit, mengaku tidak menerima order melalui telepon atau GM, tetapi dari temen yang kenal dengan pejabat atau lelaki yang berduit, tapi ingin berkencan dengan artis.
"Gue udah dijanjiin mau dibeliin mobil CRV baru, Mas, asal mau jadi pacarnya. Ya, pasti gue mau, dong," kata Vit lagi sambil menghisap rokok mentolnya.
Vit yang wajahnya sering sebagai cover di berbagai tabloid hiburan di Jakarta, mengaku, tidak tertarik berpacaran dengan teman-teman pemain sinetron.
"Yah gue khan tau, berapa honor yang diterima, belum lagi gosipnya ngeladenin wartawan infotainmen, capeeek Mas. Mendingan kaya gini, hidup gue happy, mau baju atau perhiasan yang gue suka tinggal nunjuk," kata Vit.
Menurut Vit, dia sudah beberapa kali diajak pergi berkencan ke luar negeri seperti Singapore, Thailand, dan Hong Kong.
"Uang yang gue dapet lumayan, selain bisa untuk hidup senang di Jakarta, sebagian gue bisa bantu keluarga di kampung, membiayai adik-adik kuliah. Yah hidup di Jakarta ini khan kejam, Mas. Jadi mesti pintar-pintar cari uang, nggak bisa ngandalin hidup jadi artis " urainya.