Kamis, 26 Januari 2012

Semua Hal Mengenai Depresi



Kekecewaan yang mendalam dan terus terbenam dalam benak sangat berpotensi menimbulkan depresi. Siapapun, dari golongan atau ras manapun dan usia berapa pun sangat mungkin mengalami depresi.
Pengalaman buruk, pengalaman yang mengecewakan, kehilangan suatu hal baik yang bersifat abstrak maupun konkrit berpotensi menimbulkan depresi. Kecelakaan, kehilangan barang yang disayang, kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, mengalami tuduhan negatif seperti dituduh maling atau menghamili anak orang, kehilangan seseorang yang dicintai akibat meninggal, umumnya memunculkan rasa kecewa.

Meski ada suatu takaran ilmiah, namun batasan depresi mungkin tidak dapat dirumuskan secara pasti. Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefinisikan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik. 
Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefinisikan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik.
Komponen psikologis dapat disebutkan antara lain rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan, dll. Sedangan komponen somatik, seperti anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau rasa dingin, tekanan darah dan nadi menurun.

Dalam psikologi, depresi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis gangguan mental. American Psychiatric Association memberi batasan gangguan mental sebagai gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan keadaan distres atau gejala yang menyakitkan.

Sementara itu, depresi sebagai salah satu bagian dari gangguan jiwa diberi batasan sebagai rasa sakit yang mendalam atas terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga memunculkan perasaan putus asa, tidak ada harapan, sedih, kecewa, dengan ditandai adanya perlambatan gerak dan fungsi tubuh.

Secara umum depresi terbagi atas tiga jenis yaitu normal grief reaction, endogenous depression dan neurotic depression.

Kehilangan sesuatu atau seseorang bisa
menyebabkan depresi exogenus
Normal grief reaction disebut sebagai reaksi normal atas kehilangan. Jenis ini dapat disebut juga sebagai exogenous atau depresi aktif. Depresi ini terjadi berasal dari faktor luar. Biasanya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang seperti misalnya pensiun, meninggalnya seseorang yang dikasihi dan dicintai.

Faktor penyebab yang berasal dari dalam namun belum jelas sumbernya dapat disebut sebagai endegenous depression. Gangguan hormonal, gangguan fisik pada organ tubuh seperti gangguan otak atau susunan syaraf. Munculnya gangguan ini seringkali secara pelahan dan bertahap.

Neurotic depression atau depresi neurotik terjadi jika depresi reaktif tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemasan yang telah berlangsung lama.


Depresi endegenous dapat menimpa semua umur, tidak terkecuali anak-anak

Menemukan penyebab depresi tidaklah mudah. Sejumlah penyebab dapat muncul dan berlangsung pada saat yang sama. Umumnya, kehilangan disebut sebagai penyebab terbanyak terjadinya depresi. Dapat disebutkan empat macam kehilangan yaitu kehilangan abstrak, kehilangan konkrit, kehilangan khayali dan kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang.

Kehilangan abstrak dapat disebutkan seperti misalnya kehilangan harga diri, kehilangan kasih sayang, harapan, ambisi, dan lain-lain. Kehilangan konkrit antara lain kehilangan orang yang disayang, kehilangan barang, kehilangan hewan peliharaan, dan lain-lain.

Sedangkan kehilangan khayali berupa kehilangan yang bersifat khayal seperti merasa tidak disukai dan diterima dalam suatu lingkungan, merasa dipergunjingkan orang. Sementara itu, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti misalnya menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, menunggu pengumuman kelulusan, dan sebagainya.

Kehilangan konkrit
Namun, beberapa gejala dapat dikenali sebagai pencetus dan penyerta depresi. Secara fisik mengalami gangguan seperti gerakan menjadi lamban, tidak dapat tidur nyenyak, nafsu makan berkurang, gairah seksual dapat menurun dan meningkat secara tiba-tiba atau malahan hilang sama sekali, pusing, mulut terasa kering, jantung berdebar cepat, dan lain-lain.

Gejala lain depresi dapat disebut seperti misalnya kehilangan perspektif hidup. Pandangan hidup, pandangan terhadap pekerjaan, pandangan terhadap keluarga menjadi kabur. Umumnya, pandangan terhadap dunia cenderung melihat sebagai suatu kekalahan, kerugian dan penghinaan. Pada diri cenderung menganggap diri kurang baik, tidak layak dan tidak berharga. Terhadap masa depan dirasakan penuh kesukaran, kerugian dan frustasi.

Perasaan yang sering berubah dan sulit dikendalikan dikenali juga sebagai gejala depresi. Perasaan putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah, sering muncul tidak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati.

Seseorang menderita depresi dapat ditandai dari gejala psikologis yang ada seperti kehilangan harga diri dari orang lain, ingin melarikan diri dari masalah dan muncul perasaan yang sangat peka. Bahkan penderita depresi yang akut muncul pikiran dilusi yang sangat merugikan. Dilusi berupa pertanyaan kecemasan seperti seseorang akan membunuh saya, seseorang akan meracuni saya, dan lain sebagainya.


Berdoa adalah suatu wujud kerendah-hatian kita dalam rangka hidup berserah menurut kehendak Tuhan

Terlepas dari semua itu, janji Tuhan atas hidup setiap kita sangatlah jelas. Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan yang selalu mulus dan baik-baik saja. Namun Tuhan menjanjikan saat hidup kita bergejolak, Tuhan telah menyediakan jawaban dan jalan keluarnya. Jadi, sebelum depresi menimpa Anda, ingatlah Tuhan telah menyiapkan jalan keluar atas segala permasalahan hidup Anda.
.
.

◄ Newer Post Older Post ►