Di Amerika pada tahun 1950-an, pada musim panas para orang tua dihinggapi kecemasan, karena ribuan anak terserang penyakit yang menyebabkan kelumpuhan, poliomyelitis atau polio. Melalui penelitian selama bertahun-tahun, Dr. Jonas Salk berhasil mengembangkan vaksin untuk mencegah penyakit ini.
Jonas Salk dilahirkan di New York pada tanggal 28 Oktober 1914. Orang tuanya adalah imigran Rusia yang walaupun mereka sendiri kurang mendapatkan pendidikan formal, mereka bertekad bahwa anak-anak mereka sukses dan mendorong mereka belajar dengan tekun.
Jonas adalah anak pertama dalam keluarganya yang pergi kuliah. Ia mula-mula belajar ilmu hukum, namun kemudian tertarik pada bidang kedokteran. Ketika belajar ilmu kedokteran, ia diajak untuk meneliti influenza. Virus penyebab flu baru saja ditemukan dan Jonas tertarik untuk mempelajari apakah virus flu dapat dilemahkan dan justeru memberikan kekebalan terhadap penyakit itu. Jonas berhasil dalam percobaan itu, yang menjadi dasar dalam penelitiannya terhadap penyakit polio.
Setelah menyelesaikan kuliah kedokteran, Jonas kembali meneliti influenza. Perang Dunia kedua dimulai, dan para ahli kesehatan mengkhawatirkan munculnya kembali wabah flu. Pada awal Perang Dunia pertama pada tahun 1919, wabah flu menewaskan jutaan orang. Pengembangan vaksin flu berhasil mengendalikan penyebaran flu sehingga tidak terjadi lagi wabah.
Pada tahun 1947, Jonas mulai mengembangkan vaksin polio, dan mengabdikan dirinya dalam penelitian selama delapan tahun. Pada tahun 1955, usahanya berhasil. Percobaan vaksin polio terhadap manusia berhasil melindungi orang yang menerima vaksin dari penyakit polio. Ia bisa saja mempatenkan vaksin itu dan mendapatkan keuntungan, namun ia tidak melakukannya. Ia hanya ingin vaksin itu disebarkan seluas mungkin.
Vaksin Jonas Salk terdiri dari virus polio yang dimatikan dan mempunyai kemampuan memberikan kekebalan. Beberapa tahun kemudian dikembangkan vaksin yang dibuat dari virus polio hidup dan dapat diberikan dengan cara diminum. Vaksin polio Jonas diberikan dengan suntikan. Kemudian, ditemukan beberapa bukti bahwa vaksin dari virus polio yang dimatikan tidak berhasil memberikan kekebalan total terhadap polio. Di Amerika Serikat kemudian dipilih untuk menggunakan vaksin yang diminum. Sayangnya, pemberian virus hidup ini justeru menyebabkan beberapa pasien terkena polio.
Di negara-negara yang tetap menggunakan vaksin Salk, infeksi penyakit polio telah sangat berkurang.
Pada tahun 1963 Jonas Salk mendirikan the Jonas Salk Institute for Biological Studies, sebuah lembaga penelitian kedokteran dan sains. Jonas melanjutkan melakukan penelitian dan menerbitkan buku, beberapa di antara ditulisnya bekerja sama dengan putera-puteranya yang juga ahli kedokteran.