Selasa, 12 Juli 2011

The Suicide Dog

Anjing Bunuh Diri Ditinggal Mati Anaknya

Rasa sedih bila kehilangan rupanya bisa menimpa seekor anjing. Di China, seekor anjing betina diduga bunuh diri karena sedih yang teramat dalam akibat kematian bayinya yang baru lahir beberapa hari. Kejadian mengharukan ini terjadi di kota Xinyi, provinsi Guangdong, China pada 20 November 2009 (MediaIndonesia).

Seekor anjing betina milik penduduk setempat nekat bunuh diri dengan cara terjun dari sebuah bangunan berlantai 3 di kota tersebut. Empat hari sebelumnya yakni 16 November 2009, induk anjing ini kehilangan bayi yang baru dilahirkan di awal bulan November. Akibat kematian bayinya, anjing betina itu sangat terpukul dan sedih.

Menurut keterangan penduduk, anjing betina ini memanjat atap sebuah bangunan berlantai tiga pada tengah malam dan kemudian melompat yang membuatnya langsung tewas. Sebelum peristiwa itu, penduduk juga mengatakan kalau anjing betina itu sudah diam saja dan tidak ada selera untuk hidup bahkan sudah berhenti makan setelah kematian bayinya (Xinhua).

Sedih dan Malu, Membuat Anjing Bunuh Diri

Anjing mastiff Tibet
Kisah induk anjing yang bunuh diri di Guandong merupakan kisah anjing ‘unik’ dari negeri tirai bambu. Setahun sebelumnya yakni tahun 2008, seekor anjing mastiff Tibet di Prov Zhejiang-China juga melakukan bunuh diri setelah dipermalukan majikannya. Anjing ini diduga merasa harganya dirinya terusik setelah dipukul oleh majikannya di depan anjing lain.

Insiden memilukan ini terjadi di Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang. Setelah dipukul oleh majikannya, anjing itu menggigit lidahnya sendiri hingga mati. Si pemilik yang hanya disebut nama keluarganya, Pan, mengaku memukuli anjingnya karena berkelahi dengan anjing tetangga. Maksudnya untuk memberi pelajaran pada si anjing.

“Saya merasa sangat menyesal,” kata Pan setelah kejadian itu. “Teman saya yang telah memelihara anjing mastiff Tibet selama 20 tahun memberitahu saya bahwa hewan tersebut adalah rajanya semua anjing dan memiliki rasa kebanggaan diri yang sangat kuat,” katanya. “Jika Anda memukuli anjing mastiff di hadapan anjing lain, hewan itu merasa malu dan akan bunuh diri untuk mempertahankan martabatnya,” katanya (Kompas).

Berdasarkan penelusuran saya di wikipedia, anjing dari klan Mastiff Tibet dipelihara sebagai penjaga karena galak dan berani (kuat). Selain cerdas (bisa dilatih), anjing ini dikenal ‘keras kepala’. Dalam salah surat kabar di Nepal disebutkan bahwa dua ekor anjing jenis Mastiff ini mampu membunuh (anak) harimau yang berusaha memangsa domba majikannya.

Ternyata Hewan pun Bunuh Diri Saat Frustasi!!

Hewan bunuh diri??? Mungkinkah?? Mampukah?? Selama ini kata bunuh diri hanya diasosiasikan pada manusia semata, padahal dalam sejarahnya ternyata hewan-hewan pun melakukan bunuh diri saat putus asa. Memang bunuh diri di kalangan hewan masih kontroversi dan ini telah terjadi sejak beratus tahun lalu. Di kalangan para ahli, muncul pendapat saling bertentangan seputar kemampuan hewan untuk melakukan bunuh diri.

Penelitian mengungkapkan bahwa hewan pun memiliki kemampuan bunuh diri dikala merasa depresi atau putus asa. Sebuah studi tentang sejarah hewan bunuh diri baru-baru ini diungkap dalam jurnal Endeavor. Dikatakan, pada tahun 1800 an terjadi peristiwa dimana seekor anjing Newfoundland mencoba menenggelamkan diri berkali-kali karena depresi. Dan, akhirnya usaha anjing ini berhasil, dia mati tenggelam.


Diungkap juga tentang induk kucing yang bunuh diri setelah kematian dua anaknya, juga kisah rusa yang melarikan diri karena kejaran gerombolan anjing. Ketika ia merasa terjepit, dia memilih menerjunkan diri di jurang ketimbang menjadi mangsa kawanan anjing. Lalu diungkap juga kutu daun kacang yang menghancurkan diri ketika terancam kepik. Begitu juga gurita yang menggigit dirinya sendiri sampai mati dalam situasi terjepit. (webecoist.com)

Pesan Moral

Ada pesan moral yang menarik dari kisah induk anjing maupun kisah anjing mastiff Tibet ini. Anjing mastiff Tibet memiliki harga diri yang tinggi layaknya pejabat Jepang atau Korea Selatan yang bunuh diri jika telah melakukan kesalahan atau korupsi.

Sedangkan, kisah induk anjing yang bunuh diri karena kehilangan bayinya merupakan pelajaran yang sangat berarti bagi kita sebagai manusia yang memiliki rasio dan sifat manusiawi. Seekor anjing saja memiliki tanggung jawab dan ‘cinta’ yang begitu besar kepada sang anak. Kisah induk anjing ini tentu cukup langka, yang mana ia sampai berhenti makan setelah melihat anaknya mati meninggalkan dirinya. Berbicara tentang ‘kepedulian’ induk kepada anaknya, hampir semua induk hewan akan menjaga dan memelihara anaknya dengan segenap fisik dan ‘jiwa’-nya. Sebut saja induk ayam atau anjing yang akan ‘bertarung’ atau menyerang ke siapapun/apapun bila mengusik anak-anaknya.

Kisah induk anjing cukup kontras dengan sikap ibu-ibu muda yang membuang bahkan membunuhnya bayinya (terutama bayi yang born by accident). Berikut ini saya hanya akan mencuplik 3 berita saja mengenai ibu yang rela membuang dan membunuh bayi kandungnya.
  • Indosiar-Samarinda, 2006 : Sulimah, warga Samarinda nekad membuang bayi laki-laki yang baru dilahirkannya hidup-hidup karena takut aibtnya terbongkar. Sulimah mengakui melahirkan bayinya dari hasil hubungan diluar nikah dengan pacarnya Faizal. Ia membuangnya karena takut kalau kehamilannya diketahui oleh kedua orangtua serta para tetangganya.
  • Detik -Malang, 2009 : Ngantini, seorang ibu tega membunuh bayi diduga hasil hubungan gelap. Selain faktor itu, diduga alasan ekonomi turut membuat Ngantini tega menghabisi anak kandungnya.
  • Poskota-Sukabumi, 2009 : Maesaroh (34 tahun) janda warga Kampung Palasari, Desa Sudajaya Girang, Kabupaten Sukabumi nekad membunuh anak yang baru dilahirkannya. Bayi yang dibunuh merupakan hasil hubungan gelapnya dengan Superli, 37, seorang pria berkeluarga, warga Kampung Cibaraja – Sukabumi.
  • TVOne-Takalar, 2009 : SE (40 tahun) seorang ibu yang mengaku telah membunuh bayinya karena malu kepada warga sekitar rumahnya karena merupakan hasil hubungan gelapnya dengan seorang pemuda berinisial Ma. SE merupakan warga Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. SE membunuh bayinya dengan cara cara mencekiknya sebanyak dua kali, kemudian dibungkus menggunakan kantong plastik hitam sebelum dibuang ke sungai.
Semoga manusia bisa belajar untuk menjadi ‘manusia’. Semoga manusia memiliki rasa cinta dan tanggung jawab bahwa nyawa seorang manusia sangat berarti. Dan mestinya, manusia bisa berempati juga pada hewan bahwa mereka juga memiliki kepekaan dan kesedihan, bilamana anggota keluarganya ‘dimatikan’ oleh manusia. (bunglon.net)
.
.
◄ Newer Post Older Post ►