“Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.”
Kemarin (5/6/2011) sekitar jam 5 sore, gara-gara telat nonton offroad Djarum Super yang sudah keburu selesai tinggal penyerahan hadiah, akhirnya barengan si bro alias Bagus meluncur ke Matahari Gramedia, disana ada nemuin buku bagus banget, judulnya Saga no Gabai Baachan yang translate-annya kira-kira bunyinya begini: "Nenek Hebat dari Saga". Harganya kalau ga salah sekitar 34ribuan, termasuk buku bagus tapi murah. Setidaknya apa yang kamu dapetin dari isinya (nilai moralnya) lebih dari sekedar uang 34ribuan itu tadi, bahkan ga bisa dinilai dengan uang.
Sebuah kisah yang mengharukan, membuat trenyuh sekaligus lucu..
Buat yang penasaran silahkan dibaca sinopsisnya di bawah ini, kalau mau cerita komplitnya ya tentu saja beli bukunya hehe..
Saga no Gabai Baachan (Nenek Hebat dari Saga)
by Yoshichi Shimada, Indah S. Pratidina (Translator), Mikihiro Moriyama (Koord. Penerjemah/Mentor). Penerbit : Kansha Books. Cetakan : I, April 2011. Tebal : 245 halaman.
“Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita."
Demikianlah kira-kira inti dari buku ini. Buku kecil yang bersahaja ini merupakan kisah nyata dari penggalan kehidupan penulisnya, Akihiro Tokunaga atau kini dikenal dengan nama Yosichi Shimada (61 thn) selama ia tinggal bersama neneknya di kota kecil Saga setelah Hiroshima dijatuhi bom atom oleh sekutu.
Dengan ide-ide cemerlang sang nenek, kehidupan selalu mereka jalani penuh tawa. Sulit memang, tapi menarik dan mengasyikkan. Namun waktu terus berjalan dan tibalah hari ketika Akihiro harus mengambil keputusan. Dia harus memilih antara nenek dan Saga yang dia cintai atau mengejar mimpi-mimpinya.
Diterjemahkan langsung dari Bahasa Jepang oleh Indah S. Pratidina, buku ini akan membuat kita tersenyum, terenyuh, dan mungkin berpikir ulang tentang nilai-nilai kesederhanaan.
***
Movie si Nenek Saga |
***
"Saga no Gabai Baachan mampu membuat para pembaca tersentuh sekaligus kagum akan kekuatan seorang nenek dalam membesarkan cucunya. Sangat direkomendasikan bagi para ”anak-nenek” dan semua orang yang rindu pada sosok seorang nenek."
— Cynthia (editor Majalah Animonster)
"If you wanna be happy, be happy NOW. Itulah prinsip Nenek Osano yang luar biasa. Novel ini seru, kaya nuansa (bikin terenyuh, lucu, mengharukan), mampu mengaduk-aduk emosi pembaca dan yang pasti akan membangkitkan kebahagiaan."
—Arvan Pradiansyah (Narasumber Talkshow “Smart Happiness” di SmartFM Network)
"Membaca buku kecil ini mengajak kita menoleh sejenak ke negara lain untuk melihat negara sendiri dan bersyukur merayakan kesederhanaan yang masih kita miliki."
—Diana S. Nugroho (The Japan Foundation)
~“Keluarga kita miskin yang ceria!” kata Nenek yang selalu tertawa. Dia tidak pernah membiarkan dirinya dikalahkan keadaan dan sungguh selalu tampak bahagia.
~“Berhentilah mengeluh “panas” atau "dingin”. Musim panas berutang budi pada musim dingin, demikian juga sebaliknya.”
~“Sampai mati, manusia harus punya mimpi! Kalaupun tidak terkabul, bagaimanapun itu kan cuma mimpi.”
.
.
Sebuah buku yang mengingatkanku pada Si Mbah dulu yang sayang padaku, dan juga sebuah film (setelah mengingat2 dengan susah payah) yang judulnya The Way Home sebuah film yang sangat bagus dari Korea produksi tahun 2002, saat itu aku menontonnya di salah satu televisi swasta. Memiliki alur, plot dan tema yang hampir sama dengan kisah Nenek dari Saga. Mengharukan sampai menitikan air mata seperti pengecut saja mengikuti jalan ceritanya. Bercerita tentang tentang seorang cucu yang di titipkan kepada neneknya di desa sementara sang ibu pergi mencari pekerjaan di Seoul.
Game si Nenek Sa |
Sang cucu yang tak terbiasa dengan kehidupan di desa yang terpencil,di tengah hutan bahkan tak ada listrik yang menerangi, di tambah lagi sang nenek yang sudah renta dan bisu tak jadi membuat sang cucu senang dan satu2nya hiburan yang ada adalah game boy yang dibawanya dari kota..
Sebagai anak-anak kita kadang menyepelekan, tidak menyadari betapa penting keberadaan mereka, sampai pada akhirnya mereka tiada, barulah saat itu kita merasakannya, merasakan arti penting mereka disisi kita, di kehidupan kita...
Cuplikan "The Way Home" dari YouTube:
The Way Home (집으로 -- Jibeuro) directed by Lee Jeong-hyang, 2002.
.
.