Orang Eropa menyebut tanaman yang satu ini dengan Madagascar palm atau palem dari Madagaskar. Tentu saja hal ini salah kaprah. Sesungguhnya tanaman hias Pachypodium masih terhitung kerabat dekat tanaman Adenium. Hal ini karena Family Apocynaceae memiliki tiga genera (genus) yang dapat digolongkan sebagai tanaman sukulen, yaitu Adenium, Pachypodium dan Plumeria (pohon Kamboja).
Bukanlah suatu yang aneh bila penampakan morfologis dari tumbuhan Pachypodium ini sangat menyerupai sekali dengan Adenium, mulai dari daun,batang,ataupun bunganya. Namun dalam hal fisiologis serta dalam beberapa hal lainnya, tumbuhan Pachypodium mempunyai sifat khusus tersendiri yang membedakannya dengan Adenium.
Dahulu.. klasifikasi untuk tanaman Pachypodium sempat jadi bahan diskusi dalam genus tumbuhan mana ia harus digolongkan. Ada beberapa ahli yang menggolongkan tanaman purba ini masuk kudalam genus Echites sementara para peneliti lain beranggapan bahwa tanaman ini sebaiknya diklasifikasikan dalam genus berbeda atau masuk kedalam genus baru.
Pada tahun 1830, atas inisiatif Leandley, tanaman Pachypodium disepakati untuk digolongkan sebagai genus unik terpisah dari genus Echites, yaitu genus Pachypodium. Perdebatan masih terus berlanjut seputar spesies-spesies unik Pachypodium yang ditemukan di belahan selatan benua Afrika.
Di tahun 1892, Seorang ilmuwan Baker menemukan bahwa jenis spesies yang unik sebetulnya banyak ditemukan di benua kuno,(Pulau Madagaskar) dan pada akhirnya riset mengenai tanaman Pachypodium terfokus pada spesies-spesies yang berada di Pulau Madagaskar sampai pada awal tahun 1907 ilmuwan yang bernama Constantin dan Bois, peneliti tanaman mulai membuat monograf pertama (peta lokasi habitat dan persebaran spesies-spesies Pachypodium lengkap dengan klasifikasinya) yang saat itu sudah ditemukan sekitar 17 spesies Pachypodium (10 spesies berasal dari Madagaskar,7 lainnya dari berbagai lokasi di benua Afrika).
Monograf yang dibuat oleh Constantin dan Bois mirip dengan monograf Alexander von Humboldt, seorang ahli biologi yang pernah membuat monograf berbagai jenis flora dan fauna yang ada di kepulauan Pulau Galapagos, seperti yang pernah dilakukan pula oleh Charles Darwin untuk berbagai spesies flora dan fauna yang ada di Pulau Galapagos. Bahkan Pulau Madagaskar dipercaya lebih mempunyai keanekaragaman flora dan fauna dibanding Pulau Galapagos yang sama-sama merupakan sisa-sisa peninggalan atau pecahan benua kuno.