Helmi dalam keterangannya menyampaikan, tujuannya melakukan kunjungan kerja di Lamongan adalah untuk belajar mengenai pengelolaan perikanan. Hal itu terutama karena Lamongan dan Paser memiliki banyak kemiripan dalam kegiatan perikanan.
Diungkapkannya, volume produksi perikanan di Paser didominasi perikanan laut seperti halnya Lamongan. “Lebih dari 90 persen volume produksi perikanan di Paser berasal dari laut. Meski demikian, perikanan darat juga terus menunjukkan peningkatan produksi, “ ujarnya. “Peningkatan itu, terutama karena sudah semakin banyak wilayah di Paser yang memiliki areal tambak. Kemiripan inilah yang membuat kami ingin melakukan studi terkait perikanan di Lamongan, “lanjutnya.
Sekkab Nurroso kepada Helmi mengatakan produksi perikanan Lamongan adalah yang terbesar di Jatim. Produksi perikanan tangkap tahun lalu mencapai lebih dari 62 ribu ton. “Tingginya produksi ikan tangkap di Lamongan ini sehingga membuat pelabuhan nusantara Brondong akan ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Samudera. Diantaranya dengan membangun pelabuhan dan tempat pelelangan ikan yang baru dan lebih besar dari sebelumnya, “ ungkapnya.
“Sejumlah regulasi juga sudah dibuat untuk mengatur industri perikanan tangkap di Lamongan, “ lanjut dia. Diantaranya disebutkannya Perda nomor 27 tahun 2010 tentang Retribusi Ijin Usaha Perikanan. Juga Perda nomor 19 tahun 2010 Retribusi tentang Tempat Pelelangan Ikan.