بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Apakah Senyum itu?
Apakah senyum itu? Dalam Fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terbentuk oleh karena meregangnya otot-otot terutama di dekat kedua ujung mulut. Senyum itu bisa juga di sekitar mata. Dalam Psikologi, senyum adalah respon impuls ke beberapa situasi yang akibatnya membawa kita kembali ke keadaan emosional stabil (yang satu ini saya ciptakan sendiri). Salah satu cara yang lebih untuk mendefinisikan senyum adalah, suatu cara untuk menyambut setiap orang atau hal atau situasi dalam hidup. (Senyum bisa juga adalah ekpresi keadaan jiwa seseorang / adm ^^)
Senyum : Sesuatu yang Alamiah
Banyak orang berpikir bahwa seseorang belajar untuk tersenyum saat ia belajar untuk berbicara. Tetapi ada bukti seorang bayi tersenyum di dalam rahim seorang ibu. Lihat link ini [http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/3105580.stm]. Juga kita tahu bahwa orang buta tersenyum juga, sehingga membuktikan senyum yang diajarkan secara alamiah sama juga halnya dengan menangis. Seorang bayi datang ke dunia ini sudah menyadari bagaimana seni untuk menangis.
Nabi SAW, Beliau adalah orang yang paling banyak Tersenyum
Abdullah bin Haarith, radhiyallahu Allahu 'anhu, berkata,
“Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih banyak tersenyum selain Rasulullah.” (Riwayat At-Tirmidzi)
Jarir bin Abdullah, radhiyallahu Allahu 'anhu, menceritakan,
“Sejak aku masuk Islam, Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah menghalangiku dan tidaklah beliau memandangiku melainkan sambil tersenyum.” (Shahih Muslim).
Tidakkah kita Tersenyum?
Mengapa kita justru berhemat dengan senyum kita, sedangkan Tauladan Kita (Nabi SAW) saja banyak-banyak tersenyum? Kita melihat dan beranggapan bahwa orang-orang yang beragama cenderung memiliki wajah serius, mereka tidak tersenyum. Saya sering mendengar orang yang berkaitan langsung dengan kehidupan beragama (semacam ulama, penganut agama, dsb) dalam kehidupan mereka, mereka sangat jarang sekali atau bahkan sulit untuk tersenyum sepanjang hidup mereka. Mari kita mengubah konsep ini. Mari kita mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad (SAW). Islam tidak melarang atau memberatkan kita untuk tersenyum bahkan mendorong dan menganjurkan untuk melakukan tindakan tersebut. Ini cukup untuk memberi kita alasan untuk tersenyum. Sehingga dengan tersenyum itu bisa mempercantik wajah Anda. Jarak terkecil antara dua orang adalah senyum, bagaimana kita bisa mempererat jalinan antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Mengapa kita justru berhemat dengan senyum kita, sedangkan Tauladan Kita (Nabi SAW) saja banyak-banyak tersenyum? Kita melihat dan beranggapan bahwa orang-orang yang beragama cenderung memiliki wajah serius, mereka tidak tersenyum. Saya sering mendengar orang yang berkaitan langsung dengan kehidupan beragama (semacam ulama, penganut agama, dsb) dalam kehidupan mereka, mereka sangat jarang sekali atau bahkan sulit untuk tersenyum sepanjang hidup mereka. Mari kita mengubah konsep ini. Mari kita mencontoh Kehidupan Nabi Muhammad (SAW). Islam tidak melarang atau memberatkan kita untuk tersenyum bahkan mendorong dan menganjurkan untuk melakukan tindakan tersebut. Ini cukup untuk memberi kita alasan untuk tersenyum. Sehingga dengan tersenyum itu bisa mempercantik wajah Anda. Jarak terkecil antara dua orang adalah senyum, bagaimana kita bisa mempererat jalinan antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Apa yang harus kita lakukan agar bisa Tersenyum?
Kita tidak harus memindahkan otot untuk tersenyum, tetapi senyum memiliki efek sangat besar. Senyum dapat memenangkan hati. Mengontrol situasi yang sangat tegang. Sebuah senyum akan melahirkan senyum yang lain. Tersenyumlah, maka dunia akan tersenyum pada Anda. Tersenyumlah kepada alam dan alam akan kembali tersenyum juga pada Anda. Senyum adalah cara yang baik untuk mengekspresikan kesenangan dan kebahagiaan. Tindakan 'berbicara' lebih keras daripada kata-kata. Tindakan lebih bisa bercerita banyak dan efektif. Ada kalanya pada saat tertentu Anda merasa begitu sulit untuk mengekspresikan kecintaan Anda. Senyum akan melakukan hal yang tepat untuk Anda. Seperti pepatah masyarakat Urdu (dalam bahasa Urdu):
Aansu chalak paray to kuch laj raeh gae
Azhaar e gham ka werna saleeka na tha mujhay
Azhaar e gham ka werna saleeka na tha mujhay
Artinya....?? :D
Kira-kira begini, entah benar atau salah, mohon Anda ralat:
"Air mata terjatuh telah menyelamatkan kehormatanku, dan oleh sebab itu ku tak tau bagaimana mengekspresikan penderitaanku."
*thks to Eddo translatenya, GBU... ;)
Senyum: Sebuah ajakan menuju Kebenaran
Senyum ibaratnya adalah cahaya yang menerobos sisi jendela yang memberitahu orang lain bahwa anda peduli, bahwa anda siap berbagi dengan orang lain. Semua orang menyukai tatanan masyarakat yang penuh Cinta dan Perdamaian. Islam mengajarkan kita untuk membangun basis masyarakat yang didasari penuh kecintaan dan ketulusan, tapi sayangnya terkadang kita tidak menghadirkan Islam dengan cara yang seharusnya tersebut. Nabi Muhammad (SAW) begitu baik dan penuh kasih. Siapa pun bisa datang dan berbicara tentang keluh kesah hatinya di hadapan Beliau (SAW). Senyum Beliau memiliki efek menenangkan hati semua orang. Kita harus mendasarkan masyarakat kita pada prinsip yang sama, cinta, kasih sayang dan ketulusan dan orang akan datang pada mereka dengan sendirinya. Mari kita mulai membangun masyarakat yang berramah tamah, suka tolong menolong dan suka berbagi senyum.
Senyum ibaratnya adalah cahaya yang menerobos sisi jendela yang memberitahu orang lain bahwa anda peduli, bahwa anda siap berbagi dengan orang lain. Semua orang menyukai tatanan masyarakat yang penuh Cinta dan Perdamaian. Islam mengajarkan kita untuk membangun basis masyarakat yang didasari penuh kecintaan dan ketulusan, tapi sayangnya terkadang kita tidak menghadirkan Islam dengan cara yang seharusnya tersebut. Nabi Muhammad (SAW) begitu baik dan penuh kasih. Siapa pun bisa datang dan berbicara tentang keluh kesah hatinya di hadapan Beliau (SAW). Senyum Beliau memiliki efek menenangkan hati semua orang. Kita harus mendasarkan masyarakat kita pada prinsip yang sama, cinta, kasih sayang dan ketulusan dan orang akan datang pada mereka dengan sendirinya. Mari kita mulai membangun masyarakat yang berramah tamah, suka tolong menolong dan suka berbagi senyum.
Perbanyaklah Tersenyum!
Nabi Muhammad SAW berkata,
Nabi Muhammad SAW berkata,
“Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tarmidzi).
Hadrat Ibnu Abbas (Allah senang dengan dia) menceritakan bahwa Nabi Suci (damai dan berkah Allah atasnya) mengamati:
"Keturunan saleh yang melemparkan tampilan tunggal kasih sayang pada orang tuanya menerima pahala dari Tuhan sama dengan pahala dari ibadah haji yang diterima." (Sahih Muslim)Jadi mengapa membuang waktu Anda dengan harus mengerutkan kening, ketika dengan tersenyum saja dapat memberi Anda cara untuk mengikuti sunnah, memenangkan hati orang lain, mendapatkan hal baik dan seperti memberi sedekah.
*Author : Muhammad Awais Tahir
.
.