Kapolres Bintan, AKBP YS Widodo membenarkan adanya insiden jatuhnya pesawat Cassa milik perusahaan jasa penyewaan pesawat SMAC pada hari Sabtu (12/2).
Menurutnya, pesawat tersebut sedang melakukan uji terbang dan lepas landas dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam, pukul 13.18 WIB. Jumlah awak pesawat sebanyak lima orang yang terdiri dari dua pilot dan tiga teknisi masing-masing Fadlul Karim (Pilot), Reza Bakalu (Co. Pilot), Syahrul Nasution (Teknisi), Sutanto dan Suroto.
Seluruh awak pesawat dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Pada saat evakuasi diketahui seluruh korban dalam kondisi terjepit badan pesawat sehingga menyulitkan proses evakuasi, bahkan seorang awak pesawat mengalami luka parah di bagian perutnya
Dari pantauan di lapangan, Pesawat jatuh dengan posisi bagian kabin depan menyusup ke tanah sedalam empat meter, selanjutnya pesawat patah sebanyak tiga bagian. Hingga saat ini penyebab jatuhnya pesawat tersebut belum diketahui. Sementara itu, Tim SAR masih mencari kotak hitam yang akan menjadi petunjuk insiden tersebut.
Proses evakuasi sendiri dilakukan Tim SAR bersama dengan kepolisian dan dibantu masyarakat setempat yang tinggal tak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat. Lokasi jatuhnya pesawat sendiri berada di pemukiman penduduk sehingga banyak warga yang datang ke lokasi kejadian sesaat pesawat jatuh.
Syamsul, warga Desa Kampel Bintan mengatakan jarak antara lokasi jatuhnya pesawat dengan pemukiman penduduk tidak lebih dari 500 meter. Sehingga ketika pesawat jatuh sempat mengejutkan warga sekitar, terlebih ledakannya yang membuat masyarakat penasaran.
“Warga sekitar langsung berbondong-bondong keluar rumah guna menyaksikan kejadian tersebut dari dekat,” katanya. Meski terdengar suara ledakan, pesawat tidak menimbulkan api karena lokasi jatuhnya berada di areal Lumpur.
Sementara itu, Badan Metereologi Geo dan Fisika (BMG) Hang Nadim Batam memastikan cuaca normal di wilayah Bintan pada saat Pesawat Cassa 212 tersebut jatuh, oleh karena itu, insiden jatuhnya pesawat bukan disebabkan oleh faktor cuaca.
Petugas BMG Batam, Agus mengatakan, kecepatan anggin pada saat pesawat jatuh yakni pukul 13.40 WIB sekitar 14 knot 25 kilometer per jam. Sedangkan kondisi awan tegolong normal dengan ketinggian dasar 1600.
Saat pesawat SMAC itu jatuh, ketinggiannya sekitar level 3000 kaki dari atas permukaan laut, bahkan jarak pandang sekitar 10 kilometer. Oleh karena itu, kecil kemungkinan pesawat itu jatuh akibat kondisi cuaca, karena cuaca dalam kondisi normal saat itu.
Evakuasi Korban
Jenazah Hendro Sutanto (59) salah satu Kru pesawat SMAC jenis Cassa yang jatuh di Desa Malang Rapat telah diterbangkan ke Jakarta. Hendro diketahui beralamat di Komplek Kodau V Jalan Gn Kalabat, Blok K No 3, Pondok Gede, Jakarta Timur, memiliki seorang istri dan dua orang anak.
Sementara itu, Suryantoro adik bungsu Hendro mengatakan, tidak memiliki firasat jika saudaranya itu mengalami kecelakaan dan meninggal.
"Saya gak punya firasat apa-apa sebelumnya, terakhir ketemu Minggu lalu tanggal 6, dia ke Batam untuk urusan dinas saja, kalau biasanya di Samarinda tapi stand bynya di Jakarta," kata Suryantoro.
Dikatakan, keluarga korban Atmuningsih (55) serta dua orang anak Sri Erina Dewi (29) dan Rangga Yuriatmanto (26) sudah mengiklaskan kepergian Hendro. Hendro sendiri rencananya akan disemayamkan di TPU Jaha, Pondok Gede.
Perusahaan Sabang Merauke Raya Air Charter merupakan sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Medan Sumatra Utara, Maskapai ini mengoperasikan penerbangan penumpang dan kargo domestik serta regional terjadwal dan charter. Basis utamanya terletak di Bandara Polonia Medan.
Maskapai ini didirikan dan memulai operasinya pada tahun 1969 melalui sebuah kerjasama usaha bersama dengan perusahaan Malaysia bernama MAC (Malaysia Air Charter). Pada tahun 1972 maskapai ini berpisah dari MAC dan mengambil namanya. Sahamnya sekarang dimiliki seluruhnya oleh Merpati Nusantara Airlines.(gus).