Selasa, 08 Maret 2011

Budidaya rotifera untuk pakan alami

Budidaya rotifera skala besar (HL) sebaiknya dilakukan dengan cara
panen harian yaitu sebagian hasil panen disisakan untuk bibit dalam
budidaya berikutnya (daily partial harvest). Sedangkan dilakukan
dengan cara panen penuh harian (batch harvest).
Kepadatan awal bibit (inokulum) sebaiknya lebih dari 30 individu/ml
dan jumlahnya disesuaikan dengan volume kultur, biasanya sepersepuluh dari volume wadah. Wadah pemeliharaan rotifer menggunakan tangki serat kaca volume 1-10 ton diletakkan terpisah jauh dari bak chrollela untuk mencegah kemungkinan mencemari kultur chlorella dan sebaiknya berata untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang dapat mempercepat pertumbuhan chlorella.






Keberhasilan budidaya rotifera berkaitan dengan ketersediaan chlorella
atau Tetraselmis yang merupakan makanannya. Sebaiknya perbandingan
jumlah chlorella dan rotifer berkisar 100.000 : 1 untuk mempertahankan
kepadatan rotifer 100 individu/ml. Pada kasus-kasus tertentu
perkembangan populasi rotifer dapat dipacu dengan penambahan air tawar
sampai 23 ppt. Apalagi jumlah chlorella tidak mencukupi dapat
digunakan ragi (yeast) pada dosis 30 mg/1.000.000 rotifer.

Panen rotifer dilakukan dengan cara membuka saluran pembuangan dan
sebelumnya telah disiapkan wadah penampungan serta jaringan yang
bermata jaring 60-70 mikro berukuran 40x40x50 cm, di bawah aliran
tersebut. Rotifer yang tertampung pada saringan dipindahkan ke wadah
lain dan dihitung kepadatannya per milimeter.

Pencatatan tentang perkembangan rotifer dilakukan secara teratur dan
berkala serta data hasil pengamatan dicatat untuk mengetahui
perkembangan populasi serta cermat dan untuk bahan pertimbangan
pemeliharaan berikutnya.
 
sumber http://www.agromaret.com/
◄ Newer Post Older Post ►