SBY Inginkan Penikaman Pendeta HKBP ? - Permasalahan HKBP Pondok timur, sudah berlangsung lama. HKBP Pondok timur disegel oleh Pemkot karena tidak memiliki izin Bangunan. Pihak Pengurus HKBP Pondok Timur pun dengan suka rela menaati dan mencoba mengurus IMB gereja mereka.
Sebelum IMB dikeluarkan, Para Jemaat berinisitif membuat kebaktian di Tanah yang nantinya akan dibangun gereja. Akan tetapi inisiatif mereka ternyata ditentang oleh segerombolan orang yang mengatas namakan "masyarakat" yang menyatakan dengan tegas mereka melarang beridirinya Gereja di daerah mereka.
Tindakan perlarangan yang dilakukan oleh "masyarakat" ini sangat menyalahi dan melanggar UUD 1945, dimana setiap Warga negara bebas memeluk dan menjalan agama dan kepercayaannya. Hak warga negara ini seharusnya dilindungi oleh negara agar rakyatnya dapat nyaman dan hak-haknya terpenuhi.
Sangat berbeda dengan apa yang dialami jemaat HKBP Pondok Timur. Hak-hak mereka sebagai warga negara dikebiri oleh "sekelompok orang", sewaktu melakukan ibadat mereka diusir paksa, bahkan terkadang mendapat pemukulan. Ironisnya pihak Pemko dan kepolisian kesannya membiarkan hal itu terjadi, hal ini dapat kita lihat dari kejadian yang terus berulang-ulang tanpa ada sebuah solusi. Kepolisian yang seharusnya sebagai tangan negara yang memberika kenyamanan kepada warga negara mendapatkan haknya, hanya diam melihat jemaat HKBP diusir dari peribadatan.
Kejadian yang melanggar hukum ini sudah dilaporkan oleh Jemaat HKBP pondok timur bersama TIM PEMBELA KEBEBASAAN BERAGAMA kepada Pihak kepolisian (MABES POLRI), Komnas HAM. Akan tetapi sampai saat ini belum ada kejelasan terhadap laporan tersebut.
Sementara itu pihak Komnas Ham sudah menyurati Presiden SBY, begitu juga Ephorus HKBP telah memeberikan press release, akan tetapi Presiden hanya menanggapi persoalan dengan pidato (retorika), yang juga hanya "Mengelus" tidak menyentuh akar persoalan.
Demonstrasi Juga telah dilakukan diberbagai daerah,dan puncaknya pad atanggal 16 Agustus 2010, para jemaat yang tergabung dalam beberpaa element melakukan aksi di depan istana presiden. Tetapi SBY sekali lagi hanya menaggapinya dengan dingin.
Begitu juga tuntutan-tuntutan elemen masyarkat lainya seperti Setara Institute juga telah memberikan usul supaya Kapolres Bekasi diganti, karena dianggap tidak mampu membeikan keamanan dan ketertiban bagi masyarakata dalam memenuhi haknya. Akan tetapi tidak digubris sama sekali.
Pada tanggal 10 September 2010 kemaren SBY memberikan pidato terhadap aksi Terry Jones yang hendak membakar Al quran. Pada pidatonya yang dihadiri tokoh lintas agama, Presiden SBY mengatakan bahwa tindakan pembakaran Al quran, dapat memicu diharmonisasi agama. SBY juga mengatakan bahwa Setiap agama harusnya menghormati satu dengan yang lain. SBY juga menyinggung bahwa Pengerusakan rumah ibadat di Indonesia agar dihentikan. Akan tetapi itu hanya pidato.
Pidato SBY ini ternyata dijawab dengen Penikaman warga negara Indonesia yang ingin beribadat menurut agama dan kepercayaannya, yaitu penikaman dan pemukulan pendeta dan jemaat HKBP Pondok timur.
Mendengar pristiwa ini, SBY bak seorang pahlawan langsung menyatakan Tangkap pelaku penikaman Pendeta HKBP, dan langsung menginstruksikan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dan Kepala Polri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dan jajaran ke tingkat Polres Metro Bekasi.
Presiden Yudhoyono menegaskan tak ada ruang bagi para pelaku tindak kekerasan di Indonesia. Tindak kekerasan atas dasar dan alasan apa pun, lanjutnya, tidak dapat ditoleransi. Pelaku pun mesti dipastikan mendapat sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan berlaku. Presiden memerintahkan, polisi mampu memastikan kejadian serupa tak terulang.
Melihat sikap SBY ini, kita ingin rasanya tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat iba, Mengapa begitu bodoh Presiden kita. Apakah pelajaran Sekolah Dasar saja Presiden kita tidak tamat ? Karena pada SD pernah diajarkan lebih baik mencegah dari pada mengobati, Sedia payung sebelum hujan. Akan tetapi Presiden kita yang satu ini Sakit dulu baru diobati, kehujanan dulu baru beli payung.
Ironisnya Presiden SBY seolah-olah menjadi betul-betul peduli dan prihatin padahal kejadian ini beleh saja dicegah oleh , akan tetapi mengapa tidak dilakukan ? Ataukah hal ini memang keingingan SBY ? agar dia seolah-olah menjadi pahlawan kebebasan beragama . Paling tidak metode ini masuk kategori Politik Pencitraan. (don)