Listirk Naik Rakyat Minta Pengertian Pemerintah - Permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar rakyat mengerti dan meneriman atas kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dengan alasan menyelamatkan perekonomian Indonesia menunjukan bahwa Pemerintahan SBY tidak berhasil dalam bidang ekonomi seperti selama ini di dengung-dengungkan.
Kebijakan menaikan TDL ini adalah bentuk ketidakmampuan pemerintahan SBY untuk mensejahterakan rakyat bahkan menjadikan rakyat sebagai sapi perahan.Perlindungan kepada masyarakat berpendapat rendah hanya angin surga menghembuskan api neraka dimana, kenaikan TDL ini tentunya akan membawa kenaikan juga bagi harga-harga sembako yang dibutuhkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, jadi dimana perlindunganya?
Menurut SBY keputusan pemerintah menaikkan TDL itu sudah diambil setelah melalui berbagai pertimbangan yang matang dan tidak gegabah dan ditujukan untuk kepentingan bersama. Salah satu pertimbangan kenaikan TDL menurut presiden adalah besarnya subsidi subsidi listrik dalam APBN 2010 mencapai Rp 55,1 triliun, Subsidi itu belum termasuk subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 90 triliun, subsidi pupuk, dan lain lain yang secara total mencapai Rp 210 triliun.
Penjelasan SBY diatas tidak beralasan, mengapa tidak gaji dan tunjangan pejabat saja dipotong atau diturunkan. Bahkan salah satu Menteri meminta rakyat jangan cemburu, seperti apa yang diucapkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Patrialis Akbar gembira gajinya sebagai pejabat negara naik 20 persen dari semula Rp 19,5 juta. Ia bahkan meminta agar masyarakat tidak cemburu.(detik.com)
Belum lagi para pejabat BUMN, kita ambil contoh Direktur BRI Sofyan Basir, Sofyan mendapat gaji 167/bulan dan mendapat tantiem sebesar Rp 6,036 miliar, tentunya hal ini tidak beda jauh dnegan perusahaan plat merah lainya.
Rakyat sudah cukup diminta pengertianya, sekarang kepada pemerintah saatnya untuk mengerti rakyat sebelum rakyat mengerti bahwa Revolusi adalah jalan satu-satunya, atau memisahkan diri dari NKRI. GAM dan GPM sudah cukup dijadikan tempat belajar.
Menurut SBY keputusan pemerintah menaikkan TDL itu sudah diambil setelah melalui berbagai pertimbangan yang matang dan tidak gegabah dan ditujukan untuk kepentingan bersama. Salah satu pertimbangan kenaikan TDL menurut presiden adalah besarnya subsidi subsidi listrik dalam APBN 2010 mencapai Rp 55,1 triliun, Subsidi itu belum termasuk subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 90 triliun, subsidi pupuk, dan lain lain yang secara total mencapai Rp 210 triliun.
Penjelasan SBY diatas tidak beralasan, mengapa tidak gaji dan tunjangan pejabat saja dipotong atau diturunkan. Bahkan salah satu Menteri meminta rakyat jangan cemburu, seperti apa yang diucapkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Patrialis Akbar gembira gajinya sebagai pejabat negara naik 20 persen dari semula Rp 19,5 juta. Ia bahkan meminta agar masyarakat tidak cemburu.(detik.com)
Belum lagi para pejabat BUMN, kita ambil contoh Direktur BRI Sofyan Basir, Sofyan mendapat gaji 167/bulan dan mendapat tantiem sebesar Rp 6,036 miliar, tentunya hal ini tidak beda jauh dnegan perusahaan plat merah lainya.
Rakyat sudah cukup diminta pengertianya, sekarang kepada pemerintah saatnya untuk mengerti rakyat sebelum rakyat mengerti bahwa Revolusi adalah jalan satu-satunya, atau memisahkan diri dari NKRI. GAM dan GPM sudah cukup dijadikan tempat belajar.