Jumat, 20 Januari 2012

Atalanta


Atalanta adalah puteri raja Iasus dari Arcadia. Ketika ia lahir, ayahnya yang menginginkan anak laki-laki, membuangnya di hutan.  Atalanta kecil diselamatkan oleh seekor beruang. 

Beberapa tahun kemudian ia ditemukan oleh Ciron, seorang pemburu. Ciron ingat cerita puteri raja yang dulu dibuang di hutan. Semula, seperti orang-orang lain Ciron mengira bayi kecil itu sudah tewas dimangsa hewan buas. Ia pun membawa Atalanta pulang dan membesarkannya seperti puterinya sendiri.

Ciron mengajari Atalanta berburu.  Atalanta sudah menjadi pemburu yang baik ketika ia masih kecil. Ia juga jago berlari. Pada usia lima belas tahun ia dapat berlari mengalahkan rusa jantan. Namun lama kelamaan ia bosan berlomba dengan rusa. Ia ingin mendapatkan mahkota daun salam yang merupakan hadiah bagi pemenang dalam olimpiade.

Ia pergi ke Olimpia namun  wanita dilarang ikut berlomba dalam olimpiade. Ia menunjukkan kemampuannya dalam pertandingan-pertandingan lain. Ia dapat melakukan berbagai olah raga dengan baik, namun ia paling hebat dalam berlari. Berita tentang Atalanta terdengar oleh ayahnya, raja Iasus. Ia menyuruh orang memanggil gadis itu menghadap.

Raja menanyakan namanya dan Atalanta menyebutkan namanya.

“Atalanta?” raja terperanjat, “Siapa yang memberimu nama itu?”
“Aku diberi tahu bahwa ibu pertamaku memberiku nama itu,” jawab Atalanta.
“Ibu pertama? Apakah kau mempunyai banyak ibu?”
“Ibu keduaku adalah beruang yang mengasuhku di hutan.”
“Siapa ayahmu?”
“Ayahku hanya satu, Ciron si pemburu. Ia menemukanku di sarang beruang.”
“Nak," kata raja, “maafkan aku, akulah ayah kandungmu."

Atalanta pun tinggal di istana bersama ayahnya. Raja Iasus menyuruhnya menikah.
“Apakah tidak ada seorang laki-laki yang kaucintai?” tanya raja
“Cinta? Apa itu cinta?” jawab Atalanta.
“Hush... hati-hati! Bagaimana jika dewi cinta Aphodite mandengar ucapanmu itu?”
Atalanta hanya tertawa.

Banyak pria datang melamar, namun Atlanta selalu menolak. Akhirnya raja Iasus mendesaknya segera menikah. Atalanta mengajukan syarat, calon suaminya harus bisa mengalahkannya dalam lomba lari. Dan pelamar yang kalah dalam lomba akan dipenggal.

“Siapa yang begitu bodoh hingga mau kehilangan kepalanya?” pikir Atalanta. Namun ia keliru, ketika raja Iasus mengumumkan bahwa barang siapa dapat mengalahkan puteri Atalanta berlomba lari boleh menikah dengannya, banyak pria mengajukan diri. Atalanta berhasil membujuk beberapa orang mengundurkan diri, namun tak urung beberapa yang lain tetap nekat berlomba dan kehilangan nyawanya.

Melanion, seorang pahlawan Yunani termasuk di antara para penantang Atalanta. Atalanta tidak berhasil membujuknya mengundurkan diri.

“Berikan padaku kesempatan yang sama seperti yang kau berikan kepada orang-orang lain.” kata Melanion.

Atalanta sebenarnya sangat menyayangkan keinginan Melanion, namun ia terpaksa menerima tantangan itu. “Baiklah, kita belomba besok pada saat matahai terbit.”

Malam itu Melanion tidur dengan gelisah, kemudian ia bermimpi bertemu dengan Aphrodite. Dewi itu berkata, “Gunakan apel-apel ini untuk mengalahkan Atalanta.”

Melanion terbangun. Ketika ia bangkit dari tempat tidur, tiga buah apel emas jatuh ke lantai. Ia memasukkannya ke dalam sakunya dan pergi ke tempat lomba.

Atalanta sudah menunggu. Lomba pun dimulai. Atalanta melesat meninggalkan Melanion. Melanion mengambil sebuah apel emas dan melemparnya ke depan kaki Atalanta. Atalanta ragu sejenak, namun apel itu begitu memesonanya dan ia mengambilnya. Sementara itu Melanion sudah berhasil mendahuluinya. 

Sebentar kemudian Atalanta berhasil menyusul dan mendahuluinya. Melanion melempar apel yang kedua. Atalanta kembali ragu, namun apel ini tampak lebih besar dan indah dibanding apel yang pertama. Akhirnya ia mengambilnya. Dilihatnya Melanion sudah di depannya, namun dalam sekejap ia berhasil mendahuluinya lagi. 

Melanion melihat Atalanta sudah berhasil mendahuluinya dan makin dekat dengan garis finish. Ia pun melempar apel emas yang terakhir agak jauh dari jalur lomba. Atalanta bimbang. Ia tahu ia pasti kalah bila ia mengambil apel itu, namun apel itu sangat menggoda. Selain itu ia sebenarnya tak ingin Malanion dihukum mati. Maka ia pun berlari ke arah apel itu sehingga Melanion memenangkan lomba dan berhak menikahinya.



Mahkota Daun Salam

Dalam mitologi Yunani dewa Apollo  mengenakan mahkota daun salam. Mahkota ini dibuat dari daun salam yang dirangkai berbentuk tapal kuda atau lingkaran penuh.
Pada masa Yunani kuno, mahkota daun salam diberikan kepada orang-orang tertentu, seperti pemenang pada lomba puisi atau olah raga seperti pada Olimpiade Yunani kuno.
Para kaisar Romawi kuno juga mengenakan mahkota daun salam.
Hingga saat ini, mahkota daun salam digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang telah melakukan sesuatu yang istimewa. Misalnya, pada Olimpiade 2004 di Athena, Yunani mahkota daun salam diberikan kepada para pemenang. Medali olimpiade juga bergambar mahkota daun salam.

◄ Newer Post Older Post ►