WADER merupakan ikan yang banyak dinikmati terutama untuk lalapan di rumah maupun untuk warung kuliner. ikan wader adalah jenis ikan kecil dari suku Cyprinidae. Beberapa spesies ikan wader yang yang kita kenal adalah wader pari (lunjar padi), wader bintik dua, dan beberapa jenis lain yang biasa disebut dengan wader saja. Ikan yang sering dikonsumsi lantaran memiliki rasa gurih ini biasa menempati danau dan sungai, bahkan selokan yang berair jernih.
Ikan wader secara umum tersebar di Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Lombok dan Bali), Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, hingga ke India dan sebagian China. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat lebih dari seratus jenis (spesies) wader dari sekitar belasan genus.
Wader Pari dikenal juga dengan nama Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia), lunjar andong (Jawa), cecereh, ikan cere (Betawi), paray (Sunda), pantao, seluang (Sumatera), dan seluang (Kalimantan).
Ikan lunjar padi memiliki panjang maksimal 17 cm . Tubuhnya berwarna kuning keemasan di bagian atas dan berwarna putih keperakan di bagian bawah. Sedangkan wader bintik dua (Puntius binotatus) merupakan salah satu spesies wader yang di beberapa daerah di Indonesia biasa disebut sebagai beunteur (Sunda), wader cakul atau wader (Jawa), puyan (Banjar), tanah atau sepadak (Beng-kulu).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb. Sedang dalam bahasa Malaysia disebut Bunter, Putih, Tebal Sisek. Dalam bahasa ilmiah (latin) dinamakan Puntius binotatus.
Ikan wader bintik dua mempunyai ukuran kecil-sedang dengan panjang total sekitar 10 cm. Meskipun jarang besar namun wader bintik dua mampu mencapai panjang 17 cm. Wader jenis ini mempunyai empat sungut kecil di ujung moncongnya. Tubuhnya berwarna abu-abu kehijauan atau keperakan dengan dua bintik yang terdapat di pangkal sirip belakang dan di tengah batang ekor. Seratus Jenis Ikan wader bintik dua biasa ditemukan bersama spesies wader lainnya mulai dari pantai hingga daerah berketinggian 2.000 meter dpl. Wader bintik dua menyukai air selokan dangkal, sungai bahkan danau yang berair jernih.
Selain kedua jenis wader tersebut masih terdapat sekitar seratusan jenis wader di dunia. Tidak sedikit dari spesies tersebut yang merupakan spesies endemik.
Ikan wader pada umumnya dimanfaatkan untuk dikonsumsi secara lokal sebagai lauk. Beberapa warung makan di Jawa dan Kalimantan ada yang menjadikan wader sebagai menu utama. Rata-rata wader yang dikonsumsi merupakan hasil tangkapan dari alam liar, lantaran masih sangat jarang yang membudidayakan ikan kecil ini.
Padahal di luar negeri, konon, ikan ini telah memiliki nilai komersial yang cukup tinggi sebagai ikan hias.
Wader Pari (Jawa) atau dikenal juga sebagai Lunjar Padi (Rasbora argyrotaenia). Pada mulanya ikan ini diberi nama Leuciscus argyrotaenia oleh P. Bleeker pada tahun 1850. Delapan tahun kemudian dipindahkan olehnya sendiri ke dalam marga yang lain, Opsarius. Dan akhirnya pada 1860, dipindahkan lagi oleh Bleeker ke dalam marga yang baru, Rasbora. Ikan ini menyebar di pulau-pulau Sunda Besar, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Filipina.
Ikan ini bertubuh kecil ramping, dengan panjang maksimal sekitar 170 mm. Tubuh berwarna cokelat kuning di bagian atas (dorsal) dan putih keperakan di sisi dan bagian bawah, terutama di bagian perut.
Wader Pari Sebuah garis keemasan di dalam, berjalan bersama garis kehitaman di bagian luar pada masing-masing sisi tubuh, dari belakang tutup insang hingga ke batang ekor.
Formula sirip punggung (dorsal) yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ), sirip dada (pectoral), sirip perut (ventral), serta jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis) 29-30 buah.
Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-1Ω sisik.
Lunjar padi sering ditemui dalam kelompok besar, di danau, parit atau sungai-sungai yang relatif tenang. Sering pula bercampur dengan ikan-ikan lunjar (Rasbora) yang lain dan wader (Puntius) yang memiliki kebiasaan serupa.
Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya. Lunjar dan wader goreng merupakan hidangan istimewa pada beberapa restoran terkemuka. Ikan-ikan ini ditangkap dari populasi liar di perairan umum, dan kebanyakan hanya dijual di pasar-pasar local.
Ada banyak jenis wader yang sering terpancing di sungai-sungai sekitar Jojga ini, ada wader cakul, wader kepek, wader pari dll.
Memancing wader tidaklah sulit, karena ikan wader selain hidupnya bergerombol makannya juga tergolong rakus, sehingga dimana ada kawanan wader begitu kita lemparkan umpan pasti langsung jadi rebutan hingga tak jarang ada yang sampai kecantol mata kail di ekor bahkan di matanya.
Untuk memancing wader sebetulnya tidak ada teknik khusus, tapi bagi penikmat mancing tentunya memancing tidaklah sekedar mendapat ikan, tapi tentu ingin merasakan sensasinya. Berdasarkan pengalaman, fishing tackle yang dipergunakan akan menentukan kenikmatannya.