Sabtu, 26 Maret 2011

MINIERAL KALSIT (CaCO3)

Posting ini berkaitan dengan matapelajaran Geografi SMA yang diberikan di kelas XI.IPS dengan Standar Kompetensi: 2. Memahami sumberdaya alam, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya alam, dengan Materi Pembelajaran: Potensi sumberdaya alam, submateri: - sumberdaya alam mineral. Di samping itu berkaitan pula dengan Materi Pembelajaran: Lithosfer yang diberikan untuk kelas X semester 2 dan materi dengan judul yang sama pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Kebumian.

Mineral kalsit (CaCO3) termasuk kelompok mineral karbonat. Menurut Doddy Setia Graha (1987:239) yang juga disampaikan oleh Adi Susilo (2011) bahwa mineral kalsit memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Sistem kristal heksagonal; belahan sempurna {1011}; kekerasan 3; berat jenis 2,71; kilap kaca (vitreous); warna bening atau putih; dan gores/cerat putih. Mineral ini sebagian besar terbentuk di laut sebagai nodul dalam batuan sedimen, urat-urat hidrothermal sebagai gang, dan di dalam berbagai batuan beku. Dalam kehidupan sehari-hari, mineral ini digunakan untuk pembuatan gelas, bahan-bahan kedokteran, bahan untuk merendahkan titik lebur, bahan tahan api, dan sebagainya

Sumber:
- Direktorat Pertambangan Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.
- Setia Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
- Susilo, Adi. 2011. Presentasi tentang Batuan dan Mineral. Malang: Tidak Diterbitkan.

Keterangan foto:
Dokumentasi pribadi dengan obyek dari paket mineral/bahan galian kiriman dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Peluang Mesin Keripik Buah Sayuran

Peluang Mesin Keripik Buah Sayuran dengan Mesin Vacuum Frying, yang Telah Dipakai lebih dari 200 Pengusaha di Indonesia dan Beberapa Negara.


Saudara... Tahukah Anda, buah-buahan dan sayuran di sekitar Anda bisa mendatangkan income jika Anda olah dengan baik. Buah dan sayur yang saya maksud antara lain : nangka, nanas, apel, wortel, salak, mangga, melon, waluh/labu, pepaya, terung, buncis, kacang panjang, mentimun, jamur tiram, dll. Dengan menggunakan peralatan tertentu, buah dan sayur yang KURANG BERNILAI itu, bisa menjadi komoditi dengan nilai jual tinggi. Dengan mesin ini, Anda bisa mejadi produsen keripik nangka, keripik nanas, keripik waluh, keripik apel, keripik mangga, keripik jamur, keripik teri , keripik salak, keripik apel, kripik melon, kripik pepaya, dll

Kesempatan bagi Anda untuk menjadi pengusaha di bisnis makanan ringan. Kami sediakan paket mesin untuk membuat keripik buah dan sayur (mesin vacuum frying, pengaktus minyak dan pengemas), plus pelatihan GRATIS. Dengan mesin ini, Anda bisa langsung memulai bisnis keripik buah di daerah Anda. Tangkap peluang ini, sebelum didahului tetangga Anda.

Bagi anda yang berminat silahkan hubungi :

Al Arif (Direktur)
  • PT. Agrowindo Sukses Abadi
  • Show Room : Ruko Laguna Kav 6-7 Jl Sunandar Priyo Sudarmo 31 Malang - Jawa Timur.
  • Telp. 0341-472248, 0341-472249
  • Hp. 081 233 777 636, 081 233 777 646, 081 233 144 166
Jakarta
  • Tlp. 021 - 468 361 37
  • Hp. 081 233 86165
  • Fax. 021 - 468 361 5
Sumber : http://www.mesinproduksi.com

Jual Beras Organik Sehat

Bisnis beras organik sehat merupakan peluang usaha yang dapat anda lakukan. Karena sekarang jamannya konsumsi makanan organik. Salah satu yang menjual beras organi ini adalah www.beras-organik.biz dimana mereka menawarkan harga paket ekonomis dan terjangkau.


Sudah banyak yang menyadari manfaat makanan pokok alami ini [Beras Organik], Sekarang tidak Bisa Ditunda lagi ! Anda sudah baca iklan ini berarti Anda sudah mempercayaiinya dan meyakininya ! Kini Giliran anda dan keluarga harus menjadi SEHAT. Jadi, Kami dengan senang menawarkan bukan sembarang BERAS seperti yang lainnya atau yang berada di rumah anda saat ini digiling [miling] dengan MESIN HIEGENIS MODERN.

Bersama ini diinformasikan bahwa Kami menjual salah satu PRODUK UKM No. 1 yang ada di Jakarta, Indonesia yaitu BERAS ORGANIK dengan Harga terjangkau Berkwalitas tinggi hanya untuk ANDA DAN KELUARGA TERCINTA seharga Fantastis masih PAKET PROMOSI Rp. 70,000.-/5 Kg [1 Pak].

Rep. Online Marketing Office
  • Jl. HOS Cokroaminoto No. 35, Kreo Selatan 15156, Tangerang, INDONESIA
  • Telp. : (62-21) 7363401, 98299007 - Fax. : (62-21) 73691160
  • Email : info@beras-organik.biz
  • Attn. : Boy Darmawan
  • GSM : 0815 9177 843 / 0878 8497 2666
  • CDMA : 021-96973666
Produk kami hanya dipasarkan/dijual DOOR TO DOOR atau ONLINE System, Tidak dipasarkan/dijual di Pasar Modern atau Konvensional dan ini BUKAN MLM 1000%. Bandingkan harga fantastis ini di Pasar Modern bahwa TIDAK ada Beras Organik - Beras SEHAT yang dipasarkan dengan Harga hanya Rp. 70,000.-/5 KG/Pak diantar langsung (Door to Door Delivery Order)ke Rumah Anda khusus di Wilayah JADETAPONG, hanya dengan Minimum Pemesanan 15 KG atau 25 KG (Harga Khusus Rp. 65,000.-/Pak) saja.

(Untuk Diluar Wilayah Luar JADETAPONG dan Luar JAWA/JAKARTA dapat kirim melalui Jasa Titipan KILAT seperti TIKI/TIKI JNE, Paket POS, Angkutan kargo arat/Udara/Laut & untuk Ongkos kirim dapat dicek pada halaman berikutnya !)

Pohon Gandaria Flora Identitas Provinsi Jawa barat



Gandaria merupakan nama pohon dan buah yang mempunyai nama latin (ilmiah) Bouea macrophylla. Pohon gandaria juga ditetapkan sebagai flora identitas dari provinsi Jawa Barat, mendampingi macan tutul (Panthera pardus) yang ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Barat.
Pohon gandaria (Bouea macrophylla) disebut juga sebagai ramania atau kundangan di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis).
Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang dapat dimakan langsung. Daun gandaria sering digunakan sebagai lalap. Sedangkan batang gandaria dapat dimanfaatkan sebagai papan dan bahan bangunan.

Ciri-ciri.
Pohon gandaria (Bouea macrophylla) mempunyai tinggi hingga mencapai 27 meter. Pohon yang ditetapkan sebagai flora identitas Jawa Barat ini memiliki tajuk yang membulat, rimbun dengan untaian daunnya yang berjuntai. Pohon ini lambat pertumbuhannya.
Daun gandaria berbentuk bundar telur memanjang sampai lanset atau jorong. Permukaan daun mengkilat dan mempunyai ujungnya yang runcing. Ukuran daunnya berkisar antara 11- 45 cm (panjang) dan 4 – 13 cm (lebar).
Bunga gandaria muncul dari ketiak daun dan berbentuk malai. Bunga berwarna kekuningan yang kemudian berubah kecoklatan.
Buah gandaria berbentuk agak bulat dengan diameter antara 2.5-5 cm. Buah gandaria yang masih muda berwarna hijau. Ketika mulai tua dan matang buah berwarna kuning hingga jingga. Buah gandaria memiliki daging buah yang mengeluarkan cairan kental. Buah ini memiliki bau khas yang menyengat dan memiliki rasa agak asam hingga manis.
Untuk perbanyakan pohon gandaria (Bouea macrophylla) bisa melalui persemaian biji ataupun dengan cara mencangkok.

Habitat dan Persebaran.
Tanaman gandaria (Bouea macrophylla) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang juga terdapat di semenanjung Malaysia dan Thailand. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku.
Pohon gandaria tumbuh di daerah beriklim tropis yang basah. Secara alami, tumbuhan yang menjadi flora identitas provinsi Jawa barat ini tumbuh di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 300 meter dpl. Namun pada tanaman yang dibudidayakan, gandaria mampu tumbuh dengan baik hingga ketinggian 850 meter dpl.

Pemanfaatan.
Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda banyak dimanfaatkan sebagai rujak atau sebagai campuran pada sambal gandaria yang banyak diminati di Jawa Barat (Sunda). Buah Gandaria yang masih muda dapat pula diramu menjadi rujak Kanistren yang dipergunakan dalam upacara Tebus Wetengan pada saat wanita sunda hamil 7 bulan. Selain dibuat asinan dan sirup buah gandaria yang sudah matang juga dapat dikonsumsi (dimakan) langsung.
Daun gandaria yang masih muda sering kali dimanfaatkan sebagai lalap. Sedangkan batang pohon gandaria bisa digunakan sebagai papan dan bahan bangunan lainnya.Di samping manfaat dari buah, daun, dan batang (kayu) gandaria. Pohon ini juga cocok ditanam di halaman sebagai tanaman peneduh karena memiliki tajuk yang lebat.

Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan          : Plantae;
Divisi               : Magnoliophyta;
Kelas               : Magnoliopsida;
Ordo                : Sapindales;
Famili              : Anacardiaceae;
Genus              : Bouea;
Spesies            : Bouea macrophylla.

LABU TUMBUHAN KAYA MANFAAT


Labu merupakan tumbuhan merambat dari genus Cucurbita yang menghasilkan buah berukuran besar dengan nama yang sama. Labu cukup terkenal dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain di Indonesia, labu juga banyak dibudidayakan di Amerika Utara, Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Asia Tenggara. Nama labu juga sering kali dipergunakan untuk menyebut anggota famili Cucurbitaceae selain genus Cucurbita seperti bligo, labu siam, dan labu ular.
Terdapat 20-an spesies labu diseluruh dunia, dengan jumlah subspesies dan varietas mencapai seratusan lebih. Namun yang dibudidayakan di Indonesia umumnya hanya lima spesies yaitu Cucurbita maxima (labu manis), Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata (labu kuning atau labu merah), dan Cucurbita pepo (labu manis). Labu kuning diperkirakan berasal dari Maluku.
Labu sering juga disebut sebagai labu kuning atau labu merah (untuk spesies Cucurbita moschata) dan labu manis (untuk spesies Cucurbita maxima dan Cucurbita pepo). Di beberapa daerah di indonesia labu memiliki beberapa nama daerah seperti Labu parang (Melayu), Waluh (Jawa dan Sunda). Dalam bahasa Inggris secara umum disebut sebagai pumpkin atau Butternut squash (labu kuning) dan Winter squash (labu manis).

Ciri-ciri.
Labu tumbuh merambat atau menjalar dengan kait pada batangnya dan jarang berkayu. Kait pada batang labu berbentuk melingkar seperti spiral. Batang tumbuhan ini berwarna hijau muda dan berbulu halus serta berakar lekat. Panjang batangnya mencapai lebih dari 5 meter.
Daun tanaman labu merupakan daun tunggal yang memiliki pertulangan daun majemuk menjari. Daunnya menyebar di sepanjang batang. Bentuk daunnya menyerupai jantung dan bertangkai.
Buah labu mempunyai bentuk yang bervariasi mulai dari pipih, lonjong ataupun panjang dengan alur yang berjumlah antara 15 hingga 30 alur. Buah yang masih muda berwarna hijau dan menjadi kuning kecoklatan ketika tua.
Labu umumnya memiliki banyak biji yang berbentuk pipih, bundar telur, sampai bundar memanjang. Bagian ujung membulat, sedangkan bagian pangkal meruncing. Permukaan biji buram, licin. Biji terdapat bagian tegah-tengah buah.

Manfaat.
Di Indonesia labu, terutama labu kuning banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam hidangan seperti kolak, sup, cake hingga kue-kue basah lainnya. Bijinya juga banyak dimanfaatkan sebagai camilan atau makanan ringan (kuaci).
Selain itu ternyata labu memiliki sederet manfaat untuk kesehatan. Buah labu banyak mengandung karotenoid (betakaroten), vitamin A, vitamin C, serat, mineral, lemak dan karbohidrat.
Aiur buah labu mampu sebagai penawar racun binatang berbisa dan biji labu dapat dipergunakan untuk mengobati cacing pita. Selain itu daging buah labu mampu menjadi penangkal kanker lantaran diyakini mengandung antioksidan.
Labu kuning juga dipercaya dapat membantu menyembuhkan penyakit diabetes mellitus (kencing manis), penyempitan pembukuh darah, jantung koroner, dan darah tinggi. Selain itu, Prof. Hembing Wijayakusuma, pakar kesehatan alternatif, menyatakan selain dapat mengobati tekanan darah tinggi, labu juga dapat menurunkan panas, mengobati diabetes, dan memperlancar proses pencernaan.
Sayangnya saya belum bisa menjelaskan lebih detail cara menggunakan labu, terutama labu kuning sebagai obat alternatif. Mungkin diantara sobat ada yang memiliki pengalaman tentang labu, waluh, labu parang, labu kuning, labu merah, labu manis (atau apaun sobat menyebutnya) silahkan jika ingin berbagi di sini.

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan                   : Plantae;
Divisi                        : Magnoliophyta;
Kelas                        : Magnoliopsida;
Ordo                         : Cucurbitales;
Famili                       : Cucurbitaceae;
Genus                       : Cucurbita;
Spesies                     : Cucurbita maxima, Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata, dan Cucurbita pepo.

Nama Binomial (Nama Latin):
Cucurbita maxima, Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata, dan Cucurbita pepo. Nama Indonesia: Labu, labu kuning, labu merah, labu parang, lanu manis, waluh.


Budidaya Kapri

Pendahuluan
Deskripsi
Termasuk golongan tanaman semusim, menyerupai semak, tinggi bisa mencapai 2 meter.
Polong, berisi 6-7 biji, berwarna hijau muda .Dalam budidaya, kapri tumbuh baik di daerah pegunungan berhawa sejuk dengan ketinggian minimal 700 meter di atas permukaan laut..
Kapri atau kacang kapri (Pisum sativum L.) sativum, masuk suku polong-polongan atau Fabaceae) adalah sejenis tumbuhan sayur yang mudah dijumpai di pasar dan supermarket. Kapri termasuk dalam golongan sayur buah, artinya buahnya yang dimakan sebagai sayur dan tidak digolongkan sebagai buah-buahan. Buah ini, yang bertipe polong (legume), dipanen ketika masih muda dan bijinya belum berkembang penuh, sehingga berbentuk pipih dan masih lunak. Dikonsumsi sbg campuran sayur (sop, sambal goreng hati, dll)
Kacang polong/ercis (Pisum sativum L).,masuk suku polong-polongan atau Fabaceae merupakan tumbuhan penghasil sayuran berupa biji berwarna hijau. Ercis didatangkan oleh penjajah Belanda keIndonesia karena sayuran ini populer di Eropa sebagai bagian dari salad atausup. Nama "ercis" adalah pinjaman dari bahasa Belanda (erwtjes, "ercis kecil").Biji ercis kaya karbohidratprotein dan cepat membuat kenyang ketika dimakan. serta
Tumbuhan yang berasal dari Asia Kecil ini masih sejenis dengan kapri (seringkali dicampuradukkan penamaannya). Berbeda dengan kapri, ercis hanya dimakan bijinya dan hampir tidak pernah dimakan dengan polongnya seperti kapri. Sejak ribuan tahun lalu telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan namun sekarang penggunaannya lebih banyak sebagai sayuran atau pakan.
Kacang polong biasa dijual dalam bentuk segar (dengan polong) di pasar tradisional Eropa, namun sekarang banyak dijual dalam kemasan plastic atau kaleng yg dikeringkan, maupun dibekukan. Pembekuan dianggap lebih baik karena mempertahankan kandungan gizi di dalam biji ercis.
Masakan di Indonesia yang banyak menggunakan ercis kebanyakan merupakan makanan dengan pengaruh Eropa serta Tiongkok. Sup ercis (erwtensoep dalam bahasa Belanda). Sejumlah salad juga menggunakan kacang ini. Masakan dengan pengaruh dari Cina selatan, seperti nasi goreng dan cap cay menggunakan kacang ercis sebagai pelengkap. memasaknya dengan cara ditumis atau dioseng. Bijinya yang dikeringkan sering dijadikan makanan kecil (snack) dg berbagai macam aroma rasa (pedas, manis, asin dsb).
Syarat tumbuh tanaman kapri (peas) :
Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan vegetatif tanaman kapri adalah 13-18°C; pada suhu di atas 29°C, pertumbuhan tanaman praktis terhenti. Tanaman ini sangat tanggap terhadap suhu, khususnya selama perkembangan vegetatif, dan walaupun merupakan sayuran iklim dingin, tanaman ini peka terhadap bunga es. Bunga dan polong lebih rentan terhadap kerusakan akibat bunga es ketimbang daun dan batang; tanaman muda lebih toleran terhadap suhu rendah. Suhu yang agak tinggi juga memperpendek waktu untuk berbunga, tetapi suhu di atas 30°C dapat menyebabkan aborsi bunga atau bakal buah. Fluktuasi suhu harian sedang biasanya meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Budidaya dan media tanam kapri (peas)
Kapri masih satu jenis dengan ercis dan termasuk salah satu sayuran yang paling awal dikonsumsi manusia. Tanaman init tumbuh merambat seperti semak sehingga dibutuhkan tiang (lanjar) penopang dalam budidayanya. Biasanya tiang penopang ini di buat dari bambu yang di belah tipis dan ditancapkan di media tanamnya (sekitar tanaman). Biji ditanam dengan cara di masukan ke dalam lubang yang telah disiapkan. Di Indonesia khususnya di pulau Jawa cara melubangi media tanam dilakukan dengan cara di tugal (melubangi dengan kayu panjang /tugal). Karena media tanam nya harus gembur maka mudah untuk membuat lubang dengan tugal .
Untuk memperoleh hasil panen yang baik maka media tanam harus berupa bedengan dengan tinggi media tanam kurang lebih 20 - 30cm, di maksudkan biar tanaman tidak terendam genangan air hujan dari curah hujan yang berlebihan, karena tanaman bisa jadi layu dan membusuk. Dan untuk yang hasil yang terbaik, maka media tanam harus di tutupi mulsa plastik hitam perak, agar pertumbuhan gulma bisa di kendalikan dan pemupukan tanaman bisa lebih optimal.
Media tanam dicampur pupuk kandang disesuaikan dengan luas lahan yang dipergunakan. Lahan di cangkul untuk kemudian digemburkan dan di sebarkan pupuk kandang yang sudah disiapkan. Setelah merata baru kemudian di bentuk bedengan-bedengan.
Pemupukan tanaman diberikan umumnya dengan pupuk N P K mutiara dengan cara melubangi sekitar tanaman dan membenamkan pupuk tersebut. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi pupuk bagi tanaman dan pemberian pupuk lebih efektive juga tidak boros.

Pohon Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) Tinggal Nama



Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum), diyakini dari nama pohon inilah nama Kedoya, sebuah daerah di kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat berasal. Namun ternyata hanya sedikit yang mengetahui sejarah asal muasal nama daerah ini. Mungkin lantaran mulai langka dan sulit dijumpainya pohon yang mempunyai nama latin ini. Seperti halnya kemang, gambir maupun berbagai nama tumbuhan yang dijadikan nama daerah di Jakarta.
Kedoya merupakan nama tanaman dari suku duku-dukuan (Meliaceae) yang di luar negeri lebih dikenal sebagai ivory mahagony. Pohon yang sudah sangat sulit ditemukan di Jakarta ini dalam bahasa latin disebut sebagai Dysoxylum gaudichaudianum.
Pohon kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) atau ivory mahagony diduga berasal dari Australia. Konon, dahulu kala tanaman ini banyak terdapat di kawasan Jakarta Barat. Namun seiring perkembangan kota dan pertambahan penduduk, pohon kedoya semakin langka bahkan nyaris sulit ditemukan.

Ciri, Persebaran, Habitat, dan Kegunaan.
Kedoya termasuk pohon kayu dengan ketinggian mencapai antara 25-45 meter dan diameter sekitar 80 cm. Ciri khas tanaman ini adalah memiliki kulit jaringan kayu yang berbau menusuk dan memuakkan yang bisa rasa mual sheingga dapat mengakibatkan orang muntah-muntah.
Daun pohon kedoya berupa daun majemuk yang tersusun diujung-ujung ranting. Bentuk daunnya menyirip dengan panjang daun sekitar 10-15 cm dan lebar daun antara 4-5 cm. Kedoya memiliki buah berbentuk bulat kecil berwarna kuning hingga coklat kekuningan yang terkumpul dalam malai ganda.
Tanaman yang dijadikan nama daerah di Jakarta Barat dapat dijumpai di beberapa daerah di Jawa, pulau-pulau di sekitar Krakatau, hingga di Australia dan Papua New Guinea. Pohon ini dapat tumbuh subur di daerah kering, panas bahkan daerah berkapur. Karena itu tidak jarang tumbuhan yang berasal dari Australia ini ditemukan tumbuh diantara pohon jati dan kayu putih.
Kedoya yang masih saudara dekat majegau memiliki kayu yang tidak terlalu keras dan kurang awet sehingga jarang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Pohon bernama latin Dysoxylum gaudichaudianum ini biasa digunakan sebagai bahan kotak atau batang korek api, tusuk gigi atau papan perahu.

Kedoya Tinggal Nama.
Pohon kedoya yang dulu melimpah di Jakarta sehingga dijadikan nama dua kelurahan di Jakarta Barat makin hari makin langka dan sulit dijumpai. Tal ayal semakin banyak diantara kita yang tidak mengenal pohon ini. Bahkan hanya sedikit yang tahu bahwa nama kecamatan Kedoya, diambilkan dari nama pohon ivory mahagony. Termasuk sobat?

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan                                  : Plantae (Tumbuhan);
Divisi                                       : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga);
Kelas                                       : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil);
Ordo                                        : Sapindales;
Famili                                      : Meliaceae;
Genus                                      :Dysoxylum;
Spesies                                    : Dysoxylum gaudichaudianum (A.Juss.) Miq.
Nama Binomial                       :
Spesies                                    : Dysoxylum gaudichaudianum (A.Juss.) Miq.
Nama Indonesia                      : Kedoya

Budidaya Kecapi

PENDAHULUAN
Deskripsi
Kandungan Kulit buahnya yang keras itu mungkin tipis atau tebal, dan rasa daging buahnya bervariasi dari manis sampai asam. Di Filipina, buah yang berasal dari pohon tanpa seleksi var. ‘Alami’ (dinamakan demikian untuk membedakannya dengan kultivar introduksi “Bangkok”) mengandung daging buah kurang lebih 53%. Setiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung: air 83,9 g, protein 0,7 g, lemak 1 g, karbohidrat 13,7 g, serat 1,1 g, abu 0,7 g, kalsium 11 mg, fosfor 20 mg, besi 1,2 mg, kalium 328 mg, dan vitamin C 14 mg. Nilai kalorinya sebesar 247 kJ/100 g. Deskripsi Berperawakan pohon setengah meranggas, tingginya mencapai 30 m, diameter batangnya 90 cm, mengandung getah seperti susu. Daunnya berselang-seling, beranak daun tiga helai, bertangkai panjang, panjang tangkainya mencapai 18,5 cm, anak daunnya berbentuk jorong sampai lonjong-bundar-telur, anak daun ujungnya berukuran (6-26) cm x (3-16) cm, tangkainya 2-9 cm panjangnya, anak daun sampingnya berukuran (4-20) cm x (2-15) cm, tangkainya mencapai panjang 1 cm, melancip ke ujungnya, membulat atau sedikit runcing pada bagian pangkalnya, lembaran anak daun sebelah atas berwarna hijau berkilat, sebelah bawah berwarna hijau pucat. Perbungaannya bertipe malai berada di ketiak daun, panjangnya dapat mencapai 2 5 cm; bunganya biseksual, berwarna hijau kekuning-kuningan, berukuran kirakira 1 cm x 1,3 cm; daun kelopaknya berbentuk cawan, bercuping 5, daun mahkotanya 5 helai, berbentuk lanset sungsang, panjangnya kira-kira 1 cm; tabung benang sarinya berbentuk silinder dengan ujungnya berbentuk 10 gigi yang terpisah, kepala sarinya 10 butir, putiknya terdiri atas kepala putik yang besar, tangkas putik yang lampai dan panjang, serta bakal buah yang beruang 5, dikelilingi oleh sebuah cakram yang ‘laciniate’, berwarna kekuning-kuningan. Buahnya bertipe buah buni, berbentuk bulat pipih, berdiameter 5-6 cm, berwarna kuning keemasan, berbulu halus; daging buah bagian luarnya tebal dan keras, berwarna merah daging dan rasanya agak asam; daging buah bagian dalam lunak, berwarna putih, rasanya asam sampai manis, biasanya melekat pada biji. Bijinya 2-5 butir per buah, berbentuk bulat telur, sungsang, berwarna coklat berkilat, berukuran besar; keping bijinya berwarna merah.
Manfaat
Buah kecapi biasanya dimakan dalam keadaan segar, atau diolah menjadi manisan, ‘chutney’, selai, jeli ‘marmelade’, juga diawetkan atau digunakan dalam hidangan-hidangan sebagai pengharum alami. Baik kulit buah maupun daging buah (yang mungkin melekat pada biji atau terlepas) dapat dimakan. Buah kecapi beraneka macam, ada yang kulit buah atau daging buahnya lebih tebal dan rasanya lebih enak. Pohonnya merupakan tanaman peneduh yang istimewa dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan, kerajinan kayu, dan untuk membuat perabotan rumah tangga serta peralatan lainnya. Daun segar jika digosokkan pada kulit yang bermanfaat sebagai peluruh keringat, dan rebusannya digunakan untuk obat demam. Serbuk kulit batangnya sangat mujarab untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya mempunyai khasiat antidiare, untuk meredakan kekejangan, mengeluarkan angin dari perut, obat sakit perut, dan merupakan resep dokter sebagai obat umum penguat badan untuk wanita sehabis melahirkan.
Syarat Tumbuh
Kecapi adalah tanaman yang bandel dan tahan terhadap lingkungan tanpa pengairan, di daerah-daerah yang musim kemaraunya berkepanjangan. Pohonnya akan tumbuh baik di daerahdaerah yang distribusi curah hujannya merata, tetapi tidak ada data produksi untuk menunjukkan apakah pembungaan dan pembuahannya diuntungkan atau dirugikan oleh keadaan vigornya itu. Kecapi dibudidayakan dari 0 m dpl. sampai ketinggian melebihi 1000 m dpl. Pertumbuhan yang baik akan terjamin pada tanah-tanah liat berlempung dan liat berpasir yang longgar dan gembur, dengan banyak humus.
Pedoman Budidaya
Kecapi dapat diperbanyak dengan benih atau penempelan, penyambungan, penyambungan lengkung, dan pencangkokan. Benihnya disebar dengan jarak 5 cm di bedengan pesemaian yang berisi pasir halus. Jika sepasang daun pertamanya telah dewasa, anakan dapat dipindahtanamkan ke wadah sendiri-sendiri. Mengingat persentase perkecambahannya cenderung tinggi, benih dapat juga disemaikan langsung dalam wadah. Anakannya yang berumur 1 tahun atau kurang dapat digunakan sebagai batang bawah, jika tingginya telah mencapai sekitar 40-50 cm. Penempelan tameng atau tambalan (shield or patch budding) dan penyambungan bail (wedge grafting) merupakan cara perbanyakan secara komersial. Pohon kecapi paling baik ditanam pada awal musim hujan. Di Thailand, jarak tanamnya berkisar antara 8 m x 5 m dan 12 m x 12 m. Jarak tanam yang rapat dipraktekkan untuk kebun buah kecapi secara komersial di dataran rendah delta tengah, yang di lahan itu pohonnya ditanam pada guludanguludan yang terpisah oleh parit-parit pengaliran air; tingginya permukaan air akan menolong mengatur pertumbuhan pohon. Untuk kebun buah komersial, perkembangan terakhir adalah penanaman berkerapatan tinggi dengan jarak tanamnya 4-6 m.
Pemeliharaan
Dianjurkan untuk mengadakan penyiangan yang teratur atau pemberian mulsa di sekeliling batang pohon kecapi. Selama 2-3 tahun pertama, 2-3 cabang utama sebaiknya diberi kesempatan untuk berkembang. Pengairan yang teratur merupakan hal yang kritis untuk tahun pertama setelah penanaman, juga menguntungkan selama perkembangan bunga dan buah. Pemupukan pada tahun-tahun pertama memerlukan 100-200 g amonium sulfat sebulan setelah penanaman dan sebelum berakhirnya musim hujan. Pohon-pohon muda yang sedang berbuah mendapatkan 200-500 gram pupuk majemuk dua kali setahun. Pohon dewasa memerlukan paling sedikit 2 kg pupuk majemuk setiap pemakaian untuk menjaga pertumbuhan dan produksi buah. Di Thailand, buah muda dibungkus di pohonnya, untuk memperbaiki kualitas buah dan mencegah lalat buah meletakkan telurnya.
Hama dan Penyakit
Penyakit merah jambu, yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor merupakan penyakit yang biasa pada kecapi. Sel-sel kankernya dapat diangkat sama sekali, dan luka-lukanya ditutup dengan fungisida tembaga sewaktu pohonnya sedang meluruhkan daunnya, sehingga saat musim hujan tiba, tekanan infeksinya rendah. Tanaman yang masih berada di persemaian mungkin diserang oleh Phytophthora pha.reoli. Sterilisasi tanah atau pemberian fungisida dapat memberantas penyakit ini. Hama yang paling berbahaya pada kecapi adalah tungau pembentuk bisul, Eriophyes sandorici, yang dapat diberantas dengan penyemprotan mitisida (miticide). Daun-daun yang gugur dari pohon yang terserang sebaiknya dibakar. Lalat buah oriental juga merupakan hama yang berbahaya, terutama pada kultivar yang buahnya berkulit tipis. Membungkus buah atau mengumpan lalat adalah tindakan pemberantasan yang dianjurkan.
Panen dan Pasca Panen
Panen Buah kecapi dipanen secara selektif ketika buah itu sudah menguning keemasan. Buah dipetik dengan dipanjat pohonnya atau dengan menggunakan sebatang galah bambu panjang berujung jaring. Hasil Di Filipina pohon kecapi yang berumur 30 tahun, yang ditanam dari benih dapat menghasilkan buah sebanyak 18.000-24.000 butir per tahun. Dengan berat buah per butir 80 gr dan 100 pohon/ ha, usaha petani kecapi teoritis menghasilkan 1419 ton/ha per tahun. Penanganan pasca panen Segera setelah dipanen buah kecapi dipilah-pilah dan dikemas dalam keranjang yang dilapisi dengan gedebog pisang, siap untuk diangkut ke pasar. Pada suhu ruang buah kecapi dapat disimpan paling kurang 7 hari.

Budidaya Kesemek

PENDAHULUAN
Kesemek adalah nama sejenis buah-buahan dari marga Diospyros. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental (Chinese/Japanese) persimmon. Nama ilmiahnya adalah Diospyros kaki. (‘Kaki’, bahasa Jepang, adalah nama zat tanin yang dihasilkan buah ini).
Sepintas kesemek (Diospiros kaki) mirip buah apel, jika sudah matang warna kulitnya kekuningan. Rasanya manis dengan tekstur daging renyah seperti papaya mengkal dan berangsur lunak seiring dengan matangnya buah. Selain dimakan sebagai buah meja, kesemek cukup potensial sebagai bahan baku manisan atau selai.
Jika sedang musim, buah kesemek sangat melimpah. Pasar kurang bisa menyerap buah karena tidak semua orang menyukainya. Kondisi ini seringkali menjadikan harga buah sangat murah. Perlu dilakukan penganekaragaman olahan kesemek paska panen agar citarasa, daya tahan serta nilai ekonominya meningkat.
Kandungan dan Manfaat
Berdasarkan riset, diketahui ternyata banyak zat kimia hebat di dalam buah kesemek. Di antaranya terdapat senyawa-senyawa antioksidan yang selain berkhasiat mencegah kanker juga menghambat proses penuaan dini. Mengonsumsinya dapat menghilangkan dahaga, menyehatkan paru-paru dan menguatkan limpa.
Buah yang dalam bahasa Yunani diartikan sebagai food of the God alias makanan para dewa ini mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Dibandingkan semangka dan apel kandungan vitamin C juga A jauh lebih tinggi. Setiap 100 g kesemek mengandung kalori 78 kkal, protein 0,8 g, lemak 0,5 g, karbohidrat 20 g (terutama fruktosa dan glukosa), kalsium 6 mg, vitamin A 2.710 SI, vitamin C 11 mg dan vitamin B1 0,05 mg.Nilai energinya 320 kJ/100 g.
Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki, yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit hipertensi.
Satu poin penting, sebutir kesemek setiap hari dapat membantu mencegah pengerasan pembuluh darah. Kesemek juga berkhasiat menjaga tekanan darah agar tidak melewati ambang normal ( Tekanan Darah Tinggi ) . Tepeliharanya kelenturan pembuluh darah dan stabilnya tekanan darah adalah kunci utama terpeliharanya kesehatan jantung.
Nah, Tuhan telah menciptakan kesemek dengan segala nilai lebihnya. Sepatutnya kita memanfaatkan kelebihan itu untuk kebaikan diri kita dan keluarga, bukan sebaliknya menganggap remeh sesuatu yang berharga.
Kesemek juga kaya akan likopen yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah kanker, phytochemical lutein, betakaroten dan serat. Kandungan polifenol di dalam kesemek dapat menurunkan kolesterol jahat dan mencegah penyakit jantung.
Sedangkan serat kesemek dapat mengikat zat karsinogen dan mengelurakannya dari saluran cerna, manfaatnya kanker saluran pencernaan bisa dicegah. Serat juga menjegah sembelit dan menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Buah kesemek yang matang dan empuk, yang telah hilang rasa sepatnya, setelah dipanen dapat dimakan dalam keadaan segar, atau daging buahnya diproses menjadi puri, es krim, selai, agar-agar, dan sebagainya. Beberapa kultivar yang berasa sepat dapat diolah menjadi produk kering yang enak rasanya, mirip dengan buah ara yang kering.
Zat taninnya yang disebut ‘kaki’ dimanfaatkan dalam penggambaran pakaian atau kertas agar tahan lama; pemakaian utamanya masa kini adalah dalam berbagai kerajinan tangan. Tanin ‘kaki’ juga digunakan sebagai bahan proteolitik dalam pembuatan arak beras Jepang, dan dalam pengobatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Budidaya Kesemek
Walaupun asal-usulnya dari daerah subtropik, kesemek dapat beradaptasi dengan berbagai cuaca pada iklim sedang yang hangat, seperti yang dijumpai di dataran tinggi daerah tropik. Pengalaman di Asia Tenggara menunjukkan bahwa iklim musiman yang menonjol tidak diperlukan. Pembudidayaan kesemek berhasil baik di dataran tinggi di atas 1000 m dpl; tetapi dijumpai juga beberapa contoh pohon kesemek yang berbuah di dataran rendah, misalnya di Kucing (Sarawak).
Lahan yang ternaung penting sekali untuk menghindari kerusakan daun muda yang masih lemah dari embusan angin, dan menghindari terjadinya lecet-lecet pada buah. Pohon kesemek toleran terhadap berbagai tipe tanah, tetapi lebih mudah mempertahankan hasil produksi yang tinggi jika ditumbuhkan pada tanah dalam tetapi tidak terlalu berat, dan yang baik drainasenya. Keasaman yang dianjurkan ialah pH antara 5,5-6,5.
Pohon kesemek berukuran kecil sampai sedang, 15 m atau kurang, dioesis (dioecious, berumah dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan daun. Daun dalam dua deret, tersusun berseling, bertangkai pendek lk. 3 cm, bundar, bundar telur sampai jorong, 2,5-15 × 5-25 cm, hijau kuning berkilap.
Bunga jantan dalam malai pendek berisi 3-5 kuntum, bunga betina soliter, di ketiak daun, berbilangan 4. Buah buni berbentuk gepeng membulat dan bersegi empat, hijau kekuning-kuningan sampai merah, dengan daun kelopak yang tidak rontok.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan kesemek di Indonesia dan Malaysia biasanya melalui pemisahan tunas akar yang berumur beberapa tahun. Tanaman yang berasal dari benih cenderung bercabang kurus-kurus clan lemah. Di daerah subtropik, perbanyakan kesemek biasanya dilakukan dengan sambungan mata tunas dewasa di atas batang bawah yang berasal dari benih. Setek sangat sulit berakar.
Saat perbanyakan yang tepat merupakan hal yang penting, sebab jika masa pertumbuhan pucuk secara alami terlewati, pertumbuhan akan terhambat beberapa tahun; hal ini merupakan masalah tersendiri pada kesemek. Sama halnya juga dengan saat potion sedang tak berdaun, dan hati-hatilah agar perakarannya tidak rusak.
Jarak tanam bergantung kepada kesuburan pohon dari- berbagai kultivar; dianjurkan variasi antara 6 m x 4,5 m (setara dengan 370 pohon/ha) dan 5 m x 2,5 m (setara dengan 800 pohon/ha). Di daerah tropik, pertumbuhan kesemek cenderung lebih subur, dan umumnya diperlukan jarak tanam yang lebih jarang.
Pemeliharaan
Pembuangan kuncup dan penjarangan bunga dianjurkan untuk menekan kecenderungan terjadinya berbuah dua-tahunan. Tambahan pula buah-buah yang masih kecil hendaknya juga diperjarang sampai tinggal satu atau paling banyak dua butir pada setiap pucuknya, agar diperoleh buah yang baik kualitasnya.
Pemupukan utama, baik dengan pupuk kandang maupun pupuk buatan hendaknya dilaksanakan 1-2 bulan sebelum panen. Kelebihan nitrogen agar dihindari, sebab akan merangsang kesuburan tanaman, menambah rontoknya buah yang masih kecil-kecil, dan mempercepat pertumbuhan buah sehingga akan terjadi rongga di bawah daun kelopak.
Buah kesemek dipanen dengan cara tangkai buahnya dipotong, sehingga daun kelopaknya tetap menempel pada buah. Buah yang belum tua tidak akan menjadi enak dan manis. Di Jepang, digunakan peta warna untuk memastikan bahwa buah yang dipetik itu warna kulitnya optimal. Sebagian besar kultivar dapat disimpan buahnya di dalam ruang pendingin pada suhu + 1° C sampai -1° C selama 2-4 bulan.
Pangsa Pasar
Kesemek memang bukan apel. Pamornya sebagai buah pun jauh di bawah apel impor maupun lokal. Rasanya jarang’ sekali ada yang menjadikan kesemek sebagai buah favorit. Sulit menemukannya di supermarket atau toko-toko buah berkelas.Bila ingin kesemek, carilah di pasar tradisional.
Tak perlu repot-repot menawar karena harganya sudah murah. Biasanya tak sampai Rp 5.000 per kilo. Mungkin karena identik dengan harga murah, kesemek kadung dicap sebagai buah rakyat. Entah karena faktor ini atau sebab lain, banyak yang enggan membeli kesemek untuk disuguhi menjamu tamu lantaran gengsi.
Buah ini cukup penting dalam tradisi Tiongkok dan Jepang, sehingga nilai komersialnya tinggi di sana. Kini komersialisasi produksi kesemek telah merembet dan meluas ke Selandia Baru, Australia dan Israel. Ekspor dari Israel inilah yang dinamai sebagai Sharon fruit.
Di Indonesia, Malaysia dan Thailand, produksi kesemek umumnya hanya cukup untuk konsumsi lokal. Sumatera Utara, khususnya wilayah Brastagi, di waktu lalu pernah secara tetap mengirimkan kesemek untuk Singapura; namun kini terhenti karena kualitasnya terdesak oleh kesemek produk negara-negara lain.
Tempat-tempat lain di Indonesia yang menghasilkan kesemek di antaranya adalah Jawa Barat dan Jawa Timur, di mana buah ini ditanam pada daerah-daerah tinggi di pegunungan.

Budidaya Duku

Pendahuluan
Deskripsi
Merupakan salah satu duku unggul dari Sumatera Selatan. Bentuk buahnya bulat atau bulat lonjong. Kulit buahnya tipis, halus, berwarna kuning agak kecokelatan, dan sedikit mengandung getah. Daging buahnya bening dan rasanya manis. Persentase daging buahnya antara 64-77%. Keistimewaannya, duku ini jarang sekali berbiji. Dari sekitar 10-15 buah, biasanya hanya dijumpai sebuah duku yang berbiji. Produktivitas tanaman yang mulai berbuah rata-rata 12 kg/pohon/tahun, sedangkan tanaman yang sudah dewasa dapat menghasilkan 800-900 kg/pohon/tahun.
Manfaat
Buah duku pada prakteknya selalu dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang tanpa biji dapat dibotolkan dalam sirop. Kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, serta digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan, dan sebagainya. Kulit buahnya yang dikeringkan di Filipina dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah itu juga dimanfaatkan sebagai obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya. Bagian tanaman lainnya yang digunakan sebagai obat adalah bijinya yang ditumbuk digunakan oleh penduduk setempat di Malaysia untuk menyembuhkan demam, dan kulit kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri dan malaria; tepung kulit kayu juga digunakan sebagai tapal untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
Syarat Tumbuh
Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan be’rbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial. Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH antara 6-7. Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan, bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang, seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.
Pedoman Budidaya
Tanaman diperbanyak dengan biji. Biji ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji (arilus), kemudian disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji duku bersifat poliembrioni sebesar l0-50%. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan sambung pucuk. Batang bawah berasal dari semai biji duku berumur setahun lebih. Perbanyakan dengan penyusuan berhasil baik, tetapi dapat dipisahkan dari pohon induknya setelah 4-5 bulan kemudian. Sementara, cara okulasi jarang dilakukan karena kesulitan mengambil mata tempelnya. Cara cangkok juga jarang dilakukan karena pertumbuhan bibitnya lemah meskipun dapat berakar. Bibit dari biji mempunyai masa remaja (juvenil) panjang, antara 8-17 tahun. Umur mulai berbuah untuk bibit vegetatif belum jelas, tetapi di Thailand bibit sambungan mulai berbuah pada umur 5-6 tahun. Cabang entres diambil dari varietas unggul yang daunnya masih muda, tetapi sudah mulai menua, biasanya menjelang musim hujan. Untuk memperoleh hasil sambungan tinggi sebaiknya daun cabang entres dirompes dua minggu sebelum cabang dipotong. Di Filipina, sebagai batang bawah yang kompatibel digunakan semai Dysoxylum altisimum Merr. dan Dysoxlum floribundum Merr. Duku ditanam pada jarak tanam 6-8 m dalam lubang berukuran 6o cm x 6o cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg/lubang. Bibit ditanam pada umur 1-2 tahun atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Pupuk buatan berupa campuran 100 g urea, 50 g P2O5, dan 50 g KCl per tanaman diberikan empat kali dengan selang tiga bulan sekali. Setelah ditanam, bibit harus diberi naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering. Kondisi lahan di sekitar bibit harus dij aga agar tetap lembap.
Pemeliharaan
Pohon muda hendaknya dinaungi dengan baik dan disirami selama beberapa tahun pertama. Pucuk utama langsat yang bertipe tegak harus dipenggal, dan cabang-cabang lateral yang tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar, agar perawakannya lebih memencar. Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang yang kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak dianjurkan. Persyaratan kebutuhan haranya barangkali rendah, berkat pertumbuhannya yang lambat dan hasilnya yang rendah, tetapi pemupukan yang ringan di awal musim hujan dan setelah panen mungkin bermanfaat, terutama jika ingin diproduksi hasil yang besar. Pengairan dapat digunakan untuk mempercepat pembungaan satu atau dua bulan, asalkan calon bunga telah muncul selama periode kering sebelumnya. Perbungaan mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu masa kering yang pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya akan menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh pecahnya buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.
Hama dan Penyakit
Penyakit busuk akar dan antraknosa merupakan 2 macam penyakit yang berbahaya, yang masing-masing menyerang pohon dan buah duku. Belum jelas betul patogen mana yang menyebabkan busuk akar, sebab belum ada bukti bahwa Phytophthora spp. terlibat dalam hal ini. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak berupa bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah; serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga menyebabkan kerugian pasca-panen. Penggerek kulit kayu, merupakan hama yang umum, terutama pada langsat yang bertipe tegak, yang seringkali menyebabkan jeleknya penampilan ranting-rantingnya yang mati oleh ulat-ulat ngengat ‘carpenter’ (Cossus sp.) dan ngengat hijau (Prassinoxema sp.). Ulatnya menjadi pupa di dalam lorong. Hama-hama ini aktif sepanjang musim hujan; sebagian kerusakan disebabkan oleh rusaknya kuncup bunga: Petani duku mencolek kulit kayu yang lepas dari cabang yang terserang, membunuh penggerek penggerek yang muncul, dan mengecat dengan insektisida cabang yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Penggerek-penggerek lain menyerang batang, ranting, dan buah. Di Malaysia, ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah rontok; buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk memotong daur hidup hama ini: Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’ dijumpai di dalam buah duku. Kutu perisai dan kutu kecil (mites) dapat pula menimbulkan kerusakan yang hebat. Kelelawar, burung, dan tikus suka sekali memakan buah duku; pemberantasannya yang efektif adalah menyinari dengan baterai pada rnalam hari dan membungkus tandan-tandan buah dengan kantung-kantung nilon. Daunnya dirusak oleh binatang pengebor daun, penggulung daun, kumbang, dan kutu.
Panen dan Pasca Panen
Buah duku dipanen dengan jalan dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan-tandan buahnya yang matarig dengan pisau atau gunting pangkas. Hendaklah hati-hati agar tidak melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnpa akan muncul dari situ juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya Iebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusalcan kuncup-kuncup bunga yang masih dorman. Diperlukan empat atau lima kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yang matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika pematangan tidak bersamaan, akan sangat menqulirkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika dikemas. Penanganan pasca panen Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak, kulit buahnya berubah menjadi coklat dalam 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan di pohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada di pohonnya buah-buah itu tetap akan berubah menjadi coklat, dan dalam waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar. Penyimpanan dalam kamar pendingin dengan suhu 15° C dan kelembapan nisbi 85-90% dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dahulu dalam larutan benomil (4 g/1). Buah duku dipasarkan dalam keranjang-keranjang bambu yang dialasi koran bekas atau daun pisang kering. Seringkali buah-buah itu dipilah-pilah dahulu sebelum dijual.

Budidaya Delima

Delima (Punica Granatum L.)
Obat Tradisional Indonesia Yang Merupakan Sumber Antioksidan

Pohon delima (Punica granatum L.) adalah perdu atau pohon kecil, merupakan tanaman hias yang banyak tumbuh dan dipelihara di pekarangan penduduk di Indonesia. Kecuali sebagai tanaman hias, pohon delima mempunyai buah yang enak dimakan, kulit buahnya digunakan sebagai obat untuk menghentikan diare atau obstipansia, sedangkan akarnya digunakan secara tradisional untuk obat penyakit kecacingan terutama untuk anak-anak.

Zat yang berkhasiat untuk meracuni cacing pita tersebut adalah alkaloid peletierin yang merupakan alkaloid pertama yang dapat diisolasi dari tanaman. Kulit buah dan akar delima banyak dijumpai dalam ramuan obat tradisional Indonesia selama bertahun-tahun karena ramuan yang mengandung simplisia tersebut efektif untuk menghentikan diare dan mengobati kecacingan.
Ada beberapa jenis pohon delima yang tumbuh di pekarangan rumah yaitu delima putih yang berbunga putih, delima merah yang berbunga merah, delima susu wantah yang berbunga merah, dan delima hitam yang berbunga merah dan kulit buahnya berwarna ungu tua (Sastroamidjojo, 1997). Semua pohon delima mempunyai buah yang kulitnya berasa sepat, begitu pula akarnya.



Rasa sepat pada buah atau bagian tanaman lain biasanya merupakan tanda bahwa di dalam bagian tanaman tersebut terkandung tanin yang merupakan senyawa polifenol. Rasa sepat tanin yang terdapat di dalam berbagai bagian tanaman disebabkan karena tanin dapat mengendapkan protein, sehingga kalau tanin kontak dengan lidah maka reaksi pengendapan protein ditandai dengan rasa sepat atau astringen. Rebusan atau suspensi yang mengandung gom arab atau gom tragakan yang mengandung tanin, di dalam klinik digunakan untuk menyembuhkan luka terbuka.

Efek sepat dan penyembuhan luka oleh tanin disebabkan karena sebagai senyawa polifenol memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Potensi antioksidan dari berbagai bagian tanaman dimanfaatkan di dalam pengobatan herbal untuk menghentikan diare, sebagai antiinflamasi, antiseptik dan di dalam penelitian modern sebagai obat osteoartritis, anti tumor dan antikanker. Sejak 7 tahun terakhir, penelitian yang dilakukan menghasilkan publikasi tentang delima 7 kali lebih banyak dari publikasi selama bertahun-tahun sebelum itu. Karena itu penggunaan delima sebagai obat dan suplemen makanan juga meningkat (Lansky, 2007).




Manfaat pohon delima

Kalau di dalam formulasi obat tradisional digunakan kulit buah dan akar delima, di dalam pengobatan herbal modern yang telah dikembangkan sebagai obat adalah ekstrak buah, ekstrak kulit buah, jus buah, jam buah, jelli buah, konsentrat jus buah, anggur buah dan minyak biji delima.

Semua khasiat sediaan delima disebabkan kandungan berbagai senyawa polifenol yang aktivitas antioksidannya sangat tinggi. Minyak biji delima (MBD) mengandung lebih dari 70% asam-asam linolenat terkonyugasi (ALT) termasuk asam punisat (punicic acid) yang merupakan asam lemak tidak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh ini mempunyai khasiat yang potensial terhadap metabolisme lipid pada tikus obesitas yang menderita hiperlipidemia. Berbeda dengan asam linoleat terkonyugasi (ALT), asam lemak MBD mempunyai 3 ikatan rangkap, sedangkan ALT hanya 2 ikatan rangkap. Di samping itu MBD juga mengandung banyak sekali asam punisat, senyawa yang mirip ALT, bahkan disebut super ALT yang potensinya lebih besar dari ALT. MBD juga mengandung fitoestrogen mirip estrogen yang diproduksi dalam tubuh manusia.

Penelitian lain menggunakan konsentrat jus delima yang diberikan kepada penderita diabetes tipe II yang juga menderita hiperlipidemia. Pasien yang diberi konsentrat jus delima 40 g sehari selama 8 minggu menunjukkan hasil penurunan kolesterol total, kolesterol LDL, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/kolesterol HDL. Tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada triasilgliserol dan kolesterol HDL



Kohno (2004) yang meneliti karsinogenesis colon dalam tikus uji menyimpulkan bahwa MBD mampu mencegah atau mengurangi pertumbuhan kanker colon pada tikus yang diinduksi dengan azoksi metana. Untuk menginduksi pembentukan kanker colon, tikus diberi azoksi metana 1 kali seminggu selama 2 minggu. Satu minggu sebelum induksi, kepada tikus diberikan nutrisi yang mengandung MBD selama 32 minggu. Hasil pengamatan pada akhir minggu ke 32 menunjukkan bahwa MBD dapat menghambat atau menekan pembentukan kanker colon.

Konsentrasi polifenol total di dalam MBD sekitar 0,015%. Komposisi asam lemak di dalam MBD berturut-turut adalah asam punisat 65,3%, asam palmitat 4,8%, asam stearat 2,3%, asam oleat 6,3%, dan asam linoleat 6,6 %.  MBD merupakan antioksidan yang kuat mendekati hidroksianisol terbutilasi (BHA) dan teh hijau, dan secara signifikan lebih besar daripada anggur merah (Vitis vinifera).

Dari MBD diperoleh flavonoid yang dapat menginhibisi siklooksigenase dari biri-biri sebesar 31-44%, dan menginhibisi lipoksigenase kedelai sebesar 69-81%, sedangkan flavonoid yang diekstraksi dari  jus delima yang difermentasi menunjukkan inhibisi 21-30% lipoksigenase kedelai, tetapi tidak menginhibisi siklooksigenase biri-biri (Schubert, 1999).

Penelitian ekstrak delima dan minyak biji delima menghambat pertumbuhan jaringan kanker pada tikus sudah dilakukan terhadap tumor kulit (Hora, 2003), kanker prostat, leukemia, dan buah dada (Mehta, 2004).

Buah delima adalah buah yang sudah biasa dimakan, dan sampai saat ini belum ada laporan keracunan karena makan buah delima. Elagitanin punikalagin yang terdapat banyak di dalam buah delima juga telah diteliti kemungkinan efek toksiknya dan dilaporkan dalam J.Agric.Food.Chem. 2003. 51(11): 3493-3501. Diet yang mengandung 6% punikalagin yang diberikan kepada tikus selama 37 hari tidak menimbulkan efek toksik terhadap hati dan ginjal.

Melihat hasil-hasil penelitian terhadap  buah delima dan sediaannya, maka diharapkan penggunaannya sebagai obat herbal dan suplemen makanan akan meningkat. Karena banyak tumbuh di Indonesia maka perhatian terhadap pohon delima harus dibangkitkan kembali dengan cara pembudidayaan sehingga tidak perlu diimpor. Ekstrak buah delima dan minyak biji delima dapat digunakan untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh sehingga sehingga sangat baik digunakan dalam sediaan obat pelangsing dan untuk mengurangi obesitas. Apabila penelitian sebagai antitumor atau antikanker sudah dapat meyakinkan kita, maka buah delima dapat dikembangkan sebagai obat antitumor dan antikanker.


Syarat Tumbuh

Delima merupakan jenis subtropik yang bandel, dapat bertahan hidup pada suhu musim dingin yang rendah (-10° C). Buah berkualitas paling baik dihasilkan dari daerah yang beriklim dingin yang sejuk dan, musim panas yang panas dan kering; )enis ini tidak akan berbuah dengan baik di daerahdaerah yang beriklim sangat lembap. Pada keadaan lingkungan yang kering diperlukan pengairan untuk mempertahankan tingkatan hasil yang tinggi. Pohon delima toleran terhadap tanah yang bagi kebanyakan tanaman buah-buahan lain tidak dapat tumbuh subur, termasuk tanah berkapur dan tanah basa. Di Asia Tenggara, pohon delima tumbuh dengan baik sampai ketinggian 1600 m dpl. pada berbagai tipe tanah dengan kisaran yang luas; di wilayah yang lebih basah pohon delima akan selalu hijau, pembungaan dan pembuahan menjadi berkepanjangan, dan kualitas buah menjadi lebih rendah.




Pedoman Budidaya

Pohon delima yang ditumbuhkan dari benih bervariasi, karenanya dianjurkan perbanyakan dengan klon melalui setek batarig berkayu keras atau cangkokan; cara terakhirlah yang umum dilakukan di Asia Tenggara. Cangkokan dapat dipisahkan setelah 3-4 bulan, jika sudah berakar cukup baik; tanaman cangkokan dapat berbuah Iebih cepat; cangkokan itu seringkali dijual ketika sedang berbunga. Untuk kebun delima di India, jarak tanam yang dianjurkan adalah 5 m x 2 m sampai 5 m x 5 m. Pucuk-pucuk samping yang lebih bawah dipotong pada saat tanam dan cabang-cabang lateral lainnya dipangkas untuk membentuk batang tunggal, dan untuk membangkitkan vigor terminal yang cukup untuk menekan tumbuhnya anakan, yang jika tidak demikian akan berubah ke sifat perawakan merumpun. Anakan-anakan itu akan tumbuh dalam jangka waktu yang panjang dan akan terlalu muda untuk berbunga, sehingga akan merusak perawakan pohon dan tumbuh tanpa terjadinya batang mengayu. Pada iklim muson saat berbunga dapat dimanipulasi dengan tidak memberikan pengairan selama sekitar 2 bulan, dan pembungaan akan terjadi satu . bulan setelah pengairan diadakan lagi. Pembajakan atau pemangkasan akar ketika keadaan kering dimulai akan memperkuat efek pembungaan.


Pemeliharaan

Pemupukan dilakukan pada akhir musim kering.




Hama dan Penyakit

Sejumlah hama dan penyakit telah tercatat, yang paling berbahaya ialah kupu-kupu delima, Virachola isocrates yang merupakan ulat penggerek buah, yang merupakan ancaman yang nyata terhadap tanaman delima di India, dan penyakit busuk buah yang . disebabkan oleh jamur Phomopsis yang merajalela pada iklim basah. Penggerek buah sukar diberantas, karena telurnya satu-satu diletakkan pada bunga atau pada sisa-sisa daun kelopak di atas buah dan ulat yang muda itu segera memakan daun kelopak itu sewaktu mencari jalan menuju buah, karena kecilnya ukuran ulat itu, maka sulit untuk dideteksi. Buah dapat dibungkus untuk melindunginya, penggunaan pestisida sebaiknya didasarkan pada pemantauan yang hati-hati dari populasi kupu-kupu (melalui perangkap lampu) dan tahap perkembangan telur yang diletakkan. Penyakit busuk "Phonopsis" dapat menyebar melalui biji pada buah yang terserang, sehingga buah dan ranting berbunga yang terinfeksi hendaknya dibuang. Fungisida memberikan efek pengendalian yang cukup. Delima merupakan salah satu inang kutu perisai berlilin, Ceroplastes sinensis.


Panen dan Pasca Panen

Buah delima dapat menjadi retak pada saat pematangan, tetapi buah yang belum matang akan berkualitas rendah, dan buah sebaiknya tidak dipanen sebelum mencapai warna kuning di pangkalnya. Buah tidak dapat dipetik dengan mudah dan harus dipotong dengan gunting pangkas. Di pusat-pusat produksi yang terkemuka hasil 100150 buah (17-25 kg) per pohon atau 10 ton/ha per tahun dianggap baik untuk kebun delima yang sudah mapan. Buah yang masak sempurna dapat dikapalkan dan disimpan dengan baik.

Jual Gelang Tasbih Kokah

Jual gelang tasbih kokah berkhasiat, harga Rp.25.000/ pcs.berasal dari kayu pohon Kokah/ kuk, yang konon pohon tersebut dipilih untuk tongkat Nabi Musa, Perahu Nabi Nuh, dan Nabi Muhammad saw pernah berteduh dibawahnya, sangat berhasiat untuk terapi jasmani dan rohani.order: 081804496179, minimal order 5pc.


Sultan grosir merupakan suatu usaha sukses yang bergerak dalam bidang busana, perlengkapan muslim dan parfum. Kami menjual aneka busana produksi khas solo, perlengkapan muslim meliputi busana muslim, oleh- oleh haji serta aneka obat dan makanan timur tengah dan parfum impor-lokal. Kami melayani sistem pembelian grosir, namun juga melayani pembelian eceran dengan harga terjangkau.

Pengharum Aromatherapy Wadah Keramik

Pengharum aromatherapy wadah keramik sebagai tempat serat kayu wangi yang di tetesi aroma wangi, memberikan aroma wangi yang nyaman menawan.


Tersedia 3 pilihan keharuman yang mempesona : Lemon, Laveder, Rosemary, cantik di taruh pada dash board mobil , atau meja kerja atau ruang tidur, berkesan alami dan menyatu dengan alam, cantik elegant buat hadiah, penerima pasti suka. Dikemas dengan dus yang sangat cantik, pesan sekarang stock terbatas !
  • Handphone 0838-71288828
  • Telpon 62-21 43922804, 43922805, 71430078, 90655131
  • Faks 62-21 43931921
  • JL. A , Lagoa Terusan C1 , RT002 RW02 No.10 , Koja Jakarta Utara - Tanjung Priok
  • Kode Pos 14270, Jakarta

Bisnis Kerajinan Lampu Gantung

Situs Resmi Kerajinan tembaga AA Gallery, www.kerajinantembaga.CO.ID, pusatnya supplier kerajinan tembaga dan kuningan indonesia. informasi mengenai produk kerajinan lampu gantung tembaga dan kuningan, produk ini biasa dipasang di rumah-rumah, restoran, cafe, hotel hingga resort ataupun vila. adapun bentuk desain dan ukuran dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.


Berikut ini beberapa penjelasan singkat mengenai produk kerajinan lampu gantung tembaga atau kuningan, tentunya yang berhubungan dengan material , ukuran , bentuk dan juga harga.
  • Nama Produk : Lampu Gantung
  • Material : Tembaga, Kuningan Dan Alumunium (besi untuk kerangka)
  • Ukuran : Dapat di sesuaikan
  • Telp : +62276 - 323423
  • Fax : +62276 - 323405
  • Mobile : +6281 225 444 111
  • Mobile : +6281 225 444 222
  • Website1 : www.kerajinantembaga.co.id
  • Website2 : www.tembagakuningan.com
  • Website3 : www.handycraftstore.com

Bintaro (Cerbera manghas) Pohon Penghijauan yang Beracun



Bintaro yang ini adalah tumbuhan (pohon) bernama latin Cerbera manghas, bukan nama sebuah kelurahan di Jakarta Selatan. Tapi mungkin dari nama pohon inilah, nama kelurahan Bintaro berasal. Yang pasti tumbuhan ini banyak dijumpai di Jakarta sebagai pohon penghijauan.
Bintaro yang banyak digunakan sebagai pohon penghijauan di berbagai tempat di Jakarta, pada tahun 2009 pernah membuat geger. Pasalnya buah, daun, dan getah pohon ini mengandung cerberin yang beracun.
Pohon Bintaro sering disebut juga sebagai Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Nama Bintaro juga sering disematkan kepada kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera odollam. Kedua jenis tanaman ini memang mempunyai kemiripan dalam berbagai hal.
Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm. Ketika masih muda berwarna hijau pucat dan berubah menjadi merah cerah saat masak.
Tanaman Bintaro tersebar luas di kawasan tropis indo fasifik termasuk Indonesia. Habitat aslinya adalah daerah pantai dan hutan mangrove (bakau). Namun kini Bintaro banyak ditanam sebagai pohon penghijauan penyerap karbondioksida (CO2).
Bintaro Beracun Tapi Mengandung Biofuel. Hampir seluruh bagian tanaman Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan.
Namun di balik racun yang dikandungnya, biji dari pohon ini ternyata dapat diekstrak menjadi minyak yang dapat digunakan sebagai energi alternatif (biofuel). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro (Cerbera manghas) menjadi energi alternatif. Minyak hasil ekstrak dari biji Bintaro terbukti dapat dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).
Meskipun beracun, dengan potensi yang dipunyainya baik sebagai tanaman penghijauan maupun sebagai penghasil biofuel, sepertinya bukan sikap bijak jika kita harus menjauhi dan memusnahkan tanaman ini. Toh, di sekitar kita banyak sekali tanaman-tanaman yang mengandung racun seperti Tuba, Tembakau, Zodia dan lain sebagainya. Di samping racun yang dikandung tumbuhan beracun tersebut pasti terdapat potensi yang menunggu untuk kita manfaatkan. Demikian juga Bintaro pohon penghijauan yang beracun ini.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan                : Plantae;
Sub kerajaan          : Tracheobionta;
Super Divisi          : Spermatophyta;
Divisi                     : Magnoliophyta;
Kelas                     : Magnoliopsida;
Sub Kelas              : Asteridae;
Ordo                      : Gentianales;
Famili                    : Apocynaceae;
Genus                    : Cerbera;
Spesies                  : Cerbera manghas L.