Sabtu, 19 Maret 2011

Luas Konservasi Laut 20 Juta Ha

Luas Konservasi Laut 20 Juta Ha


KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan hasil produksi budidaya laut. Salah satunya ialah dengan menargetkan area konservasi perairan seluas 15,5 juta hektare (ha) pada tahun 2014. Luas area pemeliharaan dan perlindungan di perairan laut ini naik 11,5% dibanding dengan luas konservasi tahun lalu yang mencapai 13,9 juta ha. KKP menargetkan area konservasi perairan tahun 2020 bisa mencapai 20 juta ha.

Gelwynn Jusuf, Sekretaris Jenderal KKP menjelaskan, area konservasi ini akan dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah. "Anggaran pemerintah sangat terbatas, di lain pihak untuk mengelola keragaman hayati yang luas memerlukan dana besar,"ujar Gelwynn,Kamis (17/3).

Pemerintah akan mengerahkan sumber daya lain demi mendukung pengelolahan kawasan konservasi. Misalnya dengan mengerahkan biaya perijinan pengelolaan, pajak, biaya denda akibat pelanggaran, denda polusi, hibah dari dalam dan luar negeri, program tanggung jawab sosial perusahaan, atau dana pengelolaan lingkungan oleh lembaga swadaya masyarakat nirbala.

Saat ini, pembiayaan pengelolaan kawasan konservasi perairan bersumber dari anggaran pemerintah. "Sumber lain seperti bantuan luar negeri, LSM, dan hibah," lanjut Gelwynn. Meskipun demikian, menurutnya dana ini belum mencukupi kebutuhan. Sebab, untuk mengelola area di bawah 20.000 ha, dibutuhkan dana sebesar sekitar US$ 110 per ha.


SUMBER : HARIAN KONTAN HAL 15

Sukses itu hak semua orang

Assalamu'alaikum
Salam sukses !
Sukses sebuah kata yang selalu menjadi cita-cita semua orang. Sukses juga sangat mudah diucapkan namun ternyata sulit digapai, bagai memandang gunung yang terlihat indah dari kejauhan namun ternyata jalannya terjal dan berliku. Namun ada sebuah ciri bagi orang yang mendekati kesuksesan yaitu ia menganggap jalan yang berliku dan segala kesulitan dalam upaya mencapai kesuksesan adalah sebuah TANTANGAN. Tantangan yang dapat dibuat menjadi sebuah peluang dan kesempatan.
Saya punya sebuah tips sebagai upaya mendekati kesuksesan tersebut, yaitu dengan menyebarkan aura kesuksesan kita kesegala penjuru tempat. Cara mempertebal aura kesuksesan tersebut adalah dengan mem-visualisasikan jalan dan strategi mencapai kesuksesan tersebut diatas kertas, mem-visualisasikan keindahan sukses itu sendiri dan yang terpenting adalah meniatkan kesuksesan tersebut untuk menambah rasa keimanan kita pada yang Maha Kuasa. Yang terakhir jangan pernah hanya berfikir bahwa kesuksesan itu adalah dengan berlimpahnya harta benda...tapi ada lagi kesuksesan yang lebih hakiki yaitu kesuksesan ketika kita dapat menjaga komitmen kita dalam kebaikan dan keimanan pada Allah Aza Wa Jalla..

Wassalamu'alaikum

CUCAK RAWA BURUNG PENGICAU LANGKA



Cucak rawa yang dalam bahasa latin disebut Pycnonotus zeylanicus merupakan salah satu burung pengicau yang banyak disuka oleh para pecinta burung. Meskipun populasi spesies cucak rowo masih berstatus rentan (Vulnerable), namun burung cucak rawa ini semakin langka sulit ditemukan di alam bebas, terutama di Jawa.
Burung cucak rawa (cucak rowo), di daerah Sunda biasa dikenal dengan cangkurawah, sedangkan di Sumatera dan Melayu disebut sebagai barau-barau. Burung cucak rawa dikenal sebagai Straw-headed Bulbul, dan Straw-crowned Bulbul dalam bahasa Inggris. Sedangkan dalam bahasa latin burung pengicau ini disebut Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).

Ciri Fisik.
Burung cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) berukuran sedang dengan panjang tubuh dari ujung paruh ke ekor sekitar 28 cm. Panjang ekornya saja sekitar 9 cm.
Kepala cucak rawa berwarna pucat dengan kumis hitam mencolok. Mahkota dan penutup telinga jingga jerami, punggung coklat zaitun dan bercoret putih. Paruh sepanjang 2,5 cm dengan warna hitam mengkilat (dewasa) atau berwarna kemerahan saat masih muda.
Sayap dan ekor cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) berwarna coklat kehijauan, dengan dagu dan tenggorokan putih. Bagian lain dari burung cucak rowo seperti dada berwarna abu-abu bercoret putih, perut abu-abu, tungging kuning, iris kemerahan, kaki coklat gelap, dan pantat kuning.

Kebiasaan, Persebaran dan Konservasi.
Burung cucak rawa menyukai habitat hutan sekunder dan pinggir hutan yang berdekatan dengan lahan basah seperti sungai, rawa hingga hutan bakau yang berda di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.600 mdpl. Termasuk burung yang pemalu dan sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas.
Cucak rawa mempunyai suara kicauan yang keras, jelas, bertalun, turun naik sembarangan, tetapi berirama baku, sahut-menyahut atau dalam koor.
Cucak rawa tersebar di Asia Tenggara meliputi Myanmar, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Di Indonesia burung cucakrowo dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Namun keberadaan burung pengicau ini di Jawa, dan Thailand sudah sangat sulit ditemukan.
Statusnya dalam IUCN Redlist masih dianggap sebagai vulnerable (rentan), sedangkan oleh CITES burung cucak rawa dimasukkan dalam daftar Apendiks II.
Sekarang, Lebih gampang mendengarkan ratapan cucak rawa yang terperangkap dalam sangkar ketimbang mendengarkan kicauan riang burung cucak rawa di alam.

Kalsifikasi Ilmiah:
Kerajaan                   : Animalia;
Filum                        : Chordata;
Kelas                        : Aves;
Ordo                         : Passeriformes;
Famili                       : Pycnonotidae;
Genus                       : Pycnonotus;
Spesies                     :Pycnonotus zeylanicus
Nama binomial         : Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789). Nama Indonesia: Cucak rawa

Kelompok Species Untuk Kategori Krustasea (gambar + klasifikasi)

Kelompok Species Untuk Kategori Krustasea



Nama Indonesia: Kepiting
Nama Internasional: Mangrove/Mud crab.
Nama Latin: Scylla serrata (Forsskal, 1755)

  

Nama Indonesia: Rajungan
Nama Internasional: Swimming Crabs
Nama Latin: Portunus pelagicus (Linnaeus, 1766)



  


Nama Indonesia: Udang barong/Udang karang
Nama Internasional: Spiny lobsters
Nama Latin: Panulirus versicolor (Latreille, 1804)

  
Nama Indonesia: Udang bunga/Raja udang
Nama Internasional: White spotted red/brown SL.
Nama Latin: Panulirus longicep



  



Nama Indonesia: Udang Dogol
Nama Internasional: Endeavour prawn/ Shrimp blue tail endeavour prawn
Nama Latin: Metapenaeus endeavouri (Schmitt, 1926)



  
Nama Indonesia: Udang Dogol
Nama Internasional: Endeavour prawn/ Shrimp red greasiback
Nama Latin: Metapenaeus ensis, (de Haan, 1850), Metapenaeus monoceros, (Fabricius, 1798)

  

Nama Indonesia: Udang jaka/Udang batu
Nama Internasional: Brown or red SL.(Spiny lobster)
Nama Latin: Panulirus penicillatus

  

Nama Indonesia: Udang jarak
Nama Internasional: Grey-blue, spotted legs SL.
Nama Latin: Panulirus polyphagus




  

Nama Indonesia: Udang Jerbung/Udang putih
Nama Internasional: Banana prawn/ White shrimp
Nama Latin: Penaeus merguiensis (de Man, 1888 )

  

Nama Indonesia: Udang Jerbung/Udang putih
Nama Internasional: Banana prawn, Indian banana
Nama Latin: Penaeus indicus (Milne Edwards, 1837)

  




Kelompok Species Untuk Kategori Krustasea




Nama Indonesia: Udang ketangan/Udang Cemara
Nama Internasional: Green, fine pale spotted, zebra legs SL.
Nama Latin: Panulirus ornatus

  

Nama Indonesia: Udang krosok
Nama Internasional: Tiger cat shrimp, Rainbow shrimp
Nama Latin: Parapenaeopsis sculptitis (Heller, 1862)

  

Nama Indonesia: Udang Lainnya
Nama Internasional: Other shrimps
Nama Latin:

  

Nama Indonesia: Udang pantung/Udang Bireng
Nama Internasional: Light/blue green, spooted/bloched legs SL.
Nama Latin: Panulirus homarus

  

Nama Indonesia: Udang ratu/Udang raja
Nama Internasional: King prawn, Blue legged, King prawn
Nama Latin: Penaeus latisulcatus (Kishinouye, 1896)



  

Nama Indonesia: Udang Rebon
Nama Internasional: Trasi Shrimp
Nama Latin: Mysis

  

Nama Indonesia: Udang windu
Nama Internasional: Jumbo tiger prawn/ shrimp, Giant tiger prawn/shrimp, Blue tiger prawn
Nama Latin: Penaeus monodon (Fabricius, 1798)


  

Nama Indonesia: Udang Windu
Nama Internasional: Jumbo tiger prawn/ Brown tiger prawn
Nama Latin: Penaeus semisulcatus (de Haan, 1850)

  

Nama Indonesia: Udang Windu
Nama Internasional: Tiger prawn/ Brown tiger prawn
Nama Latin: Penaeus esculentus (Haswell, 1879)

sumber: pipp.kkp

  

jenis-jenis penyu, bulu babi dan teripang

Kelompok Species Untuk Kategori Sumber Daya Perikanan Lainnya 


Nama Indonesia: Bulu babi
Nama Internasional: Edible sea urchin, Sea urchin
Nama Latin: Echinus esculentus ; Diadema setosum ; Echinotrix

  
 Nama Indonesia: Penyu Belimbing
Nama Internasional: Leatherback turtle
Nama Latin: Dermochelys coriacea

  

Nama Indonesia: Penyu Hijau
Nama Internasional: Green turtle
Nama Latin: Chelonia mydas

  
Nama Indonesia: Penyu Sisik
Nama Internasional: Hawksbill turtle
Nama Latin: Eretmochelys imbricata

  

Nama Indonesia: Tripang batukeling
Nama Internasional: Dark-blackfish sea cucumber
Nama Latin: Holothuria edulis

  

Nama Indonesia: Tripang gama
Nama Internasional: Sea cucumber
Nama Latin: Stichopus variegatus

  



Nama Indonesia: Tripang grido
Nama Internasional: Reddish sea cucumber
Nama Latin: Holothuria vitiensis

  


Nama Indonesia: Tripang kasur
Nama Internasional: Brownish sea cucumber
Nama Latin: Mulleria lecanora


  

Nama Indonesia: Tripang olok-olok
Nama Internasional: Marmorate sea cucumber
Nama Latin: Holothuria marmorata

  
Nama Indonesia: Tripang pasir
Nama Internasional: Sand sea cucumber
Nama Latin: Holothuria scabra

  


Nama Indonesia: Tripang patola
Nama Internasional: White-spotted black sea cucumber
Nama Latin: Holothuria argus




Nama Indonesia: Ubur-ubur
Nama Internasional: Moon Yellyfish
Nama Latin: Aurilia aurita



pipp.kkp

klasifikasi ikan kuwe dan tengiri papan serta alat penangkapan

Kwee
Nama Indonesia Kwee
Nama Internasional Bigeye trevally
Nama Latin Caranx sexfaciatus (Quoy & Gaimard,1825) 

Nama Lokal Bubara (PPN Ambon), Kuwe (PPN Pekalongan), Gatep (PPP Tegalsari), Sopa (PPI Paotere), Kuwe (PPS Cilacap), Gronggong (PPP Labuhan Lombok), Bobara (PPS Bitung), Kwee (PPN Sibolga), Gabua (PPS Bungus), KUWE (PPN Prigi), Putihan (PPN Brondong), KUWE (PPS Belawan), Bulat (PPN Tanjung Pandan), Ikan putih (PPS Kendari), Kwee (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin), Kwee (PPP Karangantu), Kwe (PPN Kejawanan), kwee (PPN Tual), Trakulu (PPN Pelabuhanratu), Trakulu (PPI Muara Kintap), KWEE/MANYUK (PPN Pemangkat), Kwee (PPN Ternate), KUWE (UPPPP Mayangan), Kuwe (PPP Bajomulyo), Tarakulu (PPI Batulicin), moto bongkot (UPPPP Pondokdadap), Kwee (PPS Nizam Zachman), Kwee (PPP Kupang), RAMBEUE (PPP Lampulo)
Daerah Sebar Terdapat di kawasan perairan yang memiliki subtrat pasir halus dan karang

Deskripsi Ordo Percomorphi (Sub ordo Percoidea), Famili Carangidae, Genus Caranx. Badan memanjang, gepeng, sedikit lonjong. Tapisan insang 16-18 pada busur insang pertama bagian bawah. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 9 (1 yang terdepan kecil mengarah kedepan); sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 18-21 lemah. Sirip dubur terdiri 2 jari-jari keras (lepas), diikuti 1 1 jari-jari keras dan 14-16 lemah. Bagian depan garis rusuk melengkung, lurus bagian belakangnya. Terdapat 24-34 sisik duri pada bagian yang lurus garis rusuk. Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, crustacea. Hidup di perairan dangkal, karang-karang, membentuk gerombolan kecil. Dapat mencapai panjang 75 cm, umumnya 50 cm. Warna : bagian atas kehijauan atau biru keabuan, putih perak bagian bawah. Pada jenis muda terdapat 4-7 ban lebar melintang. Kedua sirip punggungnya putih kotor dengan pinggir keputihan. Sirip ekor gelap atau sedikit kuning dengan ujung gelap. Lain-lain sirip pucat.






Ikan ini ditangkap dengan alat tangkap :


* Pukat tarik udang ganda (Double rigs shrimp trawl)
* Pukat tarik ikan (Fish net)
* Payang (tmsk. Lampara) (Pelagic danish seine)
* Dogol (tmsk. Lampara dasar, cantrang) (Demersal danish seine)
* Pukat Cincin (Purse seine)
* Jaring insang hanyut (Drift gill nets)
* Jaring insang lingkar (Encircling gill nets)
* Jaring insang tetap (Set gill nets)
* Jaring tiga lapis (Trammel net)
* Bagan perahu/rakit (Boat/raft lift net)
* Rawai hanyut lainnya selain rawai tuna (Other drift long line)
* Rawai tetap (Set long line)
* Pancing ulur (Hand lines)
* Sero (tmsk. Kelong) (Guiding barrier)
* Bubu (tmsk. Bubu ambai) (Portable trap)
* Tidak Ada Alat Tangkap ()
* Pukat tarik berbingkai (Beam trawl)
* Rawai dasar tetap (Set bottom long line)
* Pancing tegak (Vertical line (incl. Vertical long line))
* Pancing cumi (Squid Jigger)
* Pancing lainnya (Other lines)






Tenggiri papan
Nama Indonesia Tenggiri papan
Nama Internasional Indo-Pacific king mackerel

Nama Latin Scomberomorus guttatus (Bloch & Schneider, 1801)
Nama Lokal Tenggiri padi (PPI Muara Kintap), Telang Papan (PPN Pelabuhanratu), Tenggiri (PPN Sungailiat), Tenggiri papan (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin), Tenggiri papan (PPN Pemangkat), Tenggiri papan (PPS Nizam Zachman), tenggiri (PPS Belawan), Tenggiri Papan (PPN Ambon), Cenggehan (PPN Brondong)
Daerah Sebar Daerah penyebarannya terdapat di perairan pantai meliputi Singapura, Iran, India, Taiwan, Malaysia, China, Indonesia terutama di sumatra, Bangka, Jawa, Kalimantan, Mandura, Sulawesi dan Ambon
Deskripsi Ordo Percomorphi (Sub ordo Scombroidea), Famili Scombridae, Genus Scomberomorus. Bentuk badan bulat panjang, seperti serutu dan agak pipih. Mulut lebar dan terletak di ujung moncong. Badan tampa sisik. Dan terdapat 8-9 sirip tambahan di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip ekor bercabang dalam. Gigi kecil-kecil dan rata, dan pada rahang bawah lebih besar. Mulai dari sirip dada terdapat deretan noda-noda bulat yang lebih kecil dari dari pada mata membujur kebelakang melintasi garis sisi. Termasuk ikan buas, predator, hidup di daerah pantai, lepas pantai, bergerombol kecil. Makanannya ikan-ikan kecil, cumi-cumi. Warna biru di punggungnya dan warna keperakkan dibagian sisinya. Sirip punggung berwarna gelap. Biasanya terdapat tiga baris totol-totol hitam kecil, kurang teratur memanjang sisi badan. Ukuran : Panjang ikan ini dapat mecapai 82 cm dan umumnya 45-55 cm




Ikan ini ditangkap dengan alat tangkap :

* Pukat tarik ikan (Fish net)
* Payang (tmsk. Lampara) (Pelagic danish seine)
* Jaring insang hanyut (Drift gill nets)
* Jaring tiga lapis (Trammel net)
* Pancing tonda (Trowl lines)
* Pancing ulur (Hand lines)
* Bubu (tmsk. Bubu ambai) (Portable trap)
* Pancing cumi (Squid Jigger)


pipp.kkp

pancing tonda dan pancing ulur serta spesies tangkapannya

Nama Indonesia Pancing tonda
Nama Internasional Trowl lines
Deskripsi Pancing yang umumnya tanpa pemberat dan dipasang disekitar permukaan air dan ditarik oleh kapal.




Spesies yang dapat ditangkap dengan Pancing tonda :

* Madidihang (Yellowfin tuna)
* Tuna mata besar (Bigeye tuna)
* Albakora (Albacore)
* Tuna sirip biru selatan (Sothern bluefin tuna)
* Cakalang (Skipjack tuna)
* Ikan pedang (Swordfish)
* Setuhuk hitam (Black marlin)
* Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
* Tongkol krai (Frigate tuna)
* Tenggiri papan (Indo-Pacific king mackerel)
* Mako (Mackerel sharks, Makos, White sharks, Porbeagles)
* Cucut lanjam (Spinner shark)
* Lemadang (Common dolphin fish)
* Layang/Benggol (Indian scad)
* Sunglir (Rainbow runner)
* Tetengkek (Torpedo scad)
* Layang deles (Shortfin scad)
* Manyung (Giant catfish)
* Swanggi (Purple-spotted bigeye)
* Layur (Hairtails)
* Kurisi (Threadfin bream)
* Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
* Ikan napoleon (Napoleon wrasse/ Humhead wrasse)
* Setuhuk biru (Indo-Pacific blue marlin)
* Bentong (Bigeye scad)
* Layang biru (Mackerel scad)




Nama Indonesia Pancing ulur
Nama Internasional Hand lines
Deskripsi Pancing yang umum digunakan nelayan kecil dalam memancing terdiri dari tali, mata pancing, dan pemberat dengan cara hanya dengan menjatuhkan (menurunkan) mata pancing yang telah diberi umpan hingga kedalaman tertentu kemudian ditarik perlahan 2-3 meter un



Spesies yang dapat ditangkap dengan Pancing ulur :

* Madidihang (Yellowfin tuna)
* Tuna mata besar (Bigeye tuna)
* Albakora (Albacore)
* Cakalang (Skipjack tuna)
* Setuhuk hitam (Black marlin)
* Setuhuk putih (Stripped marlin)
* Tongkol krai (Frigate tuna)
* Tongkol como (Kawa-kawa/ Eastern little tuna)
* Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
* Tenggiri papan (Indo-Pacific king mackerel)
* Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
* Cucut monyet/tikus (Thresher sharks)
* Cucut lanjam (Spinner shark)
* Lemadang (Common dolphin fish)
* Layang/Benggol (Indian scad)
* Selar kuning (Yellowstripe scad)
* Sunglir (Rainbow runner)
* Kwee (Bigeye trevally)
* Tetengkek (Torpedo scad)
* Tembang (Goldstripe sardinella)
* Lemuru (Bali sardinella)
* Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
* Golok-golok (Dorab wolf-herring)
* Julung-julung (Garfish and Halfbeaks)
* Alu-alu/ Manggilala/Pucul (Great barracuda)
* Manyung (Giant catfish)
* Bawal hitam (Black pomfret)
* Swanggi (Purple-spotted bigeye)
* Layur (Hairtails)
* Kurisi (Threadfin bream)
* Belanak (Blue-spot mullet/ Blue-tail mullet)
* Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
* Pari burung (Eaglerays)
* Kerapu sunu (Leopard coralgrouper)
* Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
* Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
* Lencam (Emperors)
* Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
* Udang barong/Udang karang (Spiny lobsters)
* Rajungan (Swimming Crabs)
* Kerang hijau (Green Mussel)
* Cumi-cumi (Common squids)
* Sotong (Cuttle fish)
* Gurita (Octopuses)
* Bentong (Bigeye scad)
* Selar como (Shrimp scad)
* Selar hijau (Slender scaled scad)
* Kwee (Bluefin trevally)
* Talang-talang (Needlescale queenfish)
* Layang biru (Mackerel scad)
* Tembang (Fringescale sardinella)
* Kembung Perempuan (Short-bodied mackerel)
* Beronang lingkis (White-spotted spinefoot)
* Lolosi biru (Blue and gold fusilier)
* Kerapu karang (Blue-lined seabass)


pipp.kkp.go

Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit hati yang di sebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini termasuk virus yang membahayakan dan dapat menyebabkan kematian karena virus hepatitis C memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan dapat menghasilkan regenerasi virus yang beragam. Bahkan hingga saat ini masih belum di temukan vaksin yang dapat mencegah virus hepatitis C.

Penularan virus hepatitis C dapat terjadi melalui memakaian jarum suntik yang bergantian dan melalui darah yang telah terkontaminasi virus hepatitis C. Dalam aktivitas keseharian penularan virus hepatitis C dapat terjadi pula melalui alat pribadi yang di gunakan secara bergantian dengan penderita hepatitis C seperti sikat gigi, alat cukur, handuk dan alat manicure. Orang yang melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan atau sering berganti pasangan seks memiliki resiko terinfesi virus hepatitis C lebih besar. Namun penularan melalui ibu ke bayi saat melahirkan jarang terjadi dan kegiatan menyusui bayi juga tidak terjadi penularan virus hepatitis C.

Gejala yang sering di alami penderita hepatitis C akan sulit untuk di deteksi meskipun itu sudah lama terinfeksi, namun mungkin ada beberapa gejala yang dapat di jadikan sebagai patokan, antara lain:
  • Influenza.
  • Demam.
  • Lelah, letih dan lesu.
  • Perut terasa nyeri.
  • Warna kuning pada mata.
  • Diare.
  • Warna urine berubah.
  • Nafsu makan berkurang.
Penderita hepatitis C harus menerima perawatan lebih cepat dan intensif. Dalam masa penyembuhannya penderita memerlukan waktu yang sangat lama namun kadang kala itu tidak membantu. Untuk pengobatannya adalah dengan menghilangkan infeksi virus hepatitis C dari dalam tubuh agar penyebaran dan berkembangnya dapat di cegah karena dapat menyebabkan kerusakan hati. Ada 3 senyawa yang dapat di gunakan dalam pengobatan hepatitis C, yaitu:
  1. Interferon Alfa adalah protein yang di hasilkan oleh tubuh sebagai sistem kekebalan tubuh.
  2. Pegylated Interferon Alfa adalah penggabungan molekul yang di sebut Polyethylene Glycol dengan molekul Interferon Alfa.
  3. Ribavirin adalah obat anti virus yag penggunaannya bersamaan dengan Interferon Alfa. Ribavirin akan lebih efektif bila di kombinasikan dengan Interferon Alfa.

Sunber: Dari berbagai sumber.

rawai dasar dan Jaring insang serta Jenis Ikan tangkapan

Rawai dasar tetap 
Nama Indonesia  Rawai dasar tetap 
Nama Internasional  Set bottom long line 
Deskripsi  Pancing dengan tali panjang dan banyak mata pancing yang terpasang didasar perairan untuk menangkap ikan demersal 

Spesies yang dapat ditangkap dengan Rawai dasar tetap :

  • Tongkol krai  (Frigate tuna)
  • Tenggiri  (Narrow-barred Spanish mackerel)
  • Cucut botol  (Longnose velvet dogfish)
  • Cucut lanjam  (Spinner shark)
  • Layang/Benggol  (Indian scad)
  • Selar kuning  (Yellowstripe scad)
  • Kwee  (Bigeye trevally)
  • Tembang  (Goldstripe sardinella)
  • Lemuru  (Bali sardinella)
  • Banyar/Kembung Lelaki  (Indian mackerel)
  • Alu-alu/ Manggilala/Pucul  (Great barracuda)
  • Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong  (Needle fishes)
  • Manyung  (Giant catfish)
  • Swanggi  (Purple-spotted bigeye)
  • Gulamah/Tigawaja  (Croackers)
  • Layur  (Hairtails)
  • Kurisi  (Threadfin bream)
  • Pari kekeh  (Whitespotted wedgefishes)
  • Pari burung  (Eaglerays)
  • Kerapu sunu  (Leopard coralgrouper)
  • Kerapu bebek  (Humpback hind)
  • Ikan kakap merah/Bambangan  (Red snappers)
  • Lencam  (Emperors)
  • Beronang kuning  (Barhed spinefoot)
  • Beluseton  (Imperial angelfish)
  • Balong  (Tomato clowfish)
  • Rajungan  (Swimming Crabs)
  • Kwee  (Bluefin trevally)
  • Kembung Perempuan  (Short-bodied mackerel)
  • Pari kelelawar  (Devilrays, Mantarays)
  • Kerapu karang  (Blue-lined seabass)
  • Rejung  (Silver sillago)
  • Ikan Campuran  ()
  • Remang  (Yellow pike-conger)
  • Kakap Merah  (Red Snapper)
  • Cucut sorah  (Spot tail shark)
  • Kerapu karet  (Three lined rockcod)
  • Kakap Batu  (Triple tail)
  • Gerot-gerot  (Javelin grunter)

Jaring insang tetap 
Nama Indonesia  Jaring insang tetap 
Nama Internasional  Set gill nets 
Deskripsi  Jaring insang ini umumnya dipasang dengan menggunakan pemberat atau diikatkan pada sesuatu hingga tidak hanyut terbawa arus. 


Spesies yang dapat ditangkap dengan Jaring insang tetap :

  • Ikan layaran/Jangilus  (Indo-Pacific sailfish)
  • Tongkol krai  (Frigate tuna)
  • Tongkol como  (Kawa-kawa/ Eastern little tuna)
  • Tenggiri  (Narrow-barred Spanish mackerel)
  • Cucut botol  (Longnose velvet dogfish)
  • Cucut lanjam  (Spinner shark)
  • Lemadang  (Common dolphin fish)
  • Layang/Benggol  (Indian scad)
  • Selar kuning  (Yellowstripe scad)
  • Kwee  (Bigeye trevally)
  • Tetengkek  (Torpedo scad)
  • Teri  (Anchovies)
  • Tembang  (Goldstripe sardinella)
  • Lemuru  (Bali sardinella)
  • Banyar/Kembung Lelaki  (Indian mackerel)
  • Golok-golok  (Dorab wolf-herring)
  • Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong  (Needle fishes)
  • Manyung  (Giant catfish)
  • Kurau  (Four finger threadfin)
  • Bawal hitam  (Black pomfret)
  • Bawal putih  (Silver pomfret)
  • Gulamah/Tigawaja  (Croackers)
  • Layur  (Hairtails)
  • Peperek  (Slipmouths or Pony fishes)
  • Beloso/Buntut kerbo  (Greater lizardfish)
  • Kuniran  (Sulphur goatfish)
  • Kurisi  (Threadfin bream)
  • Belanak  (Blue-spot mullet/ Blue-tail mullet)
  • Pari kembang/Pari macan  (Stingrays)
  • Pari burung  (Eaglerays)
  • Kerapu sunu  (Leopard coralgrouper)
  • Kerapu lumpur  (Greasy rockcod/ estuary rockcod)
  • Ikan kakap merah/Bambangan  (Red snappers)
  • Kakap putih  (Barramundi, Giant sea perch)
  • Lencam  (Emperors)
  • Ekor kuning  (Redbelly yellowtail fusilier)
  • Kerong-kerong  (Crescent perch)
  • Kupas-kupas  (Wire-netting leatherjacket)
  • Sembilang karang  (Striped catfish-eel)
  • Buntel duren  (Spotted porcupinefish)
  • Udang Jerbung/Udang putih  (Banana prawn/ White shrimp)
  • Udang barong/Udang karang  (Spiny lobsters)
  • Rajungan  (Swimming Crabs)
  • Cumi-cumi  (Common squids)
  • Sotong  (Cuttle fish)
  • Tongkol abu-abu  (Longtail tuna)
  • Selar kuning  (Black banded trevally)
  • Bentong  (Oxeye scad)
  • Kwee  (Bluefin trevally)
  • Kwee  (Tille trevally)
  • Tembang  (Deepbody sardinella)
  • Tembang  (Fringescale sardinella)
  • Kembung Perempuan  (Short-bodied mackerel)
  • Kuro/senangin  (Threadfins)
  • Lolosi biru  (Blue and gold fusilier)
  • Kerapu karang  (Blue-lined seabass)
  • Selanget  (Chacunda gizard shad)
  • Udang Lainnya  (Other shrimps)
  • Ikan sebelah mata kiri  (Short pelvic flounders)
  • Udang Dogol  (Endeavour prawn/ Shrimp red greasiback)
  • Ikan Campuran  ()
  • Bangkok/Bulu Ayam  (Longshaw thryssa)
  • Remang  (Yellow pike-conger)
  • Kakap Merah  (Red Snapper)
  • Kakap Batu  (Triple tail)
  • Teros  ()

pipp.kkp.go

    Meraup Untung dari Mebel Daur Ulang


    PDF Cetak E-mail
    Kamis, 18 Maret 2010 09:09
    Memasuki hall D di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, sederetan mebel unik menyapa mata para pengunjung International Furniture and Craft Fair Indonesia 11-14 Maret 2010. Dibuatnya dari kayu-kayu tua, tapi teksturnya begitu halus, warna-warninya juga menarik dan tak norak. Desainnya juga modern sehingga pengunjung pameran tidak akan mengira jika perabot meja, kursi, dan rak-rak cantik itu berasal dari daur ulang badan kapal bekas.

    tarumasBagi kebanyakan orang, kayu-kayu tua dan bekas itu mungkin sampah tapi di tangan Pidekso, pemilik Taruemas Furniture, jadilah mereka emas. Berbekal kreativitas dan kejelian membaca peluang pasar, Pidekso membangun bisnis yang kini beromzet ratusan ribu dolar. Pasar mebel bikinannya dieskpor ke berbagai belahan dunia, terutama Eropa dan Amerika, Jepang, dan Korea.

    Di temui Tempo di sela-sela pameran IFFINA, Ahad pekan lalu, Pidekso menuturkan ide kreatif dan pengalamannya terjun di bisnis furniture yang digelutinya itu. Awalnya, produk mebel Taruemas dibuat dari kayu-kayu tebangan yang dipasok PT Perhutani. Namun, sejak dua tahun lalu, setelah mengikuti berbagai pameran dan membaca banyak literatur, ia merasakan kalau konsumen mebel di luar negeri cenderung pilih-pilih.

    “Kebanyakan pembeli internasional mintanya kayu untuk mebel bukan kayu tebangan,” kata Pidekso. Itu semua gara-gara isu pemanasan global yang tengah menjadi perhatian dunia. Pasar menuntut perhatian lebih terhadap kelestarian alam, termasuk mebel yang masuk ke wilayah Eropa, Amerika, serta Jepang dan Korea mustilah kayu tebangan bersertifikat.

    Sadar semakin banyak perhatian pada isu lingkungan, dua tahun lalu Pidekso mulai ikut-ikutan menjual mebel daur ulang. Bahan baku diperolehnya dari bekas bongkaran rumah atau vila. “Mulanya saya beli tiga mebel jadi dari kayu daur ulang buatan teman saya. Belum sampai seminggu semuanya sudah laku. Akhirnya saya pindah haluan hanya menjual mebel dari kayu daur ulang,” sambungnya.

    Mulanya, Pidekso menuturkan, banyak kesulitan dijumpainya karena memang belum punya pengalaman masuk ke wilayah jual-beli kayu bekas. Tetapi setelah survei ke Jawa, Pidekso bisa menemukan banyak pemasok dari rumah-rumah kayu reot yang akan dibongkar pemiliknya. “Mungkin mereka banyak yang merasa lebih terhormat kalau bisa bangun rumah tembok,” ujar Pidekso.

    Ternyata menjual produk-produk mebel dari kayu daur ulang justru membuat bisnis Pidekso makin moncer. Tak terpuruk saat permintaan anjlok, Pidekso membuktikan mampu bertahan saat dunia memasuki resesi ekonomi. Tahun 2008-2009, berbagai negara memang sedang diterpas krisis keuangan global. Daya beli turun dan orang cenderung menunda belanja. “

    Kalau saya masih pakai kayu tebangan biasa, pasti usaha saya begitu-begitu saja. Tetapi karena produk saya ide baru, jadi pasar masih mau terima,” tutur Pidekso. Sebagai bukti, sambungnya, tahun 2009 ekspor perusahaannya masih bertahan dengan 10 kontainer ukuran 20 kaki. Jika nilai produk per kontainer US$ 15-20 ribu maka totalnya sekitar US$ 150-200 ribu.

    Biarpun biaya produksi lebih mahal dibanding bahan baku kayu tebangan, tapi Pidekso mengaku marjin keuntungan bisnis mebel daur ulangnya justru lebih renyah. “Jadi kalau dilihat dari keuntungan, masih lebih untung bisnis kayu daur ulang,” tambah Pidekso.

    Mulai awal Januari 2010, Pidekso makin berani berkreasi dengan menambah koleksi beraneka produk yang diperoleh dari kayu kapal bekas yang didaur ulang menjadi beraneka mebel bergaya modern. “Filosofinya untuk mebel-mebel ini setelah bertahun-tahun memberi penghidupan lalu istirahat, sekarang saya buat menjadi terhormat lagi dengan menjadi mebel yang berseni,” tuturnya.

    Dalam proses produksipun Pidekso menanamkan filosofi cinta kepada anak buahnya. Ia, misalnya, meminta para tukang memasukkan unsur “hati” dalam setiap pengerjaan karya mebelnya. Dan ternyata, proses produksi malah menjadi lebih cepat karena "hati" para tukang telah nyambung dengan "jiwa" kayu-kayu yang mereka garap. Mereka menikmati kerja karena bebas berkreativitas. “Untuk buat satu kursi, hanya butuh dua hari,” tambah Pidekso.

    Setelah mengikuti pameran di Kemayoran, ia makin optimis menyambut tahun 2010. Bahkan mentarget bisa meraup omzet hingga dua kali lipat. “Selain ekonomi membaik, minat kepada mebel hasil kayu daur ulang meningkat drastis. Apalagi sekarang bisa kombinasi produk dengan olahan kayu kapal,” ujar Pidekso.

    Kayu daur ulang tetap jadi andalan. “Kepuasannya tidak terbayarkan dengan uang. Jadi tidak harus dilihat dari segi bisnis saja,” tutur Pidekso.

    Sumber:
    http://www.ciputraentrepreneurship.com/manufaktur/1456-meraup-untung-dari-mebel-daur-ulang-.html

    klasifikasi dan penyebaran ikan napoleon dan jehana

    Nama Indonesia 





    Ikan napoleon 
    Nama Internasional  Napoleon wrasse/ Humhead wrasse 
    Nama Latin  Cheilinus undulatus 
    Nama Lokal  Ikan napoleon (PPI Muara Kintap), NAPOLEON (PPN Tual), Ikan lainnya (PPN Pelabuhanratu), ikan napoleon (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin), Maming (PPN Ternate) 
    Daerah Sebar  Ikan demersal yang umumnya terdapat di perairan karang (terumbu karang) 
    Deskripsi  Ordo Percomorphi, Sub ordo Percoidea, Family Labridae, Genus Cheilinus. Bentuk tubuh memanjang agak memipih, warna agak biru kehijauan, bagian ekor berwarna gelap, bibir tebal, dan berbentuk seperti fleksibel, rahangnya lebar dan kuat, gigi taringnya tajam dan kuat terdapat sepasang gigi tambahan yang terletak di tenggorokan, mulut tidak lebar, gigi berbentuk chinus dan gigi lainnya berbentuk canus. Sirip punggung berduri keras, jumlah 9 buah yang terdapat sepanjang punggung, pada daerah vorheat (dahi) terdapat benjolan tebal, daerah preoper dan operculum bersisik halus, sisik dada besar, halus bertipe sikloid, tiap sisik terdapat garis-garis bertipe radier (melintang) dan pada garis pertumbuhan terdapat pigmen melanin dan guanin yang berwarna hijau dan biru, linea lateralis tunggal lurus, atau kadang terputus. Ekor besar dan tidak bercabang, panjang badan mencapai 180-250 cm dengan berat 150-250 kg. Sehingga ikan ini termasuk kategori berukuran besar. 

     
    Ikan ini ditangkap dengan alat tangkap :

    • Payang (tmsk. Lampara)  (Pelagic danish seine)
    • Jaring klitik  (Shrimp entangling gill net)
    • Pancing tonda  (Trowl lines)
    Ikan ini didaratkan di :

    • PPN Pelabuhanratu




    Nama Indonesia  Jenaha 
    Nama Internasional  Moses perch 
    Nama Latin  Lutjanus russelli 
    Nama Lokal  Jenaha (PPS Nizam Zachman), Jenaha (PPS Cilacap), jenaha (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin) 
    Daerah Sebar  Umumnya pada perairan pesisir dengan dasar perairan karang, lumpur dan pasir 
    Deskripsi  Ordo Percomorphi, Sub ordo Percoidea, Divisi Perciformes, Famili Lutjanidae, Genus Lutjanus. Badan memanjang, melebar, dan gepeng. Profil kepala lurus atau sedikit cekung. Bagian belakang dan bawah pra-penutup insang bergerigi. Jari-jari keras sirip punggung 11, dan 14 lemah. Sirip dubur berjari-jari keras 3, dan 8-9 lemah. Sisik-sisik pada kepala mulai di belakang mata. Deretan sisik diatas gurat sisi serong keatas . Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan invertebrata dasar. Hidup di perairan pantai sampai kedalaman 100 m. Hidup menyendiri. Dapat mencapai panjang 90 cm, umumnya 35-50 cm. Warna : bagian atas untuk jenis dewasa benar-benar merah (merah darah), putih kemerahan bagian bawah. Suatu totol hitam terdapat dibagian atas batang sirip ekor. 

    IKAN TERI

    Artikel Perikanan :

    Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh perak kehijauan atau kebiruan.

    Walaupun anggota Engraulidaei ada yang memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan panjang maksimum 5 cm.

    Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan ini ialah plankton.

    Di kawasan sekitar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, ikan ini biasa digoreng dan dihidangkan dengan sambal bersama-sama nasi hangat atau nasi lemak. Ikan ini juga dihaluskan berbentuk tepung. Di Vietnam, saus ikan - simbol tidak resmi negara itu - dibuat dengan bahan utama ikan teri.

    Jika kita mengenal istilah osteoporosis, maka kata ini sering kali menghantui setiap orang, terutama wanita yang telah memasuki masa menopause. Osteoporosis merupakan keadaan berkurangnya massa tulang sehingga tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah. Penyebabnya karena kekurangan kalsium.

    Kalsium, selain membantu mencapai massa tulang yang optimal dan mencegah patah tulang, juga bermanfaat dalam membantu pembentukan dan pemeliharaan gigi. Nah, ikan teri bisa menjadi solusi atas permasalahan Anda.

    Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium yang murah harganya dan mudah didapat sehingga bisa menjangkau seluruh kalangan. Berdasarkan Nutry Survey Indonesia, kandungan kalsium ikan ini lebih tinggi daripada susu. Kandungan lain yang menonjol dari ikan ini adalah kandungan energinya, yaitu protein 74 persen dan lemak 26 persen.

    Meski ikan ini termasuk paling tinggi kalsiumnya, penyerapan kalsiumnya oleh tubuh tidak sebaik penyerapan kalsium dari susu dan produk olahannya. Karena susu mengandung laktosa yang membantu penyerapan kalsium. Pada ikan ini tidak mengandung zat tersebut.

    Kalsium dari ikan teri dapat bermanfaat jika tubuh mengkonsumsinya secara langsung. Pasalnya, di dalam tubuh kalsium bekerja sama dengan laktosa dan vitamin D untuk pembentukan massa tulang, serta dengan kalium untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini terjadi karena cara mengkonsumsi ikan ini dimakan bersama tulangnya.

    Pada bahan makanan hewani dikonsumsi bersama tulangnya yang memiliki kandungan kalsium yang tinggi. Dan makan ikan ini merupakan sumber kalsium tertinggi. Kalsium sendiri merupakan kandungan utama dalam struktur pembentukan tulang.

    Meski ikan teri bagus dikonsumsi untuk mencegah osteoporosis, namun mereka yang menderita asam urat harus waspada. Pasalnya, kandungan protein yang tinggi membuat hasil metabolisme dari protein berbentuk purin yang akan meningkatkan kandungan asam urat dalam darah.

    Sebaiknya ikan ini tidak terlalu sering dikonsumsi oleh mereka yang memiliki penyakit asam urat. Tapi bisa disiasati dengan minum air putih yang banyak, sekitar 10 gelas per hari, agar purin yang dihasilkan dari metabolisme protein ikan terbuang melalui urine.

    Sumber : push click

    Manfaat Ikan teri,
    Benar nggak kadang kita menyepelekan yang namanya ikan teri, karena bentuknya yang kecil atau karena tidak elit.

    Ternyata dari beberapa jenis ikan teri yang saya ketahui ikan teri nasi atau teri medan dan ikan teri jengki. Ikan teri jengki(Stolephorus insularis) adalah yang termasuk populer. Walaupun ikan teri itu sangat kecil ternyata mempunyai banyak manfaat jika kita benar dalam memasak dan memilihnya. Nggak percaya? coba simak yang berikut ini:

    Ikan teri Bisa mencegah osteporosis, Salah satunya yang dianjurkan mengonsumsi ikan teri, sayur-sayuran, dan buah-buahan setiap hari untuk mencegah keropos tulang (osteoporosis) di masa tua.

    Bahkan ikan teri jengki mengandung kalsium dan fluor dalam bentuk senyawa CaF2 dalam konsentrasi yang cukup besar.

    “Saat ini rata-rata penduduk Indonesia hanya mengonsumsi 254 mg kalsium per hari, padahal kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari per orang untuk memperkuat tulang,” katanya. Oleh karena itu, harus memperbanyak makanan yang banyak mengandung kalsium seperti halnya ikan teri.

    Komposisi 100 gr / 1 ons ikan teri :
    •Protein 33,40%
    •Lemak 3,00%
    •Fosfor 1,50%
    •Besi 0,0036%
    •Vitamin B1 0,15 mg %
    •Energi 77 kkal
    •Kalsium 500 mg – 1200 mg
    •Vit A RE 47

    Masih meremehkan Ikan teri?

    Sumber : push here

    Browser : soelistijono

    Tips Membedakan Kenari Jantan dan Betina

    Kenari Jantan:
    1. Mempunyai dubur yang runcing/lancip (mutlak). Ini yang sering disebut sebagai "pen"
    2. Kicaunya/ngocehnya bervolume lebih lantang/keras dan lebih panjang daripada kenari betina
    3. Jika masih berumur muda (1-4 bln) kenari jantan akan lebih sering ngriwik daripada kenari betina
    Kenari Betina:
    1. Mempunyai dubur yang realatif tumpul (mutlak). Jika dalam masa birahi/siap kawin maka bagian perut betina akan terlihat lebih mengembang daripada perut kenari jantan
    2. Betina pun kadang bisa ngoceh, namun yang paling membedakan adalah biasanya kenari betina memiliki volume ralatif jauh lebih pelan daripada kenari jantan dan durasi yang pendek
    3. Kerap kali saat berumur muda kenari betina jarang ngriwik

    Semoga tulisan ini dapat membantu rekan-rekan semua.

    Salam
    Citra Jevan

    PETIS UDANG


    Artikel Perikanan :

    Petis udang sebenarnya bukan merupakan suatu jenis makanan, tapi mampu membuat suatu makanan lebih nikmat untuk disantap. Yang paling terkenal adalah tahu goreng. Kita bisa menggoreng tahu tanpa menggunakan bumbu sedikitpun. Jadi rasanya tentu akan menjadi hambar. Namun bagaimana bila tahu tersebut dimakan dengan saus yang terbuat dari udang ini. Jangan tanya rasanya. Bisa lebih lezat bila dibanding dengan jenis bumbu apapun juga.

    Apalagi bila tahu tersebut masih dalam keadaan hangat, maka nikmatnya akan makin bertambah. Lidah seakan dimanjakan bukan oleh tahu yang masuk kedalam mulut, namun karena peran dari petis udang yang warnanya hitam legam namun mampu melezatkan semua jenis makanan itu.

    Dan selain tahu, masih ada jenis makanan lain yang ketika disantap bisa ditemani oleh petis udang. Ada ayam goreng, bakwan, bakmi goreng, daging bakso, nasi goreng dan lain-lain. Saus ini memang setia untuk menemani siapa saja, terutama makanan yang memasaknya dengan cara digoreng. Ditanggung, rasanya akan berbeda dan lezatnya tiada banding.


    Cara membuat petis udang

    Kebanyakan orang ketika menyantap suatu makanan dengan petisudang, pasti mendapatkannya dengan cara membeli. Padahal cara membuat petis ini sebenarnya gampang dan tidak begitu ribet.

    Hal pertama kali yang harus dilakukan ketika membuat petis udang adalah mempersiapkan bahannya. Yaitu udang yang masih utuh. Namun bila harga udang dirasa terlalu mahal, kita bisa menggunakan kepala atau kulit udang yang harganya tentu jauh lebih murah dan hermat.

    Setelah itu siapkan pula bahan untuk bumbunya, yaitu gula pasir atau jawa dan garam. Tidak lupa juga harus disediakan tepung tapioka atau beras. Bila kedua tepung ini tidak ada, bisa diganti dengan tajin. Yaitu air kental yang bisa didapat ketika sedang menanak nasi. Setelah semuanya tersedia dan siap, maka kita bisa memulai proses pembuatan.

    Petis udang bisa dibuat dengan menggunakan dua cara. Cara pertama adalah bila kita menggunakan daging udang yang utuh. Udang tersebut dicuci hingga bersih dan tidak amis lagi. Setelah itu dilembutkan dengan cara ditumbuk dengan alu atau cobek lalu diremas dengan menggunakan tangan dan dikasih air kemudian disaring.

    Lakukan hal tersebut hingga tiga kali. Untuk pedoman, setiap setengah kilogram udang maka air yang dibutuhkan adalah satu liter untuk setiap satu proses. Karena prosesnya tiga kali, maka airnya juga butuh tiga liter.

    Bila proses penyaringan sudah selesai, maka air tersebut dikasih bumbu dan dipanaskan hingga bentuknya menjadi kental dan berwarna hitam. Tambahkan tepung tapioka atau beras maupun tajin bila ingin bentuk yang lebih kental. Bila sudah matang matikan api dan tunggulah beberapa saat. Bila sudah dingin, petis udang yang sudah matang ini bisa disimpan di dalam botol atau wadah lainnya.

    Sedangkan cara yang kedua adalah bila bahan yang digunakan adalah kepala dan kulit udang. Caranya juga sama, namun air yang boleh digunakan maksimal hanya dua liter saja untuk tiga kali proses. Selamat mencoba resep ini.

    Sumber : Clik here

    I. Langkah Kerja

    A. Bahan Baku dan Bumbu

    1.Petis udang /ikan adalah hasil pengolahan kaldu / sari udang atau ikan yang diberi bumbu-bumbu,sehingga berbentuk pasta yang berwarna cokelat kehitaman dan mempunyai aroma yang khas.
    Petis dapat dibuat dari :
    - Udang / ikan
    - Sisa-sisa udang pemanfaatan limbah kepala dan kulit dan
    - Sari ikan dari pembuatan pindang

    2. Bumbu

    Pada pembuatan petis ikan dan udang, bumbu-bumbu yang ditambahkan adalah gula merah / putih dan garam. Untuk mempercepat proses pengentalan dan memperbaiki konsentrasi dapat ditambah bahan-bahan pengental, seperti tepung beras, tapioka atau air tajin.

    B. Proses Pengolahan

    ada 2 cara pengolahan petis, yaitu yang berasal dari sari udang dan daging udang / ikan

    1.Cara pengolahan petis dari sari udang

    a.Bersihkan dan cuci udang / sisa-sisa kepala dan kulit udang
    b.Rebus dengan air hingga mendidih ( untuk 0,5 kg udang direbus dalam 2 liter air selama 40 – 45% menit )
    c.Saring air rebusan tersebut dan beri bumbu-bumbu, seperti : gula dan garam
    d.Panaskan kembali hingga mengental dan berbentuk pasta
    e.Dinginkan dan masukkan dalam wadah plastik atau botol

    2. Cara pengolahan dari daging udang / ikan

    a.Udang dicuci bersih dan ditumbuk halus kemudian diremas-remas dengan tangan sambil diberi air dan disaring
    b.Lakukan pekerjaan ini sampai 3 kali
    c.Sebagai pedoman, untuk 0,5 gr udang diperlukan 3 liter air yang pengunaannya bertahap sebanyak 3 kali yang diperlakukan sama sepertu di atas
    d.Hasil saringan dipanaskan sambil diberi bumbu garam dan dan gula merah secukupnya sampai mengental
    e.Dinginkan dan tempatkan dalam wadah plastik / botol

    C. Penyajian

    Biasanya petis dikonsumsi sebagai bumbu sambal pada rujak buah /sayur, sebagai teman makan tahu atau juga untuk bumbu tambahan pada nasi goreng.

    Sumber : Clik here


    Aspek Produksi Petis Udang

    Limbah udang / kepala udang dapat diolah dan merupakan bahan baku pembutan petis salah satu produk industri kecil yang telah banyak dikenal dan makin digemari oleh masyarakat kita, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen perlu kiranya diimbangi dengan usaha–usaha peningkatan produksi dan mutu yang baik. Di banyak daera di Indonesia khususnya di provinsi Kalimantan Timur, produksi udang makin meningkat, baik hasil tangkapan nelayan di laut, sungai, maupun hasil budidaya tambak.
    Limbah kepala udang sebagian besar belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk mengoptimalkan manfaat dan nilai ekonomis dari limbah udang tersebut, maka dalam uraian ini akan dijelaskan cara pengolahan petis, aspek teknis, aspek ekonomis dan keuangan. Melihat peralatan yang digunakan sangat sederhana serta modal yang relatif kecil, maka usaha ini dapat dilakukan oleh masyarakat nelayan dipedesaan.
    Jika diasumsikan kita akan berproduksi dengan kapasitas produksi petis udang 16 kg perhari atau 4800 kg/th, dengan hasil 48.000 pak (botol)/tn (1 pak = 1/10kg), maka bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan adalah 15 kg kepala udang (5 kg babonan petis), 16 ons garam, 8 kg tepung tapioka, 16 kg gula pasir, dan bahan pewarna secukupnya / hari. Ini akan menghasilkan 16 kg petis udang. dan kerusakan diasumsikan 10%, sehingga yang dapat dijual hanya 90% saja.
    A) Bahan Baku dan Bahan Penolong
    Bahan baku utama industri pengolahan petis adalah limbah yang berupa kepala udang, rinciannya adalah :

    No
    Jenis
    Kebutuhan
    Satuan
    1
    Kepala Udang
    15
    Kg
    2
    Gula Pasir
    16
    Kg
    3
    Air
    7.5
    Liter
    4
    Bawang Putih
    20
    Kg
    5
    Garam ber Yodium
    16
    Pak
    6
    Kantong Plastik
    1
    Pak
    7
    Tepung Tapioka
    8
    Kg
    8
    Minyak Tanah
    10
    Liter

    B) Peralatan yang digunakan
    Peralatan yang digunakan jumlahnya tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan dilaksanakan. Jenis peralatan yang digunakan antara lain :

    No
    Jenis
    Kebutuhan
    Satuan
    1
    Panci / wajan
    4
    Buah
    2
    Baskom Plastik
    4
    Buah
    3
    Ember Plastik
    4
    Buah
    4
    Gilingan Udang
    1
    Buah
    5
    Saringan
    4
    Buah
    6
    Pisau
    4
    Buah
    7
    Sendok
    4
    Buah
    8
    Timbangan
    2
    Buah
    9
    Plastik sealer
    1
    Buah
    10
    Kompor
    2
    Buah

    C) Proses Produksi / Pegolahan
    Sebenarnya proses pembuatan petis ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembuatan babonan petis dan tahap pembuatan petis.
    C.1 Proses pembuatan babonan petis
    1) Pencucian
    Bahan mentah (kepala udang) harus dicuci bersih. Pencucian tidak bersih akan memberikan kesempatan berkembangnya bakteri pembusuk pada bahan mentah yang diolah, sehingga produk yang dihasilkan akan mempunyai mutu rendah.
    2) Penumbukan / penggilingan
    Penumbukan / penggilingan dimaksudkan untuk mendapatkan udang yang sebanyak–banyaknya. Penumbukan yang halus selain berpengaruh pada jumlah sari juga terhadap hasil babonan.
    3) Penyaringan/pemerasan
    Penyaringan/pemerasan dimaksudkan untuk memisahkan antara sari dan ampasnya.
    4) Pengentalan
    Sari udang yang diperoleh dari hasil penyaringan, kemudian dimasak sampai kental. Hasil yang diperoleh ini disebut babonan petis. Proses pengentalan ini dapat juga ditambah gula.
    Secara umum bagan proses pembuatan babonan petis sbb :
    •  Kepala udang
    •  Penumbukan/Penggilingan
    •  Penyaringan/pemerasan
    •  Pengentalan
    •  Babonan petis.
    C.2 Proses pembuatan Petis
    Proses pembuatan Petis
    Perbandingan bahan adalah sebagai berikut :
    Babonan : Gula : Garam : Tepung : Air = 3 : 10 : 1 : 5 : secukupnya
    1) Membuat Larutan Gula dan Garam
    Gula dan garam dimasukkan ke dalam air secukupnya sampai semua garam dan gula larut.
    2) Membuat Adonan
    Tepung dilarutkan dengan sedikit air, kemudian dimasukkan ke dalam larutan garam dan gula tadi.
    3) Pencampuran dan Pemasakan
    Sambil adonan dipanaskan dan diaduk terus, babonan petis dimasukkan. Pemanasan dilakukan sampai campuran/adonan tersebut mengental.

    Hal-hal yang harus diperhatikan.
    • Tepung yang digunakan sebaiknya tepung gaplek sebab nilai kalori, Karbohidrat kadar protein dan kadar lemaknya lebih tinggi dari pada tepung onggok.
    • Tepung tersebut dimasak dengan air terlebih dahulu, kemudian dibiarkan selama 3 hari baru ditambahkan pada pembuatan petis yang akan diolah.
    • Dianjurkan kadar gula dalam petis minimum 45%, sebab fungsinya sebagai bahan pengawet.
    • Pemakaian garam hendaknya garam beryodium.
    • Makin banyak babonan petis yang digunakan akan makin mempertinggi kadar protein dalam petis.
    D). Pencegahan Pencemaran Lingkungan.
    Limbah bahan baku berupa kulit udang dan lain-lain, dibuang ke dalam sebuah lubang sedalam 20 m, dengan panjang 2 m x 2 m. Bila lubang tersebut telah penuh, ditutup kembali dengan tanah kemudian dibuatkan lagi lubang serupa. Dengan demikian tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat adanya usaha ini. Daging udang dapat diolah kembali sedemikian rupa menjadi kerupuk udang.
    Sumber : Clik here
    Browser : Soelistijono